Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
gunung api meletus yang mengeluarkan magma yang sangat panas. Kita juga dapat menyaksikan bagaimana
meluapnya lumpur panas Lapindo di Porong Sidoarjo dari dalam perut bumi. Contoh tersebut membuktikan
bahwa bagian dalam perut bumi masih berupa zat cair yang sangat panas.
Sebelum adanya kehidupan manusia, bumi ini mengalami perubahan-perubahan. Proses perubahan
itu terbagi atas beberapa fase-fase atau zaman. Perubahan dari satu zaman ke zaman berikutnya
memakan waktu yang cukup lama, sampai jutaan tahun. Pembagian zaman perubahan-perubahan bumi
menurut geologi meliputi arkaikum, palaeozoikum, mesozoikum, dan neozoikum atau kenozoikum.
Zaman kenozoikum ini terbagi dalam dua bagian, yaitu zaman tersier dan kwarter. Pada zaman kwarter
inilah mulai ada tanda-tanda kehidupan manusia.
Info Sosial
Menurut Ilmu Geologi ilmu yang mempelajari kulit bumi, perkembangan bumi terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.
1. Arkaikum
Zaman ini berumur kira-kira 2500 juta tahun. Pada saat itu bumi masih belum dingin. Udara masih panas sekali. Kulit bumi masih dalam proses
pembentukan. Belum ada tanda-tanda kehidupan.
2. Palaeozoikum
Zaman ini diperkirakan berumur 340 juta tahun. Pada zaman ini sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan. Binatang-binatang yang kecil mikro
arganisme sudah ada. Juga binatang yang tidak bertulang punggung, bahkan beberapa jenis ikan, amibi dan reptil sudah mulai ada. Karena
keadaan bumi masih berubah-ubah maka keadaan kehidupan masih sulit untuk meningkat.
3. Mesozoikum
Zaman ini berumur kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman ini kehidupan di bumi semakin berkembang. Binatang-binatang pada masa itu mencapai
bentuk yang besar sekali. Antara lain Dinosaurus panjangnya 12 meter, Atlantosaurus
panjangnya 30 meter. Jenis burung sudah mulai ada. Zaman ini disebut pula dengan zaman reptil, karena pada zaman jenis binatang
reptil yang paling banyak sekali.
4. Neozoikum atau Kenozoikum
Zaman ini berlangsung kira-kira 60 juta tahun. Keadaan bumi pada zaman ini menjadi baik. Perubahan cuaca tidak begitu besar walaupun zaman
es masih ada. Kehidupan berkembang dengan pesat sekali. Zaman ini dibagi menjadi beberapa zaman, antara lain:
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kehidupan Manusia Pada Masa Pra-Aksara di Indonesia
Kala plestosin merupakan zaman yang sangat penting, sebab pada zaman itulah manusia mulai
muncul di muka bumi. Kala plestosin berlangsung kira-kira dari 3 juta sampai 10.000 tahun sebelum
masehi. Pada masa ini terjadilah masa perluasan lapisan es di kutub. Beberapa daratan yang berdekatan
dengan kutub Utara tertutup es. Terjadilah suatu perubahan suhu yang memengaruhi keadaan
kehidupan. Di daerah-daerah yang jauh dari kutub tidak terjadi pembekuan, tetapi terjadi musim
penghujan yang hebat.
Keadaan bumi belum stabil benar. Terjadi letusan-letusan gunungapi, erosi, pengendapan, dan
pengangkatan pegunungan-pegunungan. Letusan gunung berapi mengakibatkan terjadinya timbunan
batuan, kerikil, lahar, lava maupun abu, baik di daratan maupun di laut. Ada gerakan di dalam bumi
gerakan endogen dan dari luar bumi gerakan eksogen. Pegunungan atau daratan yang mula-mula
di bawah laut merupakan dasar laut dangkal semakin terangkat ke atas. Hal ini mengakibatkan daratan
semakin luas sebagai tempat hidup.
