Media Pembelajaran KAJIAN PUSTAKA

memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan. Kesimpulannya bahwa 1 media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, 2 materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajar dan 3 tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Edgar Dale melukiskan dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman cone of experience. Gambar 2.1 kerucut pengalaman cone of experience Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh pembelajar dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Dari kerucut tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin konkret pengetahuan diperoleh, semakin tidak langsung pengetahuan itu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan pembelajar. Kedudukan komponen media pengajaran dalam sistem proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang sangat penting, sebab tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung. Dalam keadaan ini media dapat digunakan agar lebih memberikan pengetahuan yang konkret dan tepat serta mudah dipahami. 2.4.1 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Pemerolehan pengetahuan pembelajar seperti yang digambarkan oleh Edgar Dale menuntut agar sebaiknya pembelajar diusahakan agar pengalaman tersebut menjadi lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai Sanjaya, 2010:208. Dari penjelasan tersebut, maka secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti berikut: 1 menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa tersebut dapat disimpan. 2 memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu. Melalui media pembelajaran, pengajar dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. 3 menambah gairah dan motivasi belajar pembelajar. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar pembelajar sehingga perhatian pembelajar terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. 4 media pembelajaran memiliki nilai praktis, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki pembelajar dan media dapat mengatasi batas ruang kelas. 2.4.2 Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran Menurut Sanjaya 2010:211, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi diantaranya: 1 Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam: a Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara. b media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. c media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat. 2 Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media tersebut dapat dibagi ke dalam: a Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. b media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film dan lain sebagainya. 3 Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam: a Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, transparasi dan sebagainya, b media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya. Anderson dalam Sanjaya 2010:213 mengelompokan media menjadi beberapa kategori yakni: Tabel 2.1 Pengelompokan Media Kelompok Media Media Intruksional 1. Audio  Pita audio rol atau kaset  Piringan audio  Radio rekam suara 2. Cetak  Buku teks terprogram  Buku peganganmanual  Buku tugas 3. Audio - Cetak  Buku latihan dilengkapi kaset  Gambar dilengkapi audio 4. Proyek Visual Diam  Film bingkai slide  Film rangkai 5. Proyek Visual Diam dengan Audio  Film bingkai slide suara  Film rangkai suara 6. Visual Gerak  Film bisu dengan judul 7. Visual Gerak dengan Audio  Film suara  Video 8. Benda  Benda nyata  Model tiruan mock-up 9. Komputer  Media berbasis komputer Dalam pengelompokan tersebut, peneliti memasukan kategori media yang diteliti ini kedalam kategori ke 9 sembilan dengan asumsi bahwa media interaktif ini berbasiskan komputer. Berbeda dengan pendapat Hamzah 2010:123 yang menyatakan bahwa salah satu bentuk klasifikasi yang mudah dipelajari adalah klasifikasi yang disusun oleh Heinich dan kawan-kawan 1996 sebagai berikut: Tabel 2.2 Klasifikasi Media KLASIFIKASI JENIS MEDIA Media yang tidak diproyeksikan non projected media Realita, model, bahan grafis graphic material, display Media yang diproyeksikan projected media OHT, Slide, Opaque Media video video Audio kaset, audio vission, active audio vission Media video video Video Media berbasis komputer computer based media Computer Assisted Instruction CAI Computer Managed Instruction CMI Multimedia kit Perangkat praktikum Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya adalah penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak diproyeksikan, atau yang diproyeksikan atau apakah media tertentu masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara visual, dan seterusnya. 2.4.3 Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Menurut Sanjaya 2010:226, Media pembelajaran harus digunakan untuk membelajarkan pembelajar, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan diantaranya: 1 media yang digunakan pengajar harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, 2 media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Jadi, media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran, 3 media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa, 4 media yang akan digunakan harus memperhatikan efektifitas dan efisien dan 5 media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan pengajar dalam mengoperasikannya. 