Implementasi Pendidikan Nonformal di Desa Sikayu

149 pesimis apabila melihat usaha yang dilakukan orang lain gagal, karena kemungkinan besar jika mencoba juga akan mendapat hasil yang sama. Apabila usaha yang dilakukan orang lain berhasil maka masyarakat lain akan beramai-ramai mencoba. Aparatur desa diharapkan memberikan motivasi dan dukungan agar mental pesimis masyarakat dapat berkurang. Sehingga usaha program pemberdayaan yang sesuai diharapkan dapat memaksimalkan sumberdaya alam yang ada, disertai dengan perubahan sifat masyarakat. Paparan diatas sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Sanipah Faisal Usman, 2008, yang menyatakan pendidikan nonformal memiliki cirri: a paket pendidikan berjangka pendek, b setiap program merupakan satu paket yang sangat spesifik dari kebutuhan yang diperlukan, c pendaftaran lebih fleksibel baik usia maupun tingkat kemampuannya, d persyaratan unsur pengelolaan yang luwes, e takaran materi pelajaran dan latihan relatif lebih luwes dalam jenjang kronologisnya, dan f perolehan nilai kredensial tidak terstandar.

3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan

a. Faktor Penghambat Pendidikan Sesuai dengan yang tertera pada undang-undang dasar bahwa pendidikan merupakan taggungjawab negara, namun hal tersebut tidak sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemerintah karena seluruh elemen masyarakat hendaknya turut ambil bagian untuk mensukseskannya. Secara struktural pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah 150 daerah, pemerintah desa, lembaga sekolah, dan lembaga lainnya guna mewujudkan pendidikan yang adil, merata, dan bermutu bagi masyarakat. Kerjasama antara masyarakat lingkungan sekolah, orangtua wali murid, dan dengan murid itu sendiri akan menimbulkan kolaborasi yang bagus. Kerjasama tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan demi tercapainya masyarakat Indonesia yang cerdas sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Minimnya aspirasi masyarakat Desa Sikayu terhadap pendidikan menimbulkan hambatan tersendiri bagi pemerintah dalam memajukan pendidikan dilingkungan petani.Terdapat faktor penghambat dan faktor pendukung terselenggaranya pendidikan pada masyarakat petani di Desa Sikayu, ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 22. Faktor Penghambat Pendidikan Faktor Penghambat Pendidikan Internal Eksternal Memberatkan oragtua Ekonomi Ingin menghasilkan uang Kesadaran pendidikan masih rendah pesimis Memilih untuk bekerja Sekolah jauh dan kurang bervariasi jurusannya Anak kurang termotivasi untuk sekolah malas sekolah Orangtua kurang perhatian terhadap pendidikan anak Pengaruh lingkungan ikut- ikutan teman bekerja Orangtua tidak memberikan motivasi kepada anak untuk melanjutkan sekolah Masyarakat desa belum memprioritaskan pendidikan sebagai kebutuhan penting yang harus didahulukan untuk mengembangkan 151 potensi yang ada dalam diri individu, dengan pemahaman pendidikan yang masih rendah masyarakat cenderung pesimis terhadap pendidikan. Masyarakat menyimpan keraguan terhadap keberhasilan yang ditawarkan sebagai hasil dari investasi pendidikan, mereka cenderung menilai bahwa selain melalui pendidikan mereka masih bisa meraih sukses. Ditambah dengan beberapa ada fakta yang menunjukkan orang yang berpendidikan tinggi tidak sesukses orang yang berpendidikan rendah, dengan demikian masyarakat merasa pesimis. b. Faktor Pendukung Pendidikan Diantara banyaknya faktor penghambat pendidikan terdapat beberapa masyarakat yang memiliki keyakinan untuk menyekolahkan anaknya kejenjang pendidikan yang tinggi, faktor pendukung pendidikan tersebut dapat ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 23. Faktor Pendukung Pendidikan Faktor Pendukung Pendidikan Internal Eksternal Nasib anak harus lebih baik dari nasib orangtua Adanya program beasiswa pendidikan, contohnya PMU dan dana BOS Antusiasme anak untuk melanjutkan sekolah Pendidikan adalah warisan terbaik bagi anak Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk memperbaiki nasib Faktor pendukung terselenggaranya pendidikan terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal menunjukkan adanya masyarakat yang percaya bahwa pendidikan akan membawa masa