Cara pembuatan multiemulsi AMA hasil optimasi Evaluasi sediaan multiemulsi AMA

5. Cara pembuatan multiemulsi AMA hasil optimasi

a. Pembuatan emulsi primer AM Ekstrak kental metanol Rosella yang telah diuapkan, Tween 80 ® , dan MgSO 4 dilarutkan dalam aquadest internal. Span 80 ® , setil alkohol, dan dimethicone dilarutkan dalam parafin cair yang merupakan fase minyak. Kedua fase tersebut dipanaskan hingga suhu 50º±3C, fase air kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam fase minyak, diaduk selama 10 menit dengan menggunakan mixer dengan dialiri gas nitrogen. b. Pembuatan multiemulsi AMA Tween 80 ® dan xanthan gum dilarutkan dalam aquadest sekunder hingga homogen sebagai fase air eksternal. Emulsi primer AM dan fase air yang telah tercampur masing-masing dipanaskan hingga 50ºC. Emulsi primer ditambahkan sedikit demi sedikit dalam fase air yang telah mengandung Tween 80 ® dan xanthan gum sambil dicampur dengan menggunakan mixer selama 10 menit dengan dialiri gas nitrogen. Multiemulsi AMA disimpan pada kondisi penyimpanan kontrol dan perlakuan. Multiemulsi AMA kontrol disimpan pada suhu 27 ºC dalam flakon yang telah dilapisi aluminium foil dan tanpa penjenuhan nitrogen ini ditutup rapat dengan parafilm. Multiemulsi AMA perlakuan disimpan pada suhu -4ºC dalam flakon yang telah dilapisi aluminium foil dan telah dijenuhkan dengan nitrogen, kemudian ditutup rapat dengan parafilm.

6. Evaluasi sediaan multiemulsi AMA

a. Pengamatan organoleptis Multiemulsi AMA kontrol dan perlakuan diamati bau, warna, dan homogenitas pada hari ke 1, 3, 7, 14 dan 28 setelah pembuatan. b. Penetapan pH Sejumlah multiemulsi AMA dioleskan pada kertas indikator pH universal dan dibandingkan dengan warnanya dengan standar Direktrorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1975. c. Penentuan tipe emulsi Pengujian fase dilakukan dengan memasukkan sejumlah emulsi primer AM dan multiemulsi AMA ke dalam air dan minyak. Tipe AM ditunjukkan apabila secara visual emulsi primer atau multiemulsi AMA larut dalam fase minyak dan tidak larut dalam fase air. Sedangkan tipe MA ditunjukkan apabila emulsi primer atau multiemulsi AMA larut dalam air dan tidak larut dalam minyak Billany, 2001. Air yang digunakan berupa aquadest dan fase minyak berupa parafin cair. d. Pengukuran mikromeritik Sampel multiemulsi AMA pada hari pertama, multiemulsi AMA perlakuan hari ke 28 dan multiemulsi AMA kontrol pada hari ke 28 dioleskan pada preparat cekung, lalu diletakkan pada meja objek mikroskop cahaya yang dilengkapi dengan lensa okuler mikrometer yang telah terkalibrasi dan seperangkat kamera Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1990. Ukuran droplet multiemulsi AMA diamati dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400 kali yang terhubung dengan software OptiLab, ukuran partikel diperoleh dengan mengukur diameter partikel menggunakan sofware ImageJ. e. Uji mekanik Sediaan multiemulsi AMA dimasukkan kedalam tabung sentrifugasi, kemudian disentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit. Hasil sentrifugasi diamati dengan melihat ada atau tidaknya pemisahan fase dari 25 mL multiemulsi AMA Mahmmod, Akhtar, dan Manickam, 2014. f. Uji persentase creaming Multiemulsi AMA dengan kondisi penyimpanan kontrol dan perlakuan ditempatkan tabung reaksi berskala kemudian diamati secara berkala selama rentang waktu pengujian apabila terjadi perubahan tinggi akibat pemisahan. Multiemulsi AMA kontrol disimpan pada suhu 27ºC tanpa pemberian gas nitrogen dan multiemulsi AMA perlakuan disimpan pada suhu -4ºC dengan penambahan gas nitrogen. Tabung reaksi berskala 25 mL ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya Billany, 2001.

7. Evaluasi sediaan suspensi liposom

Dokumen yang terkait

Manfaat Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Obat Kumur Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012

9 89 62

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Ekstraksi dan uji stabilitas zat warna alami dari bunga kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis L) dan Bungan Rosella (hibiscus sabdariffa L)

7 26 86

Formulasi Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Menggunakan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat

1 18 79

KUALITAS MINUMAN PROBIOTIK EKSTRAK MAHKOTA DAN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.).

3 9 16

FORMULASI SEDIAAN HARD MOLDED LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN FORMULASI SEDIAAN HARD MOLDED LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN BASIS SUKROSA-SIRUP JAGUNG.

0 1 18

Perbandingan kemampuan penetrasi Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.).

2 16 133

Perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dalam Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom.

1 19 124

PEMBUATAN “PERMEN JELLY” dari KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa).

0 0 11