2.4.4 Peran Media sebagai Alat Komunikasi Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kepada kegiatan pembelajaran Hamzah, 2010:124. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal, ataupun media yang sederhana dan murah. Kemp dalam Hamzah 2010:124 menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut: 1 penyajian materi ajar menjadi lebih standar, 2 kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, 3 kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif, 4 waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi, 5 kualitas belajar dapat ditingkatkan, 6 pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan, 7 meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat atau baik, dan 8 memberikan nilai positif bagi pengajar. Penjabaran tentang peranan media dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp memberikan wawasan yang luas mengenai pemanfaatan media dalam pembelajaran. Selain Kemp 1985, Heinich 1996 dalam Hamzah 2010:124, melihat kontribusi media dalam proses pembelajaran secara lebih global ditinjau dari kondisi berlangsungnya proses pembelajaran, diantaranya: a Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar. Pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses pembelajaran umumnya bersifat sebagai pendukung bagi pengajar. Perancangan media yang tepat akan sangat membantu menguatkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar secara langsung. b Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar. Ketidakhadiran pengajar dalam proses pembelajaran dapat disebabkan oleh tidak tersedianya pengajar atau pengajar tengah bekerja dengan pembelajar lain. Media dapat digunakan secara efektif pada pendidikan formal di mana pengajar yang karena suatu hal tidak dapat hadir di kelas atau tengah bekerja dengan peserta didik lain c Pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh telah berkembang dengan cepat di seluruh dunia. Hal utama yang membedakan pendidikan jarak jauh dengan pendidikan tatap muka adalah adanya keterpisahan antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran. d Pendidikan khusus. Media memiliki peran yang penting dalam pendidikan bagi pembelajar yang memiliki keterbatasan kemampuan, misalnya mereka yang keterbelakangan mental, tuna netra atau tuna rungu. Penggunaan media tertentu akan sangat membantu proses pembelajaran bagi mereka. Media yang digunakan adalah jenis-jenis media yang sesuai dan tepat bagi masing-masing keterbatasan. 2.4.5 Karakteristik Media Pembelajaran Hamzah 2010:125 memaparkan karakteristik media pembelajaran antara lain: 1 media nonproyeksi dan media proyeksi, 2 media yang diproyeksikan projected media, 3 media Audio dan audiovisual, dan 4 media berbasis komputer. 2.4.5.1 Media Nonproyeksi dan Media Proyeksi Media ini sering disebut sebagai media pameran atau displayed media. Golongan media yang tidak diproyeksikan adalah: 1 realia, 2 model, 3 bahan grafis graphic materials, dan 4 papan display. 2.4.5.1.1 Realia Realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar. Pemanfaatan media realia tidak harus selalu dihadirkan dalam ruang kelas, tetapi digunakan sebagai suatu kegiatan observasi pada lingkungannya. Ciri media realia adalah benda asli yang masih berada dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya. 2.4.5.1.2 Model Pemanfaatan media realia dalam proses pembelajaran merupakan cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat. Menurut Brown 1985 dalam Hamzah 2010:127, model didefinisikan sebagai benda nyata yang dimodifikasikan. Model dapat berukuran lebih besar, lebih kecil atau berukuran sama persis dengan benda aslinya, serta dapat menampilkan wujud yang lengkap dan rinci dari benda aslinya. 2.4.5.1.3 Bahan grafis Media grafis juga digolongkan sebagai media visual non proyeksi, mudah digunakan karena tidak membutuhkan peralatan serta relatif murah. Sebagian besar dari media grafis ini memerlukan kecermatan dan perhatian khusus, karena visualisasi dari sebagian media grafis bersifat simbolik, tidak menampilkan gambaran yang utuh. Masing-masing media grafis memiliki keunikan, keunggulan, keterbatasan tersendiri yang tentunya menarik untuk dibahas satu per satu, mulai dari gambar diam, sketsa, diagram, grafik, charts, dan poster. 1 Gambar Diam Gambar diam merupakan jenis yang paling banyak digunakan, mudah dikenali dan dimengerti secara langsung tanpa memerlukan interprestasi. Gambar didefinisikan sebagai respresentasi visual dari orang, tempat, atau pun benda yang diwujudkan di atas kanvas, kertas, atau bahan lain, baik dengan cara lukisan, gambar, atau foto. 2 Sketsa Sketsa merupakan gambar yang tidak lengkap dan sederhana, atau dapat dikatakan sebagai gambar kasar yang hanya menampilkan bagian-bagian pokok dan mengabaikan bagian-bagian yang bersifat detail. Sketsa biasanya digunakan apabila gambar yang lengkap dari objek yang ditampilkan tidak tersedia, atau memang bertujuan hanya ingin menampilkan bagian-bagian pokok dari suatu objek. 