Proses Kebijakan Pendidikan Kebijakan Pendidikan 1. Pengertian Kebijakan Pendidikan
33
berpengaruh terhadap perilaku dari berbagai pihak yang terlibat dalam program. Semuanya menunjukkan secara spesifik dari proses
implementasi yang sangat berbeda dengan proses formulasi kebijakan. b. Pendekatan Implementasi
Ada empat pendekatan dalam proses implementasi kebijakan umumnya dan kebijakan pendidikan khususnya, yaitu: 1 Pendekatan
struktural, 2 pendekatan procedural dan manajerial, 3 pendekatan perilaku, dan 4 pendekatan politik.
1 Pendekatan Struktural Structural Approach Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan yang
bersifat top-down
yang dikenal dalam teori-teori modern. Pendekatan ini memandang bahwa kebijakan pendidkan harus
dirancang, diimplementasikan, dikendalikan, dan dievaluasi secara structural. Pendekatan ini menekankan pentingnya komando dan
pengawasan menurut tahapan atau tigkatan dalam struktur masing- masing organisasi.
Struktur yang bersifat hirarkis-organis sepertinya amat relevan untuk situasi-situasi implementasi di mana kita
memerlukan suatu organisasi pelaksana yang bertingkat yang mampu melaksanakan suatu kebijakan yang selalu berubah bila
dibandingkan dengan suatu tim kepanitiaan untuk program kebijakan yang sekali selesai atau bersifat adhokrasi yang
menangani proyek-proyek.
34
Kelemahan dari pendekatan struktural adalah proses pelaksanaan implementasi kebijakan pendidikan menjadi kaku,
terlalu birokratis, dan kurang efisien. 2 Pendekatan
Prosedural dan
Manajerial Procedural
and Managerial Approach
Pendekatan prosedural dan manajerial dikembangkandalam rangka suksesnya implementasi kebijakan pendidikan. Pendekatan
ini tidak mementingkan penataan struktur-struktur birokrasi pelaksana yang cocok bagi implementasi program, melainkan
dengan upaya mengembangkan proses-proses dan prosedur- prosedur yang relevan, termasuk prosedur manajerial beserta
teknik-teknik manajemen yang tepat. Tiga langkah prosedur yang tepat didalam proses
implementasi kebijakan setelah dilakukannya identifikasi masalah serta pemilihan kebijakan yang dilihat dari sudut biaya dan
efektifitasnya paling memenuhi syarat. Menurut Solichin Abdul Wahab dalam Arif Rohman, 2009: 141 ketiga prosedur tersebut
meliputi: a Membuat desain program beserta rincian tugas dan peumusan
tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi kerja, biaya, dan waktu.
b Melaksanakan program
kebijakan dengan
cara mendayagunakan struktur-struktur dan personalia, dana dan
35
sumber-sumber, prosedur-prosedur dan metode-metode yang tepat.
c Membangun sistem penjadwalan, monitoring, dan sarana- sarana pengawasan yang tepat guna menjamin bahwa tindakan-
tindakan yang tepat dan benar dapat segera dilaksanakan. Teknik manajerial ini merupakan perwujudan dari pendekatan
ini adalah perencanaan jaringan kerja dan pengawasan Network Planning dan Control-NPC yang menyajikan suatu kerangka kerja
dalam mana
proyek-proyek dapat
direncanakan dan
implementasiannya dapat diawasi dengan cara mengidentifikasi tugas- tugas yang harus diselesaikan, hubungan diantara tugas-tugas tersebut,
dan urutan-urutan logis di mana tugas itu harus diselesaikan. 3 Pendekatan Perilaku Behavioural Approach
Pendekatan prosedural manajerial terlalu menekankan pada aturan-aturan dan teknik manajemen yang bersifat impersonal.
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan perilaku meletakkan dasar semua orientasi dari kegiatan implementasi
kebijakan pada perilaku manusia sebagai pelaksana, bukan pada organisasinya sebagaimana pendekatan prosedural dan manajerial.
Pendekatan perilaku berasumsi bahwa upaya implementasi kebijakan yang baik adalah bila perilaku manusia beserta segala
sikapnya juga harus dipertimbangkan dan dipengaruhi agar proses implementasi kebijakan tersebut dapat berlangsung dengan baik.