F. Analisis Hasil
Analisis hasil pada penelitian ini yaitu:
1. Kurva baku
Kurva baku diperoleh dari hubungan konsentrasi ekstrak kelopak bunga rosella dengan tinggi spektra derivat dan diperoleh nilai linieritas r,
slope b dan intersep a selanjutnya digunakan untuk membuat persamaan kurva baku y = bx+a.
2. Penetapan laju disipasi dan entrapment efficiency ekstrak kelopak bunga
rosella dalam multiemulsi AMA dan suspensi liposom
Spektra hasil analisis menggunakan spektrofotometri visibel dilakukan derivatisasi kedua dengan delta lambda 40 nm. Jumlah antosianin
ekstrak kelopak bunga rosella total dalam multiemulsi AMA dan suspensi liposom diperoleh dengan:
a. Plot nilai tinggi derivat ekstrak kelopak bunga rosella total dalam multiemulsi AMA pada persamaan kurva baku ekstrak kelopak bunga
rosella dalam metanol b. Plot nilai tinggi derivat ekstrak kelopak bunga rosella total dalam
suspensi liposom pada persamaan kurva baku ekstrak kelopak bunga rosella : TritonX-100 10 1:1 dalam metanol.
Jumlah ekstrak kelopak bunga rosella fase luar multiemulsi AMA dan suspensi liposom diperoleh dengan plot nilai tinggi derivat ekstrak
kelopak bunga rosella fase luar multiemulsi AMA dan suspensi liposom pada persamaan kurva baku ekstrak kelopak bunga rosella dalam aquadest.
Laju disipasi multiemulsi AMA dibandingkan dengan laju disipasi suspensi liposom berdasarkan nilai slope b persamaan regresi linier antara
lama penyimpanan dan ln jumlah ekstrak rosella. Waktu Paruh ditetapkan berdasarkan konstanta laju disipasi, yang
dihitung dengan menggunakan rumus berikut: ......................................................................................................2
Martin dkk., 1993. Entrapment efficiency multiemulsi AMA dihitung pada hari ke-1,
3, 7, 14, dan 28, dan dibandingkan dengan entrapment efficiency suspensi liposom yang dihitung pada hari ke-1 dan 14. Entrapment efficiency dihitung
berdasarkan rumus berikut:
x 100 3
Uji signifikasi secara statistik dengan t-test dilakukan terhadap laju disipasi dan entrapment efficiency antosianin pada antosianin ekstrak kelopak
bunga rosella dalam multiemulsi AMA dan dalam suspensi liposom pada hari ke-1 dan 14.
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh formula multiemulsi AMA optimum dan mengetahui stabilitas ekstrak kelopak bunga rosella dalam
sediaan multiemulsi AMA dan suspensi liposom selama penyimpanan. Kelopak rosella dipilih karena memiliki kemampuan sebagai antioksidan dengan
kandungan seperti antosianin, gossipetin, flavonoid, riboflavin, asam askorbat, niacin, karoten, vitamin, dan mineral Al-Hashimi, 2012. Antosianin dalam
ekstrak metanol
rosella meliputi
3-sambubiosida, sianidin-3-sambiosia,
delphinidin,-3 glukosida dan sianidin 3-glukosida Kalima , Ramg, Chove, dan Wicklund, 2014. Antioksidan antosianin mudah mengalami kerusapak terutapa
karena pengaruh lingkungan untuk mengatasi kekurangan tersebut ekstrak kelopak bunga rosella perlu diformulasikan dalam bentuk sediaan vesikel
Pinswuan dkk., 2010. Formulasi multiemulsi dan liposom merupakan contoh sediaan vesikel sehingga dapat melindungi antosianin yang terkandung dalam
ekstrak kelopak bunga rosella. Tipe multiemulsi AMA digunakan karena ekstrak kelopak bunga rosella yang cenderung bersifat polar.
Ekstrak kelopak bunga rosella yang diperoleh dari Sanjayadi dikareterisasi untuk mengetahui organoleptis, pH, dan kandungan kimia. Ekstrak
kelopak bunga rosella memilki warna merah tua dengan pH 4. Kandungan kimia dapat oditetapkan secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometri
visibel. Spektra yang dihasilkan gambar 12 memiliki max pada 537,5 nm.
Panjang gelombang tersebut merupa kan max antosianin 490-550 nm