Bagaimanakah yang terjadi pada kepulauan di Indonesia pada saat itu? Kepulauan Indonesia
bagian barat mula-mula bersatu dengan Benua Asia, sedangkan kepulauan bagian timur bersatu dengan
Benua Australia. Kemudian bagian-bagian tersebut terpisah karena naiknya permukaan laut.
Daratan yang menghubungkan Indonesia dengan Australia terputus dan menjadi laut kembali
dikarenakan naiknya permukaan air laut yang disebabkan es di kutub mencair. Bekas daratan yang
menghubungkan Indonesia bagian barat dengan benua Asia sekarang menjadi lautan paparan Sunda.
a. Tertier Pada zaman ini ditandai dengan semakin berkurangnya binatang
raksasa. Famili binatang menyusui sudah mulai ada. Beberapa jenis monyet dan kera telah mulai hidup.
b. Kwarter Zaman kwarter berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu.
Pada zaman ini telah ada tanda-tanda kehidupan manusia. Bagian- bagian zaman ini disebut dengan istilah kala. Zaman ini dibagi
dalam dua bagian yaitu kala plestosin dan kala holosin.
Sumber: www.cedhas.wordpress.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
Adapun bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan Benua Australia
disebut paparan sahul. Antara Asia dan Australia memiliki iklim
yang berbeda. Benua Asia memiliki iklim yang mengandung curah hujan yang tinggi, sedangkan di
Benua Australia memiliki iklim yang kering. Tidak mengherankan apabila letak geografis tersebut
memengaruhi iklim di Indonesia. Bagian barat kepulauan Indonesia mendapat pengaruh angin dari
Asia yang membawa curah hujan sehingga curah hujan tinggi. Sedangkan Indonesia Timur mendapat
pengaruh angin dari Australia yang kering sehingga curah hujan sedikit. Karena kurangnya hujan maka
daerah Indonesia Timur menjadi kering.
Alam merupakan tempat kehidupan mahluk dan tumbuhan termasuk manusia. Perubahan yang terjadi
pada alam berpengaruh terhadap kehidupan mahluk dan tumbuhan. Mahluk hidup akan senantiasa beradaptasi
terhadap perubahan iklim. Binatang-binatang yang hidup di daerah yang dingin mengembangkan bulu-
bulunya untuk menahan dingin. Adapun di daerah yang panas, binatang-binatang memiliki bulu yang
jarang dan sedikit.
Bagaimanakah dengan perkembangan awal manusia di Indonesia? Asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia berlatar belakang juga pada perubahan alam.Menurut para ahli, manusia pertama
di Indonesia berasal dari Asia. Perubahan-perubahan alam tersebut berakibat pada terjadinya migrasi
manusia.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Peta 2.1
Peta jalur migrasi penduduk awal yang menenmpati
wilayah nusantara.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kehidupan Manusia Pada Masa Pra-Aksara di Indonesia
Pengaruh musim dari kedua benua Asia dan Australia memengaruhi migrasi melalui pelayaran.
Dengan menggunakan perahu yang sangat sederhana kelompok-kelompok manusia melakukan perjalanan
mengikuti arah musim. Orang Indonesia zaman pra- aksara dengan perahu-perahunya yang sederhana
telah mengarungi samudera yang luas dalam mencari tempat-tempat pemukiman baru. Pada sekitar tahun
2000 sebelum masehi terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa Melayu-Austronesia
Melayu Kepulauan Selatan. Melayu-Austrononesia ialah suatu ras Mongoloid yang berasal dari daerah
Yunan di Cina Selatan. Dari tempat itu mereka menyebar ke daerah-daerah hilir sungai besar di
teluk Tonkin. Pada sekitar 200 SM, mereka pindah menyebar ke daerah-daerah Semenanjung Malaya,
Indonesia, Filipina, Formosa, pulau-pulau Lautan Teduh sampai ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari
Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap sebagai asal mula nenek moyang bangsa Indonesia.
Gambar 2.1
Kapak bahu, salah satu alat yang digunakan manusia
pada zaman batu.
