Jadi model matematikanya adalah
Luas tidak kurang dari 40 dm
2
= 4.000 cm
2
dapat ditulis
, sehingga diperoleh
L. Kerangka Berpikir
Dalam landasan teori di atas, dapat kita lihat bahwa berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh seberapa besar tingkat
keterlibatan siswa. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa, dimana siswa diberi
kesempatan yang lebih banyak untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan berinteraksi dengan teman sebaya dalam membangun
pengetahuannya. Salah satu model pembelajaran yang sesuai yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
„Think-Pair-Square‟. Diharapkan kelak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe „Think-Pair-Square‟, siswa dapat terlibat aktif dalam membangun pemahaman konsepprinsip matematika serta keterampilan bekerja sama
dengan siswa lain sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika khususnya di SMP Pangudi
Luhur Gantiwarno.
M. Hipotesis
Hipotesis yang peneliti kemukakan berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas adalah :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe „Think-Pair-Square’ yang peneliti
terapkan di kelas VII-B SMP Pangudi Luhur Gantiwarno pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel akan berjalan
dengan baik. 2.
Keterlibatan siswa kelas VII-B SMP Pangudi Luhur Gantiwarno pada pembelajaran matematika dengan pokok bahasan Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
‘Think-Pair-Square’ akan tinggi. 3.
Hasil belajar siswa kelas VII-B SMP Pangudi Luhur Gantiwarno pada pembelajaran matematika dengan pokok bahasan Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
‘Think-Pair-Square’ akan mencapai nilai yang baik.
50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif dibantu kuantitatif. Dalam penelitian diskriptif kualitatif data dikumpulkan dalam
bentuk kata-kata, gambar, keadaan, daripada bilangan. Peneliti menganalasis data dengan segala kekayaannya sedekat mungkin dengan bentuk-bentuk data
yang terekam. Anggapannya semua punya andil dalam menjelaskan apa yang sedang dipelajari. Informasi dan pengungkapan detail sangat penting dalam
penelitian kualitatif, bukan hanya kesimpulan atau rangkuman. Penelitian kualitatif lebih tertarik pada proses daripada hasil akhir. Strategi kualitatif
menekankan bagaimana harapan-harapan diterjemahkan dalam kegiatan- kegiatan, prosedur, dan interaksi setiap hari. Penelitian kualitatif cenderung
menganalisis data secara induktif. Tidak mencari databukti untuk membuktikan atau tidak membuktikan hipotesis yang dipunyai sebelumnya,
tetapi lebih mengabstraksi dari hal-hal yang khusus. Disebut grounde theory; dari bawah, Paul, 2010: 154. Penelitian diskriptif kualitatif digunakan untuk
mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
‘Think-Pair-Square’, keterlibatan siswa dan wawancara. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data
berupa skor atau angka, lalu menggunakan analisis dengan statistik Paul,