mengusai materi dengan cepat dan menarik serta dapat menjawab pertanyaan dengan interaktif. Keunggulan media intektif adalah pembelajar dapat belajar
secara mandiri tidak tergantung kepada pengajar atau instruktur. Terdapat empat kriteria untuk menilai media interaktif yaitu: 1
kemudahan navigasi, sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar kebingungan dalam pengoprasiannya, 2 kandungan
kognisi, kriteria adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum.
3 integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan keterampilan bahasa yang harus dipelajari, 4 fungsi secara keseluruhan,
program yang harus dikembangankan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar, sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan
program dia merasa telah belajar sesuatu Ena, 2003:372.
2.6 Pembelajaran Multimedia Multimedia Learning
Mayer dalam buku Multimedia Learning 2009:3, mendefinisikan multimedia sebagai “presentasi materi dengan menggunakan kata-kata
sekaligus gambar- gambar”, “kata” dimaksud adalah sebuah materi yang
disajikan dalam bentuk verbal form atau bentuk verbal, misal menggunakan kata yang tercetak atau terucapkan, s
edangkan “gambar” adalah materi yang disajikan
dalam pictorial
form atau
bentuk gambar.
Richard mengklasifikasikan dua sudut pandang tentang desain multimedia antara lain:
1 pendekatan berpusat ke teknologi dan 2 pendekatan berpusat ke murid.
1 Pendekatan bepusat ke teknologi
Pendekatan yang paling berpusat langsung terhadap desain multimedia adalah pendekatan berpusat ke teknologi. Menurut
Richard, pendekatan ini dimulai dengan kapabilitas-kapabilitas fungsional dari multimedia. Pendekatan ini menanyakan,
“bagaimana kita menggunakan kapabilitas-kapabilitas ini dalam mendesain presentasi multimedia?” pendekatan ini umumnya
terfokus pada kecanggihan dalam teknologi multimedia. Jadi, para perancang yang berorientasi teknologi harus fokus pada bagaimana
memadukan multimedia ke dalam teknologi-teknologi komunikasi yang sedang bermunculan sekarang ini. Misalnya, akses nir-kabel
ke dalam World Wide Web atau pemebentukan representasi- representasi multimedia interaktif dalam virtual realty.
2 Pendekatan berpusat ke murid
Pendekatan berpusat ke murid memberi alternatif penting terhadap pendekatan berpusat ke teknologi. Pendekatan yang
terpusat pada mereka yang sedang belajar ini dimulai dengan pemahaman bagaimana otak manusia bekerja. Pendekatan ini
menanyakan, “bagaimana kita bisa mengadaptasi multimedia untuk meningkatkan pembelajaran manusia?”, fokusnya adalah
menggunakan teknologi multimedia sebagai alat bantu terhadap kognisi manusia. Pertanyaan-pertanyaan risetnya terfokus pada
hubungan antara fitur-fitur desain dengan sistem pemrosesan
informasi dalam manusia. Misalnya, membandingkan desain- desain multimedia yang menempatkan beban berat vs beban ringan
pada saluran pemrosesan informasi visual si murid. Premis yang mendasari pendekatan berpusat ke murid ini adalah: desain-desain
multimedia yang konsisten dengan cara kerja otak manusia teryata lebih efektif dalam meningkatkan pembelajaran daripada yang
konsisten.
2.6.1 Teori Kognitif tentang Mutimedia Learning Pesan-pesan multimedia yang dirancang seiring dengan tata cara
otak manusia bekerja akan lebih mungkin mengarah ke pembelajaran yang penuh arti, dibandingkan dengan pesan multimedia yang dirancang tidak
seiring kerja otak manusia. Teori kognitif tentang multimedia learning berasumsi: bahwa sistem pemrosesan informasi dalam diri manusia
meliputi saluran-ganda untuk pemrosesan visualpictorial dan pemrosesan audiotoriverbal, bahwa masing-masing saluran memiliki kapasitas
terbatas untuk pemrosesan dan bahwa pemebelajaran aktif meliputi dilakukannya serangkaian proses kognitif yang terkoordinasikan dalam
pembelajaran. Lima tahap dalam multimedia learning adalah memilih kata-kata
yang relevan dari teks atau narasi yang tersaji, memilih gambar-gambar yang relevan dari ilustrasi yang tersaji, mengatur kata-kata terpilih itu ke
dalam representasi verbal yang koheren, mengatur gambar-gambar yang