Permukaan Bumi
sedimen dan batuan malihan atau metamorf. Batuan tersebut semuanya berasal dari ”induk” yang sama
yaitu magma.
1. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk ketika magma yang bergerak ke permukaan bumi mengalami proses
pendinginan. Batuan beku ada yang terbentuk sebelum sampai ke permukaan bumi, ada pula yang terbentuk
setelah sampai ke permukaan bumi. Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi memiliki kristal
yang bentuknya sempurna dan besar-besar. Hal ini terjadi karena proses pembekuan magma yang sangat
lambat sehingga cukup waktu untuk membentuk kristal secara sempurna. Sebaliknya, batuan beku
yang terbentuk setelah sampai di permukaan bumi memiliki kristal yang halus, bahkan sama sekali tidak
berkristal. Hal ini terjadi karena magma yang sangat panas kemudian membeku secara secara cepat setelah
sampai di permukaan bumi. Akibatnya, tidak ada waktu bagi magma untuk membentuk kristal secara
sempurna.
Gambar 1.26
Contoh-contoh batuan beku a batu granit,
b batu obsidian, dan c batu andesit.
a b
c
2. Batuan Sedimen
Batuan beku yang telah terbentuk, selanjutnya mengalami pelapukan dan penghancuran oleh
tenaga asal luar atau eksogen, seperti air, suhu udara, penyinaran matahari, akar tumbuhan dan lain-lain.
Hasil pelapukan kemudian diangkut dan diendapkan di tempat baru sehingga terbentuklah batuan endapan
atau batuan sedimen.
Batuan sedimen dapat dibedakan berdasarkan kriteria proses pembentukan dan tenaga alam yang
mengangkutnya. Berdasarkan proses pembentukan- nya, dapat dibedakan menjadi:
a. Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang susunan kimiawinya sama dengan
batuan asal. Artinya, batuan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran sebagai akibat proses pelapukan
dan penghancuran selama dalam proses pengendapan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial untuk Kelas VII
di tempat baru. Dalam perjalanannya, batuan tersebut mengalami benturan dengan batuan sehingga hancur
atau semakin kecil ukurannya menjadi kerikil, pasir, dan lumpur.
b.. Batuan sedimen kimiawi
Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena adanya proses kimia pada saat pengendapannya,
seperti oksidasi, dehidrasi, penguapan, pelarutan, dan lain-lain. Sebagai contoh, di daerah berbatu kapur atau
gamping, air hujan yang mengandung CO2 meresap melalui rekahan. Selama melewati rekahan, air hujan
yang mengandung CO2 larut dengan batu kapur CaCO3, sehingga membentuk larutan CaHCO32.
Larutan kapur tersebut kemudian membentuk stalaktit dan stalagmit.
CaCO
3
+ H
2
O + CO
2
CaHCO
3 2
c. Batuan sedimen organik
Batuan sedimen ini terbentuk karena dalam proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme
seperti bekas rumah atau cangkang, bangkai binatang laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang,
lapisan humus, kotoran burung guano dan lain-lain.
Batuan sedimen juga dapat dibedakan berdasar- kan tenaga pengangungkutnya. Berdasarkan tenaga
pengangkutnya, batuan sedimen dapat dikelompok- kan menjadi:
1. batuan sedimen aeolik oleh tenaga angin. 2. batuan sedimen akuatik oleh tenaga air.
3. batuan sedimen glasial oleh tenaga es. 4. batuan sedimen marin oleh tenaga air laut.
Sumber: www.e-dukasi.net
Gambar 1.27
Contoh-contoh batuan sedimen
a batupasir b batu konglomerat
c batu kapur
3.. Batuan MalihanMetamorf