Gambar 27. Hasil sentrifugasi supernatan yang telah ditambahkan metanol
G. Penetapan Laju Disipasi
Keberadaaan antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam sediaan diukur dengan menggunakan spektrofotometri visibel. Hal ini dikaitkan dengan
ekstrak kelompok rosella yang memiliki ciri-ciri sebagai pewarna alami. Senyawa antosianin merupakan sumber pewarna alami yang terdapat pada kelopak rosella
yang memberikan pigmen berwarna kuat Hermawan dkk., 2010. Laju disipasi merupakan laju kehilangan antosianin yang dapat berupa degradasi, pemisahan
fase dan lain-lain yang diperoleh dari slope antara waktu penyimpanan terhadap jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella pada multiemulsi AMA kontrol
atau perlakuan. Laju disipasi antosianin ekstrak rosella mengikuti orde pertama. Hermawan dkk., 2010. Penetapan laju disipasi dan waktu paruh orde pertama
dapat dilakukan dengan fungsi ln Martin dkk.,1993. Penetapan laju disipasi dilakukan setelah disimpan selama 28 hari. Pengaruh penyimpanan terhadap
ekstrak kelopak bunga rosella total dalam sediaan multiemulsi AMA kontrol ditunjukan dengan gambar 28 dan diperoleh persamaan y= -0,0193x + 3,5628.
Pengaruh ekstrak kelopak bunga rosella total dalam multiemulsi AMA perlakuan ditunjukan pada gambar 28 dan diperoleh persamaan y= -0,0116x
–3,184.
Hasil sentrifugasi supernatan yang
telah ditambahkan
Kandungan antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total dan berada di fase luar lebih stabil dalam sediaan multiemulsi AMA perlakuan daripada kontrol yang
dilihat dari laju disipasi dan waktu paruh. Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan sehingga kadar obat tinggal separuhnya. Semakin cepat laju disipasi
antosianin maka semakin cepat waktu paruh antosianin.
Gambar 28. Pengaruh lama penyimpanan terhadap ekstrak kelopak bunga rosella total pada sediaan multiemulsi AMA
Ekstrak kelopak bunga rosella dalam multiemulsi AMA terdapat dalam droplet internal yang terjerap dan fase luar yang merupakan ekstrak kelopak
bunga rosella yang berada di fase luar. Pengaruh lama penyimpanan selama 28 hari pada ekstrak kelopak bunga rosella yang berada pada fase luar multiemulsi
AMA kontrol dan perlakuan ditunjukkan pada gambar 29 dan lampiran 19. Persamaan dari pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah antosianin ekstrak
kelopak bunga rosella dalam multiemulsi AMA pada fase luar kontrol diperoleh y = -0,0373x - 3,2634, sedangkan persamaan dari pengaruh lama penyimpanan
terhadap jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam multiemulsi AMA perlakuan yaitu y= -0,0069x-2,9446.
-4,500 -4,000
-3,500 -3,000
-2,500 -2,000
-1,500 -1,000
-0,500 0,000
10 20
30
L n
jum lah
eks tr
ak rose
ll a
Lama penyimpanan hari Kontrol
Perlakuan
Gambar 29. Pengaruh lama penyimpanan terhadap ekstrak kelopak bunga rosella yang berada di fase luar multiemulsi AMA
Pengukuran jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella pada suspensi liposom ditunjukkan pada gambar 30 dan lampiran 20. Persamaan dari
pengaruh lama penyimpanan terhadap ln jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total adalah y = -0,0134x - 2,6126. Persamaan dari pengaruh lama
penyimpanan terhadap ln jumlah antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total dalam suspensi liposom fase luartidak terjerap adalah y= -0,0275x
– 2,3355. Dari setiap persamaan y = bx+a, nilai b merupakan slope yang
menunjukkan laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemulsi AMA dan suspensi liposom baik total maupun yang berada di fase
luar seperti yang ditunjukan dalam tabel III .