Sumber: www.pacitan.go.id
C. Pembagian Zaman Pra-
Aksara
Berdasarkan benda-benda peninggalan yang ditemukan, masa pra-aksarapra-sejarah dibagi
menjadi: 1. zaman batu, yaitu zaman ketika manusia mulai
mengenal alat-alat yang terbuat dari batu. Pada zaman ini, bukan berarti alat-alat dari kayu atau
bambu tidak dibuat. Alat yang terbuat dari bahan kayu atau bambu mudah rapuh, tidak tahan lama
seperti dari batu, bekas-bekas peninggalannya tidak ada lagi.
Zaman batu ini dibagi lagi atas beberapa periode,
yaitu: a. zaman batu tua Palaelithkum;
b. zaman batu tengah Mesolithikum; c. zaman batu muda Neolithikum;
d. zaman batu besar Megalithikum.
2. Zaman logam, yaitu zaman sewaktu manusia sudah mampu membuat alat-alat perlengkapan
hidupnya dari logam. Teknik pembuatan alat- alat dari logam ini dengan cara melebur terlebih
dahulu bijih-bijih logam yang nanti dituangkan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII
dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Dengan demikian, zaman logam ini
tingkat kehidupan manusia sudah lebih tinggi daripada zaman batu. Zaman logam dibagi
atas: a. zaman tembaga,
b. zaman perunggu, dan c. zaman besi.
Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup
pada zaman pra-aksara atau prasejarah. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan manusia pada
masa pra-aksara dapat kita ketahui dari fosil atau bekas-bekas manusia yang membatu yang ditemukan
dalam lapisan bumi plestosin. Indonesia termasuk salah satu negara tempat dimana ditemukan fosil
dan artefak manusia purba. Ilmu bantu sejarah untuk meneliti fosil manusia, tumbuhan, dan hewan ini
adalah paleontologi. Adapun ilmu yang mempelajari manusia purba adalah paleoantropologi.
D. Manusia Pra-Aksara di
Indonesia
Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia memiliki usia yang sudah tua, hampir sama dengan
penemuan manusia purba di negara-negara lainnya di dunia. Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili
penemuan manusia purba di daratan Asia. Daerah penemuan manusia purba di Indonesia tersebar di be-
berapa tempat, khususnya di Jawa. Penelitian tentang manusia purba di Indonesia telah lama dilakukan.
Para peneliti itu antara lain: Eugene Dubois, G.H.R Von Koenigswald, dan Franz Wedenreich. Berikut
ini jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
1. Pithecantropus Erectus
Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda bernama Eugene Dubois pada tahun
1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi Madiun. Pithecanthropus
Erectus diambil dari kata pithekos = kera, anthropus = manusia, erectus = berjalan tegak. Jadi Pithecanthropus
Erectus artinya manusia-kera yang berjalan tegak. Jenis manusia ini menurut para ahli kemampuan
Gambar 2.2
Eugene Dubois, Sarjana pertama yang meneliti
manusia purba di Indonesia.
Sumber: Lukisan Sejarah,
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kehidupan Manusia Pada Masa Pra-Aksara di Indonesia
Sumber: www.g-o.de
Gambar 2.3
Tengkorak Pithecanthropus Erectus yang di temukan
Eugene Dubois.
berpikirnya masih rendah karena volume otaknya 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern
lebih dari 1000cc. Kemudian kalau dibandingkan dengan kera, volume otak kera tertinggi 600 cc. Jadi,
jenis manusia purba ini belum mencapai taraf ukuran otak manusia modern. Diperkirakan jenis manusia ini
hidup antara 1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada zaman paleolithikum zaman batu tua.
Fosil sejenis Pithecantropus lainnya ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 di dekat
Mojokerto. Dari gigi tengkorak diperkirakan usia fosil ini belum melebihi usia 5 tahun. Kemungkinan
tengkorak tersebut anak dari Pithecanthropus Erectus dan von Koenigswald menyebutnya dengan nama
Pithecantropus Mojokertensis. Von Koenigswald di tempat yang sama menemukan fosil yang diberi nama
Pithecantropus Robustus.
2. Meganthropuis Paleojavanicus