Indonesia Pada Masa Hindu-Budha
Bukti lainnya adalah adanya tulisan dengan huruf palawa yang pada prasasti Yupa dan bahasa yang
digunakan yaitu sansekerta. Secara keseluruhan isi yupa menceritakan proses
upacara kurban yang diadakan Raja Mulawarman. Dia seorang raja besar yang sangat mulia dan ter-
kemuka yang pada masanya Dia memberikan 1000 ekor sapi sebagai hadiah kepada para brahmana.
Dari sini dapat dianalisis bahwa masyarakat Kutai makmur dan bermata pencaharian sebagai petani
dan berternak.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa yang dipengaruhi kebudayaan
Hindu. Letaknya di Jawa Barat dan diperkirakan berdiri kurang lebih abad ke–5 M. Sumber sejarah
mengenai kerajaan Tarumanegara dapat diketahui sumber luar negeri dan dalam negeri. Sumber luar
negeri berasal berita Cina. Berita tersebut berupa catatan perjalanan seorang penjelajah Cina bernama
Fa-Hien pada awal abad ke-5 M. Dalam bukunya Fa-Kuo-Chi, ia membuat catatan, bahwa di Ye-Po-Ti
banyak dijumpai orang-orang Brahmana. Menurut para ahli yang dimaksud dengan Ye-Po-Ti adalah
Jawadwipa atau Pulau Jawa atau Tarumanegara. Berita Cina lainnya berasal dari catatan Dinasti Sui,
yang menerangkan bahwa telah datang utusan dari To-lo-mo yang menghadap Kaisar di negeri Cina pada
tahun 528, 535, 630, dan 669. Sesudah itu, nama To-lo- mo tidak terdengar lagi. To-lo-mo itu diidentiikasikan
sebagai kerajaan Taruma Tarumanegara. Sumber lain mengenai keberadaan kerajaan
Tarumanegara yang berasal dari dalam negeri adalah berupa prasasti-prasasti yang ditinggalkannya.
Prasasti yang telah ditemukan sampai saat ini ada tujuh buah. Berdasarkan prasasti inilah dapat diketahui
bahwa kerajaan Tarumanegara telah mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu. Prasasti itu
menggunakan hurup Pallawa dan bahasa Sansekerta. Dengan demikian, Kerajaan Tarumanegara seperti
halnya Kerajaan Kutai mendapat pengaruh dari kerajaan Hindu yang ada di India Selatan. Berikut ini
ketujuh buah prasasti tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Prasasti Ciaruteun, ditemukan di dekat muara
Cisadane. Pada prasasti ini terdapat cap sepasang telapak kaki raja Purnawarman seperti kaki Dewa
Wisnu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
2. Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di Cibungbulang, Bogor. Didapatkan pula cap berupa telapak kaki
gajah sebagai symbol telapak gajah Airwata kendaraan Dewa Wisnu.
3. Prasasti Jambu, ditemukan di Bukit Koleangkak yang berisi sanjungan kepada raja.
4. Prasasti Tugu, ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara yang merupakan prasasti
terpanjang dan terpenting. Isinya menjelaskan tentang penggalian saluran Gomati sepanjang
6112 tumbak atau ± 12 Km pada masa ke-22 tahun pemerintahan Purnawarman dan dapat
diselesaikan dalam waktu 21 hari. Untuk merayakannya, raja menghadiahkan 1000 ekor
sapi kepada para Brahmana. 5. Prasasti Pasir Lebak, isinya pujian kepada raja,
6. Prasasti Pasir Awi, dan 7. Prasasti Muara Cianteun.
Berdasarkan sumber-sumber tersebut, baik prasasti yang ditemukan di Jawa Barat maupun berita-berita
dari Cina, dapatlah diperoleh gambaran mengenai kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara
pada masa itu. Mata pencaharian penduduknya adalah berpetani dan berdagang. Barang apa yang
diperdagangkan, menurut berita yang ditulis Fa- Hien adalah perdagangan cula badak, kulit penyu
dan perak. Fa-Hien juga menjelaskan penganut agama Hindu jauh lebih banyak dibandingkan yang
menganut agama Budha.
c. Kerajaan Sriwijaya