3 Diagram Visualisasi dalam bentuk grafis yang masih tergolong dalam gambar yang sederhana adalah diagram. Penggunaan diagram pada umumnya ditunjukkan untuk menggambarkan suatu hubungan atau menjelaskan suatu proses. Diagram dapat memberikan gambaran mengenai cara kerja suatu benda atau bagaimana membuat, menyusun, atau membangun suatu benda. 4 Grafik Grafik didefinisikan sebagai bahan-bahan nonfotografis dengan format dua dimensi yang didesain khusus untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi tertentu. Umumnya data yang berbentuk data ataupun tabel dapat disusun ke dalam bentuk grafik. 5 ChartBagan Chart atau bagan adalah salah satu jenis dari media grafis yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi yang cukup sulit jika disampaikan secara lisan maupun tulisan. Chart atau bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis suatu kejadian atau struktur organisasi. 2.4.5.1.4 Papan Display Berbagai media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, poster, chart, realia atau lainnya yang akan digunakan dalam proses pembelajaran kadang kala membutuhkan tempat untuk men-display atau memajang. Banyak pilihan yang dapat digunakan untuk men-display atau memajang media yang tidak diproyeksikan, yaitu papan tulis black boards, whiteboards, copyboards, bulletin boards. Keempat jenis media display ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. 2.4.5.2 Media yang Diproyeksikan Projected Media Media yang tergolong sebagai media yang diproyeksikan yang selama ini dikenal adalah overhead transparansi OHT, slide, filmstrips, dan opaque. Media tersebut diproyeksikan ke layar dengan menggunakan alat khusus yang dinamakan projektor overhead projector, opaque projector. Namun, dengan perkembangan teknologi telah memungkinkan komputer dan video dapat diproyeksikan dengan menggunakan peralatan khusus yaitu LCD. 2.4.5.2.1 OHT OHT merupakan media yang paling sering digunakan tidak hanya karena populer, tetapi juga relatif lebih mudah mempersiapkan materi ataupun pengoperasiannya. Selain dibutuhkan bahan transparansi, teknologi itu juga membutuhkan alat tulis khusus atau pena. 2.4.5.2.2 Slide Slide tergolong dalam media visual yang penggunaanya diproyeksikan ke layar. Media slide dapat menampilkan gambar yang sangat realistis. Hal ini disebabkan bahan dasar media slide merupakan film fotografis yang berbetuk transparan yang sangat tepat untuk digunakan sebagai suplemen belajar. 2.4.5.3 Media Audio dan Audiovisual 2.4.5.3.1 Media Audio Menurut Hackbarth, 1996 dalam Hamzah 2010:133 media audio merupakan media yang sangat fleksibel, relatif murah, praktis dan ringkas serta mudah dibawa portable. Dengan karakteristik yang dimilikinya, media audio sangat efektif digunakan dalam beberapa bidang studi. Penggunaan media audio untuk pelajaran bahasa umumnya difokuskan pada dua pokok bahasan utama, yaitu pengucapan pronounsiation dan structure drill. Bentuk penyajian audio yang mengkombinasikan kemampuan mendengar, melihat, dan melakukan sesuatu oleh Rowntree disebut dengan istilah active audiovision. Bentuk penyajian ini merupakan modifikasi dari audio-vision yang menambahkan faktor aktif dari peserta didik untuk melakukan sesuatu. Media audio sebagai media satu arah yang tidak mempunyai kemampuan interaksi teryata dapat memberikan proses interaksi walaupun kemampuan interaksi teryata dapat memberikan proses interaksi walaupun dalam tingkat tertentu melalui penyajian active audiovision. 2.4.5.3.2 Media Visual Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran di ruang kelas sudah merupakan hal yang biasa. Sebagai media audiovisual dengan memiliki unsur gerakan dan suara, video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak pembelajar untuk melanglang buana ke mana saja walaupun dibatasi dengan ruang kelas. Objek yang terlalu kecil, telalu besar, berbahaya dapat dihadirkan melalui media video Hamzah, 2010:135. Kemampuan video untuk mengabadikan kejadian- kejadian faktual dalam bentuk program dokumenter bermanfaat untuk membantu pengajar dalam mengetengahkan fakta. Kemudian fakta tersebut dibahas secara lebih jelas dan mendiskusikan di ruang kelas. 2.4.5.4 Media Berbasis Komputer Komputer dewasa ini tidak lagi merupakan konsumsi mereka yang bergerak dalam bidang bisnis atau dunia kerja, tetapi juga dimanfaatkan secara luas oleh dunia pendidikan. Menurut Hannafin dan Peck dalam Hamzah 2010:136 potensi media komputer yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran antara lain: 1 memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara pembelajar dan materi pembelajaran. 2 proses belajar dapat berlangsung secara individual sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik. 3 mampu menampilkan unsur audio visual untuk meningkatkan minat belajar multimedia. 4 dapat memberikan umpan balik terhadap respons peserta didik dengan segera dan 5 mampu menciptakan proses belajar secara berkesinambungan.

