84
Pembahasan angka partisipasi kasar akan ada kaitannya dengan angka partisipasi murni. Pada tabel 15 ditunjukkan bahwa angka
partisipasi murni dari masyarakat Desa Sikayu sama dengan angka partisipasi kasarnya, kesadaran pendidikan masyarakat Desa Sikayu masih
tergolong rendah. Kesadaran akan pendidikan baru mencapai sebatas pendidikan dasar, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa angka partisipasi
dari jenjang sekolah dasar akan semakin turun ketika sampai kepada pendidikan jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 2012 walaupun angka
partisipasi masih tergolong rendah tetapi mengalami kenaikan dari mulai jenjang sekolah dasar SD menuju SMP kemudian ke jenjang sekolah
menengah, namun masih disayangkan kenaikan tersebut masih sedikit namun hal ini merupakan suatu pertanda baik.
Tabel 16. Angka Melek Aksara Masyarakat Desa Sikayu
Tahun 10 th
15 th 15
24 25 - 44
45 th 2008
489 533
591 537
532 2009
482 526
584 530
525 2010
484 528
586 532
527 2011
486 530
588 534
529 2012
489 533
591 537
532 Sumber: SIPD Tahun 2012
Pendidikan formal akan sangat mempengaruhi tingkat melek aksara pada suatu masyarakat, dengan kesadaran pendidikan yang sedikit
demi sedikit meningkat maka angka melek aksara untuk anak usia belia. Pihak pemerintah desa turut ikut memberantas buta aksara dengan
menyelenggarakan program kejar paket, namun untuk beberapa tahun belakangan program kejar paket tidak bisa terselenggara karena ada
85
halangan, dengan demikian dapat dilihat angka melek aksara untuk golongan umur 45 keatas masih sangat perlu digalakkan.
Tabel 17. Angka Melanjutkan Sekolah dalam
Tahun SDMI
SMPMTs SMASMKMA PT
2008 67
62 9
2 2009
74 68
12 4
2010 72
66 11
3 2011
67 62
9 3
2012 71
66 13
5 Sumber: SIPD Tahun 2012
Pada tabel 17 dapat disimpulkan bahwa pendidikan tertinggi masyarakat Desa Sikayu masih didominasi oleh pendidikan dasar atau SD.
Jumlah peserta didik akan mengalami penurunan dalam segi jumlah pada setiap tahunnya ketika adanya transisi pendidikan dari jenjang pendidikan
dasar menuju pendidikan selanjutnya. Program wajib belajar Sembilan tahun nampaknya sudah dijalankan sebagian masyarakat, namun untuk
kesadaran dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi belum ada. Kurangnya partisipasi ini sangat kentara pada jumlah pesertadidik
SMASMKMA dan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Tabel 18. Jumlah Siswa Miskin Desa Sikayu
Tahun SDMI
SMPMTs SMASMKMA PT
2008 736
109 19
2 2009
765 138
49 3
2010 746
119 29
4 2011
736 109
37 5
2012 780
153 64
5 Sumber: SIPD Tahun 2012
86
Kemiskinan dan faktor ekonomi merupakan salah satu alasan klasik yang diutarakan oleh masyarakat Desa Sikayu sebagai alasan tidak
melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Pada jenjang SD dan SMP terdapat banyak sekali siswa miskin yang tercatat oleh kantor kelurahan.
Pada jenjang SMASMKMA jumlah siswa miskin berkurang sangat drastis, hal ini bukan tanpa alasan, pada umumnya masyarakat Desa
Sikayu setelah menyelesaikan pendidikan dasar mereka lantas pergi merantau untuk bekerja. Peserta didik yang masih bertahan untuk masuk
sekolah menengah jumlahnya sangatlah sedikit, sebagai lulusan sekolah menengah yang merantau akan mendapatkan pekerjaan yang sedikit lebih
baik daripada lulusan sekolah dasar. Jumlah peserta didik yang meneruskan ke Perguruan Tinggi
terhitung sangat sedikit, biasanya dikarenakan oleh ada dua macam sebab: a. Anak masih ingin melanjutkan sekolah baik itu ke sekolah menengah
maupun Pergutuan Tinggi namun orangtua sudah tidak mau membiayai, orangtua lebih menyarankan untuk bekerja. Sehingga tidak
ada pilihan lagi untuk anak selain pergi merantau b. Pada kasus yang kedua adalah anak memutuskan untuk tidak
melanjutkan sekolah baik itu sekolah menengah maupun Perguruan Tinggi dan lebih memilih bekerja, namun sesungguhnya orangtua
masih mau membiayai anak untuk melanjutkan sekolah.
