Stabilitas Multiemulsi AMA PENELAAHAN PUSTAKA

bercampur incompatible yakni pada fase air internal dan fase air eksternal yang dipisahkan oleh fase pertengahan minyak pada emulsi ganda tipe AMA Gennaro,1990. Gambar 4. Droplet multiemulsi AMA Deepak, 2013 Pembentukan emulsi ganda dipengaruhi oleh pemilihan emulgatoragen pengemulsi yang mempengaruhi kekuatan lapisan antarmuka dari fase minyak dengan surfaktan hidrofobik maupun lapisan antarmuka pada fase air dengan surfaktan hidrofilik, juga dipengaruhi oleh tekanan osmotik di dalam globul atau tetesan-tetesan fase internal dan fase eksternal Tirnaksiz, 2005.

F. Stabilitas Multiemulsi AMA

Mekanisme yang dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam multiemulsi yang utama adalah disebabkan oleh reduksi energi bebas sistem melalui penurunan area antarmuka. Surfaktan memiliki peran dalam mereduksi energi antar permukaan melalui proses adsorpsi. Sistem multiemulsi, mekanisme utama yang menyebabkan stabilitas jangka pendek adalah koalesensi droplet pada emulsi primer. Maka dari itu, pemilihan emulsifier berupa surfaktan tunggal atau campuran menjadi penting agar dapat menghasilkan stabilitas optimum untuk Droplet minyak Lapisan surfaktan Lapisan air eksternal Fase air internal Fase minyak sistem tersebut, baik untuk emulsi AM maupun MA. Mekanisme lain penyebab ketidakstabilan adalah hilangnya droplet-droplet emulsi fase internal yang disebabkan oleh pecahnya lapisan yang memisahkan droplet-droplet kecil fase internal dari fase eksternal. Perbedaan tekanan osmotik antara fase internal dan eksternal dalam suatu sistem sediaan menyebabkan material yang terkandung pada fase internal berpindah ke fase eksternal micellar transport. Tekanan tinggi dalam droplet yang lebih kecil dapat menghasilkan energi atas hilangnya material dari droplet tersebut Myers, 2006. Efek tekanan osmotik pada stabilitas beberapa emulsi telah diselidiki selama hampir empat dekade. Pada multiemulsi AMA komponen fase minyak dapat berfungsi sebagai membran yang memisahkan fase air internal dan eksternal. Ketebalan membran minyak bervariasi dengan perubahan komposisi dan proses multiemulsi. Air dapat melewati membran pada fase minyak dari fase internal ke fase eksternal atau dari fase eksternal ke fase internal bergantung pada tekanan osmosis. Apabila tekanan osmotik fase air internal lebih tinggi dibandingkan dengan fase air eksternal menyebabkan air masuk ke dalam fase air internal, sehingga terjadi pembengkakan droplet fase internal sehingg akhirnya meledak dan melepaskan isinya ke fase eksternal. Apabila tekanan osmotik lebih tinggi di fase air luar dibandingkan fase air internal, air akan keluar dari fase internal ke fase eksternal, menyebabkan penyusutan droplet fase internal dan fase minyak Jiao dan Burgess, 2008. Tekanan tersebut dapat berupa tekanan osmosis yang ditidak diamati pada emulsi sederana. Jika tekanan osmotik lebih tinggi pada fase air internal, air akan masuk ke dalam fase internal sehingga menyebabkan droplet internal membengkak hingga pada akhirnya pecah dan fase air internal ke fase eksternal. Transfer air dari fase internal dapat meyebabkan penyusutan tetesan internal yang terjadi jika gradien sebaliknya ada sehingga mempengaruhi destabilitas Florence and Whitehill, 1985. Tegangan antarmuka pada dua cairan pada antarmuka yang melengkung ketika salah satu cairan tersebar sebagai droplet ke fase cair lain disebut tekanan Laplace. Tekanan Laplace berbanding terbalik dengan jari-jari kelengkungan. Pemberian sejumlah kecil elektrolit dalam fase air internal dapat menangkal efek tekanan Laplace. Tekanan Laplace dalam proses emulsifikasi menyebabkan emulsi menjadi tidakefektif secara termodinamikan. Pembentukan emulsi dengan droplet kecil tetesan sangat melengkung, dibutuhkan energi yang lebih untuk mengatasi tekanan Laplace yang besar pada droplet. Tekanan Laplace selama penyimpanan terjadi sepanjang permukaan antar droplet. Droplet yang dipengaruhi tekanan Lapalce menjadi berbentuk memanjang dan berbentuk silindris, untuk mengurangi tekanan Laplace dari droplet berbentuk bola, yang menyebabkan ketidakstabilan. Kehadiran elektrolit dengan jumlah yang tidak tepat dapat berdampak negatif terhadap stabilitas multiemulsi. Jumlah elektrolit yang diformulasikan harus cukup tinggi untuk melawan tekanan Laplace namun cukup rendah untuk menghindari efek osmotik Jiao dan Burgess, 2008. Suhu secara signifikan memberikan pengaruh terhadap stabilitias emulsi dengan meningkatkan energi kinetik dan tegangan antarmuka yang memacu sedimentasi, koalesensi, dan fenomena yang lain. Penyimpanan pada suhu rendah meningkatkan stabilitas emulsi dalam jangka panjang karena terjadi peningkatan kekentalan atau pemadatan antar fase Blinks dan Rocher, 2009. Dalam konteks aplikasi obat seperti pelepasan obat terkontol, yang mana mekanisme penghantarannya adalah difusi terkontrol, mekanisme ketidakstabilan dapat merugikan terhadap aksi dari sistem, karena dapat menyebabkan pelepasan yang cepat dari zat aktif dengan kemungkinan efek yang berbahaya. Mekanisme ketidakstabilan emulsi harus dimengerti dan dikontrol dalam sistem multiemulsi. Dalam semua kasus, stabilitas akhir sistem sangat bergantung pada sifat dari fase minyak dan air, karakteristik dari emulsifier primer dan sekunder dalam sistem, serta hubungan antara fase internal dan eksternal Myers, 2006.

G. Bahan- Bahan Tambahan dalam Multiemulsi AMA

Dokumen yang terkait

Manfaat Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Obat Kumur Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012

9 89 62

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Ekstraksi dan uji stabilitas zat warna alami dari bunga kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis L) dan Bungan Rosella (hibiscus sabdariffa L)

7 26 86

Formulasi Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Menggunakan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat

1 18 79

KUALITAS MINUMAN PROBIOTIK EKSTRAK MAHKOTA DAN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.).

3 9 16

FORMULASI SEDIAAN HARD MOLDED LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN FORMULASI SEDIAAN HARD MOLDED LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN BASIS SUKROSA-SIRUP JAGUNG.

0 1 18

Perbandingan kemampuan penetrasi Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom yang mengandung ekstrak metanol kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.).

2 16 133

Perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dalam Multiemulsi A/M/A dan suspensi liposom.

1 19 124

PEMBUATAN “PERMEN JELLY” dari KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa).

0 0 11