2.5 Media Interaktif

Multimedia interaktif atau media interaktif adalah sebuah media yang dibuat guna memenuhi berbagai kebutuhan pembelajar Ena, 2003:370. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks, dan grafis. Beberapa model media interaktif menurut Sanjaya 2010:221 diantaranya: 1 Model Drill: Model drills dan CBI pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. 2 Model Tutorial: Model tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa komputer yang berisi materi pelajaran. Pada dasarnya berpola mengikuti pengajaran berprogram tipe branching di mana informasi atau mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respon pembelajar dianalisis oleh komputer dibandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh penulis program. 3 Model Simulasi: Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. 4 Model Games: Model game atau model permainan, dikembangkan berdasarkan atas “ pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. alam konteks pembelajaran sering disebut dengan Intructional Games. Pada umumnya model p enyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial” dalam bentuk CD-Interaktif, media Adobe Captivate yang digunakan dalam penelitian ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan dan dijadikan media interaktif, model tersebut membimbing pembelajar secara tuntas untuk mengusai materi dengan cepat dan menarik serta dapat menjawab pertanyaan dengan interaktif. Keunggulan media intektif adalah pembelajar dapat belajar secara mandiri tidak tergantung kepada pengajar atau instruktur. Terdapat empat kriteria untuk menilai media interaktif yaitu: 1 kemudahan navigasi, sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar kebingungan dalam pengoprasiannya, 2 kandungan kognisi, kriteria adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. 3 integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan keterampilan bahasa yang harus dipelajari, 4 fungsi secara keseluruhan, program yang harus dikembangankan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar, sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan program dia merasa telah belajar sesuatu Ena, 2003:372.

2.6 Pembelajaran Multimedia Multimedia Learning

Mayer dalam buku Multimedia Learning 2009:3, mendefinisikan multimedia sebagai “presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar- gambar”, “kata” dimaksud adalah sebuah materi yang disajikan dalam bentuk verbal form atau bentuk verbal, misal menggunakan kata yang tercetak atau terucapkan, s edangkan “gambar” adalah materi yang disajikan dalam pictorial form atau bentuk gambar. Richard mengklasifikasikan dua sudut pandang tentang desain multimedia antara lain: 1 pendekatan berpusat ke teknologi dan 2 pendekatan berpusat ke murid.

Dokumen yang terkait

Kajian Sosiolingustik Pemakaian Bahasa Mahasiswaasing dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Universitas Sebelas Maret

0 4 11

Pengembangan Komik dengan Topik Transportasi di Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Tingkat Dasar di Lembaga Alam Bahasa Yogyakarta

0 3 8

Pengembangan materi ajar dan media pembelajaran menyimak Bahasa Indonesia untuk pembelajar Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) menggunakan adobe flash CS5 tingkat advanced di Wisma Bahasa Yogyakarta.

0 0 2

Pengembangan media pembelajaran menggunakan software Adobe Flash untuk pembelajar BIPA level intermediate di Lembaga Wisma Bahasa Yogyakarta.

2 11 244

Pengembangan modul pembelajaran sebagai media pengajaran membaca Bahasa Indonesia bagi pembelajar asing tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta tahun 2015.

0 1 165

Pengembangan materi ajar dan media pembelajaran menggunakan software Adobe Flash CS5 dalam pembelajaran menyimak Bahasa Indonesia untuk pembelajar BIPA tingkat beginner di Alam Bahasa Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh pemanfaatan multimedia skype dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) terhadap kompetensi berbicara.

0 0 114

Pengembangan materi ajar dan media pembelajaran menggunakan software Adobe Flash CS5 dalam pembelajaran menyimak Bahasa Indonesia untuk pembelajar BIPA tingkat beginner di Alam Bahasa Yogyakarta

1 9 377

Pemakaian Media Pembelajaran Keterampilan Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret - UNS Institutional Repository

0 0 24

PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DI LEMBAGA KURSUS BIPA PURI INDONESIAN LANGUAGE PLUS YOGYAKARTA

0 1 272