Parafin cair Xanthan gum

2. Parafin cair

Dalam formulasi topikal parafin cair umumnya digunakan untuk formulasi krim dan salep karena tidak menyebabkan iritasi kulit. Parafin cair berbentuk berupa cairan kental bening tidak berwarna. Konsentrasi parafin cair yang digunakan dalam sediaan topikal adalah 1,0 - 32,0 Rowe dkk., 2009. 3. Setil alkohol Setil alkohol gambar 7 dengan nama lain alcohol cetylicus. Setil alkohol berupa butiran putih, tidak larut air yang secara luas digunakan dalam formulasi kosmetik dan farmasetis seperti supositoria, modifield-realease solid dosage form, emulsi, lotion, krim, dan salep. Aplikasi setil alcohol bidang farmasetis berfungsi sebagai coating agent, emulsifer, stiffening agent dan meningkatkan konsistensi pada emulsi AM. Setil alkohol memiliki titik lebur 45–52 C dan stabil terhadap keberadaan asam, basa, cahaya dan pada udara tidak mengumpal. Konsentrasi setil alkohol sebagai stiffening agent adalah 2- 10 Rowe dkk., 2009. Gambar 7. Struktur setil alkohol Rowe dkk., 2009 4. Dimethicone Dimethicone gambar 8 dengan nama lain ABIL ® atau dimetilsilikon cair. Dimethicone digunakan pada bidang kefarmasian sebagai antifoaming agent, water-repelling agent dan emolient dengan konsentrasi dimethicone dalam sediaan krim, lotion, dan ointment adalah 10-30 Rowe dkk., 2009. Gambar 8. Struktur dimethicone Rowe dkk., 2009

5. Xanthan gum

Gambar 9. Struktur xanthan gum Rowe dkk., 2009 Xanthan gum gambar 9 merupakan golongan gum polisakarida yang memiliki molekul besar. Xanthan gum memiliki warna krem keputih-putihan, tidak berbau, mudah mengalir, dan berbentuk berupa serbuk halus. Xanthan gum sedikit larut dalam etanol dan eter, dan larut dalam air dingin dan panas. Xanthan gum berfungsi sebagai gelling agent, suspending agent, susteined-release agent, dan agen peningkat viskositas karena berbentuk hidrokoloid. Xanthan gum dapat memberikan peningkatan viskositas atau pengental, penstabil dalam penyimpanan jangka panjang dengan temperatur tinggi Rowe dkk., 2009.

6. Aquadest

Dokumen yang terkait

Manfaat Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Obat Kumur Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012

9 89 62

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Ekstraksi dan uji stabilitas zat warna alami dari bunga kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis L) dan Bungan Rosella (hibiscus sabdariffa L)

7 26 86

Formulasi Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Menggunakan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat

1 18 79

KUALITAS MINUMAN PROBIOTIK EKSTRAK MAHKOTA DAN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.).

3 9 16

FORMULASI SEDIAAN HARD MOLDED LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN FORMULASI SEDIAAN HARD MOLDED LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN BASIS SUKROSA-SIRUP JAGUNG.

0 1 18

Perbandingan kemampuan penetrasi Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.).

2 16 133

Perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dalam Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom.

1 19 124

PEMBUATAN “PERMEN JELLY” dari KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa).

0 0 11