-5,000 -4,500
-4,000 -3,500
-3,000 -2,500
-2,000 -1,500
-1,000 -0,500
0,000 10
20 30
In jum
lah ek
st rak
r ose
la
Lama penyimpanan hari Kontrol
Perlakuan
Gambar 30.Pengaruh lama penyimpanan terhadap ekstrak kelopak bunga rosella total dan yang berada fase luar pada suspensi liposom
Tabel III. Laju disipasi dan waktu paruh antosianin dalam multiemulsi AMA dan suspensi liposom
Sediaan Bagian
Laju disipasi Waktu paruh hari
Multiemulsi AMA kontrol
Total 0,0193
35 Fase luar
0,0373 18
Multiemulsi AMA perlakuan
Total 0,0120
59 Fase luar
0,0069 100
Suspensi liposom Total
0,0134 51
Fase luar 0,0270
25 Laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella total pada
multiemulsi AMA perlakuan lebih kecil daripada ekstrak kelopak bunga rosella pada multiemulsi AMA kontrol. Laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga
rosella fase luar pada multiemulsi AMA kontrol memberikan laju disipasi yang lebih besar daripada antosianin ekstrak kelopak bunga rosella pada fase luar. Hal
ini dapat dikarenakan suhu dan oksigen pada fase luar merusak antosianin lebih
-2,850 -2,800
-2,750 -2,700
-2,650 -2,600
-2,550 -2,500
-2,450 -2,400
-2,350 -2,300
5 10
15
In jum
lah ek
st rak
r ose
ll a
Lama penyimpanan hari Antosianin
ekstrak kelopak bunga rosella
total pada suspensi liposom
Antosianin ekstrak kelopak
bunga rosella yang berada di
fase luar suspensi liposom
tinggi daripada yang berada pada fase internal. Namun laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella pada fase luar multiemulsi AMA perlakuan lebih
rendah dari pada total. Hal ini dapat dikarenakan gas nitrogen dan suhu rendah mengurangi penagaruh lingkungan terhaa stabilitas antosianin ekstrak kelopak
bunga rosella, sehingga laju disipasi antosianin total merupakan akumulasi dari laju disipasi pada fase internal dan fase luar.
Laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dalam sediaan multiemusi AMA perlakuan lebih kecil daripada suspensi liposom sehingga
diketahui kehilangan antosianin ekstrak kelopak bunga rosela pada multiemulsi AMA lebih kecil daripada suspensi liposom. Kehilangan antosianin ekstrak
kelopak bunga rosella dapat dikarenakan terpapar oksigen saat pembuatan, terdegredasi selama penyimpanan, berpindah ke dalam atau keluar vesikel, dan
lain-lain. Keberadaan gas pada wadah penyimpanan juga mempengaruhi stabilitas ekstrak kelopak bunga rosella. Oleh karena ini, multiemulsi AMA kontrol
disimpan dengan gas yang berasal dari udara bebas dan multiemulsi AMA perlakuan diberikan gas nitrogen untuk mengurangi keberadaan oksigen di udara.
Urutan tinggi laju disipasi pada antosianin ekstrak kelopak bunga rosella yang yang berada di fase luar secara berturut-turut adalah multiemulsi AMA kontrol,
suspensi liposom dan multiemulsi AMA perlakuan. Uji statistik kebermaknaan pada laju disipasi antosiain ekstrak kelopak
bunga rosella yang dilakukan adalah t-test tidak berpasangan. Sebelum dilakukan t-test dilakukan f-test untuk melihat homogenitas varian antara multiemulsi
AMA kontrol dan multiemulsi AMA perlakuan serta multiemulsi AMA
perlakuan dan suspensi liposom sehingga menentukan rumus yang akan digunakan dalam perhitungan t-test yang terlampir pada lampiran 24.
Tabel IV. Hasil t-test laju disipasi antosianin multiemulsi AMA dan suspensi liposom total
Lama Penyimpanan
hari t
laju disipasi multiemulsi AMA kontrol dan perlakuan
t
laju disipasi multiemulsi AMA perlakuan dan
suspensi liposom
t tabel Total
Fase luar Total
Fase luar 1
-15,615 -
-1,408 228,739
2,78 14
-189,982 -
- -
Perhitungan f-test tidak dapat dihitung pada laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella yang berada pada fase luar multiemulsi AMA
kontrol dan multiemulsi AMA perlakuan pada hari ke-1 dan 14 serta multiemulsi AMA perlakuan dan suspensi liposom pada hari ke-14 karena pada hari pertama
SD laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella yang berada di fase luar dan pada hari ke-14 SD laju disipasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosella
multiemulsi AMA perlakuan serta antosianin pada suspensi liposom total dan berada di fase luar, memberikan nilai 0. Setelah perhitungan uji bermakna t-test
diperoleh nilai t hitung seperti pada tabel IV. Kedua data berbeda bermakna apabila nilai t tabel lebih besar dari t hitung. Tabel IV menunjukan nilai t tabel
laju disipasi total pada multiemulsi AMA lebih kecil daripada t hitung, sehingga laju disipasi multiemulsi AMA kontrol dan perlakuan tidak berbeda bermakna,
sedangkan laju disipasi multiemulsi AMA perlakuan dan suspensi liposom menghasilkan nilai t tabel yang lebih kecil dari t hitung sehingga laju disipasi
pada kedua sediaan tersebut tidak berbeda bermakna.
H. Penetapan Entrapment efficiency