12
c. Pendidikan akan melalui proses yang berdimensi waktu, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
d. Pendidikan membutuhkan keterlibatan banyak pihak baik orang tua, masyarakat, dan pemerintah agar tercapai tujuan pendidikan yang
mulia. e. Kegiatan pendidikan merupakan ekspresi manusiawi manusia. Oleh
karena itu semua hal yang berkatan dengan dasar, tujuan, asas, materi kurikulum, metode, alat-alat, dan hal-hal lain yang terkait dengan
pendidikan harus selaras dengan kondisi manusiawi manusia. f.
Proses pendidikan membutuhkan penanganan sungguh-sungguh yang mengarah pada pengorganisasian secara professional seiring dengan
tuntutan jaman. Akibat keadaan karakteristik dan latar belakang manusia yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, serta akibat tuntutan masing-masing jaman yang dilalui manusia yang beragam pula maka
praktek pendidikan antar tempat, antar generasi, dan antar golongan manusia juga mengalami variasi jenis dan corak. Sehingga secara umum
praktek pendidikan juga mengalami variasi pula yang dibedakan menurut jenis, jalur dan jenjang pendidikan.
2. Jenis Pendidikan
Pendidikan menurut jenisnya, pada umumnya dibedakan menjadi tiga macam. Ketiga macam tersebut adalah: 1 pendidikan formal, 2
pendidikan nonformal, 3 pendidikan informal. Ketiga jenis pendidikan
13
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ciri-ciri atau karakteristik ketiga pendidkan tersebut menurut Sanipah Faisal Usman,
2008 adalah: a. Pendidikan formal
Pendidikan ini merujuk pada pendidikan sistem persekolahan. Pendidikan sistem persekolahan ini adalah jenis pendidikan yang
sudah terstandar secara legal-formal. Baik dalam hal jenjang- jenjangnya, lama proses belajarnya, paket kurikulumnya, persyaratan
unsur-unsur pengelolaannya,
persyaratan usia
dan tingkat
pengetahuankemampuan dari peserta pendaftarannya, perolehan dan keberartian nilai dari kredensialnya, prosedur evaaluasi hasil
belajarnya, sekuensi penyaian materi dan latihan-latihannya, dan bahkan pada persyaratan presensi, waktu liburan, serta sumbangan
dana pendidikannya. Dalam hal persyaratan organisasi dan pengelolaannya juga
relative ketat karena sudah diatur sedemikian rupa, lebih formal, dan lebih terikat pada legalitas formal-administratif. Seperti halnya jam
belajar di sekolah yang sudah diatur dari pagi jam 07.00 WIB sampai siang jam 13.00 WIB.
b. Pendidikan nonformal Pendidikan nonformal memiliki karakteristik yang berbeda
dengan pendidikan formal. Pendidikan nonformal ini memiliki ciri: 1 Paket pendidikannya berjangka pendek
14
2 Setiap program pendidikan merupakan suatu paket yang sangat spesifik dan biasanya lahir dari kebutuhan yang sangat dirasakan
keperluannya 3 Persyaratan enrolmentnyapendaftarnya lebih fleksibel baik dalam
hal usia maupun tingkat kemampuannya 4 Persyaratan unsur-unsur pengelolaannya juga fleksibel
5 Sekuensitakaran materi pelajaran atau latihannya relatif lebih luwes, tidak kaku dalam jenjang kronologisnya
6 Perolehan dan keberartian nilai kredensialnya tidak terstandar Dari ciri-ciri tersebut maka pendidikan nonformal dapat
dikatakan relatif
lebih luwes,
fleksibel, dan
program penyelenggaraannya
berjangka pendek
dibandiingkan dengan
pendidikan formal. Contoh nyatanya adalah lembaga kursus yang berkembang di lingkungan masyarakat seperti kursus menjahit, bahasa
asing, komputer, dll. c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1 Tidak terorganisir secara struktural 2 Tidak terdapat penjenjangan atau tingkatan
3 Tidak mengenal adanya ijazah atau kredensial 4 Lebih merupakan hasil pengalaman belajar individu-mandiri