bahan ajar amat diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat penguasaan bahasa Indonesia bagai pembelajar BIPA. Hal ini mengingat
keterbatasan waktu belajar mereka.
2.8.3 Tenaga Pengajar Bulletin Pengajaran
BIPA Volume I1
1999:1 dalam
Iskandarwassid 2011:272 , “ pokok permasalah BIPA adalah sumber daya
manusia SDM yang tidak terlatih. Kita belum memiliki tenaga pengajar BIPA yang memiliki kualifikasi karena program BIPA memang belum
menjadi salah satu program studi di LPTK. Pengajar-pengajar BIPA yang ada sekarang tidak pernah mengenal lelah untuk belajar dan mencoba
berbagai kiat pengajaran. Mereka itu seperti seorang bayi yang hendak belajar berjalan
– tidak pernah lelah untuk bangkit kembali setelah kaki mereka terpeleset ”.
2.8.4 Sarana Keberhasilan penguasaan bahasa Indonesia dalam proses belajar
terlihat dari hasil tes yang mereka jalani. Untuk mengetahui tingkat tingkat keberhasilan itu, diperlukan sarana uji kemahiran berbahasa. Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia UKBI sebagai salah satu sarana pengukur keberhasilan dalam belajar bahasa Indonesia. UKBI ini dapat
dijadikan standar evaluasi dalam bahan ajar BIPA.
2.9 Ranah Teknologi Penguasaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing
Pringgawidagda dalam Iskandarwassid 2011:275, menyatakan bahwa teknologi penguasaan berbahasa adalah teori dan praktik mendesain,
mengembangkan, memanfaatkan, memanajemen, dan mengevalusi proses dan sumber untuk menguasai bahasa sebagai alat komunikasi. Definisi tersebut
mengandung pengertian bahwa unsur teori dan praktik harus bentul-betul dapat diaplikasikan dalam pembelajaran berbahasa. Praktik yang dimaksud tentu
disesuaikan dengan tujuan, manfaat, situasi, kondisi, lingkungan belajar, dan pembelajar.
2.9.1 Ranah Desain Ranah desain atau rancangan pembelajaran bahasa Indonesia
sebagai bahasa asing terdiri atas empat macam: 1 rancangan sistem pembelajaran: kurikulum, SAP Satuan Acara Perkuliahan, GBPP Garis-
garis Besar Program Pengajaran, AMP Analisis Materi Pelajaran, RP Rencana Pembelajaran. 2 rancangan materi berupa materi pelajaran, 3
strategi pembelajaran, berupa teknik, metode, dan cara yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. 4
karakteristik pembelajaran, yaitu meninjau ciri-ciri pembelajaran dilihat dari karakteristik, gaya, dan strategi.
2.9.2 Ranah Pengembangan
Mengembangkan mengandung pengertian membuat rancangan menjadi lebih rinci sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Apabila desain
masih berupa kerangka awal, pada ranah ini telah berisi pendeskripsian masing-masing unsur yang terdapat dalam desain pembelajaran bahasa.
Ranah pengembangan ini dapat berupa: 1 teknologi cetak, berupa buku pelajaran, grafik, dan sebagainya, 2 teknologi audivisual, berupa video,
VCD, LCD, 3 teknologi berbasis komputer seperti pembelajaran dengan bantuan komputer, belajar jarak jauh dengan internet, 4 teknologi
terpadu, yaitu pembelajaran bahasa dengan cara memproduksi dan menyebarluaskan materi pembelajaran berbahasa yang mengandung
beberapa media hypermedia.
2.9.3 Ranah Pemakaian Menurut Iskandarwassid 2011:276, pemakaian adalah tindakan
menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Hal ini berimplikasi bahwa proses pembelajaran berbahasa memperdayakan tindakan proses
pembelajaran dan strategi pembelajaran, sehingga pembelajar benar-benar dapat memanfaatkan bahasa yang dipelajari untuk berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan yang dilandasi oleh penguasaan teori berbahasa yang memadai.
2.9.4 Ranah Manajemen Manajemen berkaitan dengan manajemen pembelajaran berbahasa
di tingkat mikro di kelas, maupun pada tingkat makro tim pengembang kurikulum. Dengan manajemen yang baik, diasumsikan bahwa rancangan
pembelajaran, proses belajar, dan hasilnya akan lebih berkualitas sehingga pembelajaran berbahasa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2.10 Model Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Menurut Tarigan 2008:31 menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Smaldino 2011:381 menjelaskan bahwa menyimak adalah proses
psikologis, proses psikologis dari menyimak dimulai dari kesadaran dan perhatian seorang tentang suara atau pola pembicaraan menerima, yang
dilanjutkan dengan identifikasi dan pengenalan sinyal auditori spesifik penguraian makna, dan berakhir dengan pemahaman mengerti. Beberapa
upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak menurut Iskandarwassid dan Dadang 2011:282 adalah sebagai berikut: 1 berbicara dengan pembelajar
dalam bahasa Indonesia, 2 jadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran BIPA, 3 kenalkan pembelajar pada beberapa
penutur bahasa Indonesia, 4 berilah kesempatan kepada pembelajar agar mereka belajar mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas atas
inisiatif sendiri. 5 rancang aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajar secara pribadi, 6 lebih berfokus pada pengajaran daripada evaluasi