87
Tabel 19. Prosentase Anak Putus Sekolah di Desa Sikayu Tahun
SDMI SMPMTs
SMASMKMA
2008 3
3 3
2009 3
3 3
2010 3
3 3
2011 3
3 3
2012 3
3 3
Sumber: SIPD Tahun 2012 Kemiskinan menjadikan salah satu penyebab adanya anak putus
sekolah, prosentase anak putus sekolah di Desa Sikayu menurut data tabel 19 mempunyai jumlah yang tetap selama periode lima tahun. Penyebab
putus sekolah disebabkan karena faktor ekonomi, sehingg anak tidak dapat melanjutkan sekolah. Orangtua dan anak tidak saling memberi motivasi
terhadap pentingnya pendidikan, banyak anak yang putus namun tidak merantau mereka memilih bekerja sebagai pencari aren.
6. Sarana dan Prasarana
Pembangunan baik fisik maupun sosial akan sangat mempengaruhi keadaan dan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Sarana dan Prasarana
yang terdapat disuatu wilayah secara langsung maupun tidak secara nyata pasti akan mempengaruhi kualitas dan kesejahteraan masyarakatnya.
Pembangunan sarana dan prasarana tentu saja berhubungan langsung dengan pengembangan daerah yang diberikan oleh pemerintah. Seperti
wilayah pada umumya baik jenis pedesaan mapun perkotaan, Desa Sikayu Kecamatan Buayan mendapatkan beberapa fasilitas berupa sarana dan
prasarana guna membangun dan mensejahterakan masyarakatnya, namun tentu saja sarana dan prasarana wilayah pedesaan dan perkotaan sangatlah
88
berbeda. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Sikayu adalah sebagai berikut:
a. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan merupakan sarana yang paling penting dan
vital baik diwilayah pedesaan maupun perkotaan. Di desa Sikayu untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat terutama
bagi balita dan anak-anak terdapat Posyandu Pos Pelayanan Terpadu sebanyak 8 unit telah yang tersebar dimasing-masing desa yang
mampu dijangkau oleh masyarakat secara strategis. Selain posyandu di desa Sikayu terdapat satu unit Polindes sejenis tempat pelayanan
kesehatan yang terdapat di setiap desa guna melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. Jumlah ini sangatlah minim mengingat
pertambahan jumlah penduduk yang setiap tahun selalu bertambah. Polindes ini menjadi rujukan rumah kesehatan yang paling dekat jika
masyarakat mengalami ganguan kesehatan, jika polindes tidak sanggup merawat pasien maka pasien harus pergi ke rumah sakit yang lebih
besar. Rumah sakit tersebut terletak dikota dengan jarak 25 km, waktu tempuh sekitar 30-45 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
dari tahun 2008 sampai sekarang jumlah polindes belum bertambah. Kekurangan sarana kesehatan rupanya dapat diminimalisir
dengan adanya beberapa masyarakat yang berprofesi sebagai petugas kesehatan, baik berupa dokter umum maupun bidan dan juga dukun
anak yang membuka praktek dirumah. Desa Sikayu merupakan daerah
89
pegunungan yang sejuk namun dari segi air bersih mereka masih kekurangan, setiap rumah warga mendapatkan air bersih melalui
selang air yang terhubung ke sumur atau sumber air yang letaknya jauh ditempat yang lebih tinggi. Keadaan seperti ini tentu belum memenuhi
standar pemenuhan kebutuhan air, masih sedikit sekali warga yang berminat membuat sumur sendiri-sendiri, akibatnya tak jarang tiap
rumah mengalami kekurangan air bersih bahkan mereka sering menghemat air. Tahun 2012 baru terdapat 213 rumah tangga yang
mendapatkan layanan air bersih secara sehat. Jumlah ini naik dari tahun 2011 baru terdapat 123 rumah tangga.
b. Sarana Pendidikan Sarana pedidikan yang terdapat di Desa Sikayu adalah sarana
berupa fisik dan nonfisik. Terdapat sarana pendidikan umum berupa 2 Taman Kanak-Kanak TK. Di Desa Sikayu terdapat beberapa Anak
Berkebutuhan Khusus ABK namun mereka tidak mampu merasakan dunia pendidikan formal, hal tersebut dikarenakan tidak ada Sekolah
Luar Biasa SLB. Adapun sekola SLB terdapat dikota yang jarak tempuhnya lumayan jauh, untuk ukuran masyarakat desa jarak yang
jauh merupakan hambatan tersendiri, jadi ABK di Desa Sikayu terpaksa tidak bisa sekolah.
