suhu. Laju disipasi sebenarnya membentuk laju pseudoplastik NAFTA, 2006. Antosianin ekstrak kelopak bunga rosella mengikuti reaksi orde pertama
Hermawan dkk., 2010. Integrasi persamaan laju disipasi dapat menggunakan ln dan logaritma. Laju disipasi menghubungkan berkurangnya konsentrasi dengan
waktu Martin dkk., 1993. Waktu paruh merupakan waktu yang dibutuhkan agar suatu substansi
terdegradasi atau terdisipasi yang dideskripsikan dengan kinetika orde pertama dan diikuti dengan konsep eksponensial yang bergantung pada konsentrasi dan
waktu. Waktu paruh t
12
yang berhubungan dengan degredasi dan disipasi k dihitung menggunakan rumus berikut:
t
12
= ...............................................................................................................2
NAFTA, 2006
L. Entrapment efficiency
Entrapment adalah proses penjerapan zat aktif ke dalam cangkang atau matriks berupa padat atau cait yang bertujuan untuk melindungi zat aktif,
mengendalikan pelepasan dan imobilisasi. Entrapment efficiency didefinisikan sebagai persentase zat aktif dalam mikrokapsulasi dari total jumlah zat aktif yang
ditambahkan selama proses penjerapan. Entrapment efficiency merupakan parameter penting pada sediaan vesikel
Vladisavljević dan Holdich, 2012. Variabel yang mempengaruhi entrapment efficiency obat adalah
konsentrasi polimer yang tinggi, ratio polimer terhadap obat rendah, kecepatan pengadukan rendah, konsentrasi emulsifier yang rendah, konsentrasi cross-linking
yang tinggi, interaksi obat dan polimer tinggi, kelarutan obat dalam fase
selanjutnya rendah, kelarutan polimer dalam pelarut nonorganik rendah, dan kelarutan pelarut organik terhadap air rendah Dhakar, 2010.
M. Landasan Teori
Indonesia merupakan negara tropis sehingga mendapatkan intensitas sinar matahari yang lebih besar. Kulit merupakan organ tubuh yang secara
langsung terpejan langsung sinar ultraviolet UV dari matahari. Kulit secara berkesinambungan terpapar oxidative stress menyebabkan terbentuknya ROS
Reactive Oxygen Species dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan kulit. Antioksidan diperlukan untuk menanggulangi ROS.
Rosella merupakan salah satu tanaman yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Salah satu antioksidan yang banyak terkandung dalam kelopak bunga
rosella adalah antosianin. Kestabilan warna senyawa antosianin yang mngindikasikan kestabilan ekstrak kelopak bunga rosella dipengaruhi oleh tingkat
keasaman, suhu, lama penyimpanan, oksigen dan cahaya Hermawan dkk., 2010. Rosella perlu diformulasikan ke dalam sediaan yang dapat melindungi dari
pengaruh lingkungan seperti multiemulsi AMA dan suspensi liposom. Multiemulsi AMA dapat melindungi ekstrak kelopak bunga rosella dengan
membentuk droplet pelindung berupa fase minyak, sedangkan liposom berupa vesikel yang terdiri fosfolipid. Evaluasi stabilitas ekstrak kelopak bunga rosella
dievaluasi dari laju disipasi dan entrapment efficiency. Kondisi penyimpanan mempengaruhi stabilitas multiemulsi AMA dan
antosianin ekstrak kelopak bunga rosella. Suhu tinggi dapat memicu
ketidakstabilan sediaan emulsi dan kerusakan antosianin ekstrak kelopak bunga rosella. Suhu yang tinggi memicu ketidakstabilan multiemulsi AMA karena
meningkatkan energi kinetik dan tekanan osmotik. Energi kinetik dan tekanan osmotik yang memicu fenomena ketidakstabilan seperti koalesensi dan micellar
transport yang dapat mengakibatkan ekstrak rosella keluar dari droplet minyak dan berada di fase luar dan mengalami kerusakan.
Suhu rendah meningkatkan kekentalan sediaan sehingga memperlambat terjadinya fenomena ketidakstabilan.
Suhu tinggi dan keberadaan oksidator dapat mengoksidasi antosianin yang bersifat antioksidan dalam ekstrak kelopak bunga rosella. Keberadaaan oksidator
seperti oksigen dapat dikurangi dengan pemberian gas nitrogen. Kondisi penyimpanan suspensi liposom telah dioptimasi oleh Juniarka 2010 yaitu
dengan penyimpanan suhu 4ºC dengan pemberian dengan nitrogen. Multiemulsi AMA merupakan sediaan yang secara termodinamika tidak
stabil. Formulasi multiemulsi AMA optimum diperlukan untuk memberikan stabilitas antosianin ekstrak kelopak bunga rosella yang lebih lama dan
entrapment efficiency yang optimum dan stabil, sehingga diperlukan optimasi formula dan cara pembuatan multiemulsi AMA. Liposom dapat menjadi sediaan
yang dapat stabil disimpan dalam jangka panjang. Fenomena ketidakstabilan liposom umumnya berupa agregasi dan fusi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sonakpuriya, Bhowmick, Pandoy, Joshi, dan Dubey 2013, formulasi multiemulsi AMA dengan surfaktan
Span 80
®
dan Tween 80
®
memiliki entrapment efficiency 95,79 dengan droplet internal rata-rata 3,111µm. Menurut penelitian Pinsuwan dkk. 2010, entrapment
efficiency suspensi liposom ekstrak kelopak bunga adalah 65±9,4 dengan ukuran partikel 0,673±0,084 µm. Multiemulsi AMA yang memiliki diameter
internal dan entrapment efficiency lebih besar memungkinkan menjerap ekstrak rosella lebih tinggi. Penjerapan yang lebih tinggi yang ditunjukkan dengan
entrapment efficiency meningkatkan perlindungan terhadap ekstrak kelopak bunga rosella dari kerusakan akibat pengaruh lingkungan.
N. Hipotesis