Desa Sikayu mempunyai 4 Sekolah Dasar SD, sekolah tersebut adalah SD Sikayu 1, SD Sikayu 2, SD Sikayu 3, dan SD
Sikayu 4. Jumlah 4 sekolah dasar sangatlah mencukupi kebutuhan
90
pendidikan dasar masyarakat. Pada tahun 2011 SD Sikayu 1 dan SD Sikayu 3 resmi menjadi satu sekolah SD Sikayu 1, atau yang biasa
disebut regrouping. Regrupingterpaksa dilakukan karena SD Sikayu 3 kekurangan peserta didik, seiring dengan sadarnya masyarakat akan
pendidikan lambat laun SD Sikayu 1 tersebut banyak mendapat peserta didik. Pada tingkatan pendidikan dasar selanjutnya, Desa Sikayu
memiliki 1 buah SMP yaitu SMPN 1 Sikayu. Bagi siswa yang tidak dapat sekolah di SMPN 1 Sikayu biasanya akan mendaftarkan diri ke
SMP PGRI, dikarenakan SMPN 1 Sikayu terdapat persaingan untuk masuk sekolah tersebut. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas, jika
peserta didik akan melanjutkan jenjang pendidikan SMK mereka harus pergi sekolah kekota, tak jarang bagi yang ingin melanjutkan ke
Perguruan Tinggi mereka harus merantau keluar daerah. Pendidikan non-formal merupakan pendidikan penunjang
dengan tujuan bisa memberikan anak pendidikan keterampilan jika anak tidak begitu memiliki kemamuan akademik yang bagus.
Pendidikan non-formal ini dimaksudkan agar anak tetap memiliki kemampuan untuk menunjang hidupnya, namun sayangnya di desa
Sikayu tidak terdapat satupun lembaga pendidikan non-formal. c. Sarana Kesejahteraan Sosial
Desa Sikayu tidak ada panti rehabilitasi sosial maupun sekolah khusus Anak Berkebutuhan Khusus ABK, walaupun jumlahnya
sedikit tetapi di Desa Sikayu terdapat masyarakat yang menyandang
91
cacat dan gangguan jiwa. Penyandang sakit jiwa di Desa Sikayu menurut data periode tahun 2012 terdapat 3 orang, jumlah ini sudah
menurun pada tahun 2010 yang sempat mencapai jumlah 5 orang. Terdapat ABK penyandang tuna wicara, sebagai layaknya anak negeri
mereka belum mendapatkan pendidikan yang layak karena
keterbatasan sarana, adapun sarana tersebut hanya terdapat dikota dan untuk mencapai kota harus menempuh jarak yang jauh dan biaya yang
besar jadi orangtua lebih memilih tidak menyekolahkan anaknya. d. Sarana Ibadah
Masyarakat Desa Sikayu merupakan daerah yang multikultural, salah satunya dari segi agama. Dalam kegiatan beragama ada tiga
agama yang di anut oleh masyarakat Desa Sikayu yaitu agama Islam yang dianut sebagian masyarakat, dan ada agama Katolik dan Hindu
yang dianut sebagian kecil masyarakat. Perbedaan latar belakang agama yang menyebabkan dibangunnya berbagai rumah ibadah. Ada 5
masjid, 15 langgar mushola, 1 gereja dan 1 kelenteng untuk memenuhi sarana ibadah masyarakat desa. Banyaknya pemeluk agama
Islam mendorong dibangunnya sebuah Taman Pendidikan Al-Qur an TPA bagi masyarakat muslim untuk mendalami agama dari usia dini.
B. Hasil Penelitian 1. Implementasi Pendidikan Nonformal di Desa Sikayu
a. Pendidikan Formal dan Nonformal bagi Masyarakat Desa Sikayu