212
desa dan mengembangkannya menjadi potensi positif. Sekolah yang menurut masyarakat dan pemerintah memang benar-benar mempunai
potensi untuk mengembangkan masyarakat desa sehingga mereka bisa lebih terberdaya.
6. Motivasifaktor pendukung terselenggaranya program pendidikan SK
: Karena anak yang meminta untuk sekolah lagi, padahal anak saya
sudah bekerja di EPSON ketika kontrak kerja habis anak saya minta melanjutkan sekolah. Karena itu adalah permintaan anak, maka saya
sebagai orangtua hanya bisa menuruti apa yang anak saya inginkan, palagi permintaan tersebut adalah permintaan baik.
RD
: Kita harus selalu berusaha bagaimanapun keadaan kita, anak
harus tetap sekolah dan itu yang saya inginkan. Orangtua boleh biasa saja tetapi anak haarus melebihi keadaan orangtua. Saya selalu mengarahkan
mereka untuk melihat kedepan dengan berkaca kepada orangtua agar selalu semangat.
TS
: Karena pendidikan itu penting maka saya menyekolahkan anak
setinggi mungkin. Kalau kita memberikan harta akan habis tetapi dengan kita memberikan pendidikan mereka bisa mengembangkan diri.
Pendidikan secara tidak langsung dapat mengangkat derajat orangtua dan ekonomi.
TP
: Bagi saya pendidikan anak harus melebihi saya. Sekolah dan
pendidikan anak saya upayakan bagaimanapun caraya walaupun harus meminjam uang kepada kerabat. Semaksimal mungkin saya membekali
anak dengan pendidikan formal dan pendidikan agama. Kalau orang lain memberikan warisan harta kepada anak, saya akan memilih memberikan
pendidikan karena harta yang dikelola dengan tidak cerdas tidak akan bertahan lama.
RJ
: Adanya program beasiswa seperti BOS, PMU, dan program
lainnya saya rasa sangat membantu mengingat keadaan masyarakat yang mempunyai kesulitan ekonomi, dengan catatan pendistribusian beasiswa
tepat sasaran. SL
: Adanya pendataan yang dilakukan pihak penilik luar sekolah
dikpora kecamatan merupakan salah satu faktor meningkatnya angka sekolah. Memastukan mereka mendapatkan pendidikan kejar paket dan
membrikan keterampilan kepada mereka melalui program pelatihan di PKBM setempat.
SR
: Pemerintah memberikan kemudahan dalam mengakses
pendidikan gratis salah satunya dengan diselenggarakannya PMU atau Pendidikan Menengah Universal. Kalau memang dari keluarga yang tidak
mampu lalu ajukan saja pernyataan tidak mampu nanti akan bebas biaya. Sosialisasi PMU ini sudah mencapai daerah pelosok pedesaan,
disampaikan saat pelepasan siswa SMP sederajat.
Kesimpulan:
213
Sebagian masyarakat Desa Sikayu sudah menyadari investasi pendidikan merupakan hal yang penting. Keinginan orangtua untuk memperbaiki
kehidupan melalui pendidikan, dengan demikian anak diberikan pendidikan sampai tinggi. Adaya beasiswa pendidikan mendorong
orangtua untuk tetap menyekolahkan anaknya karena beban ekonomi dinilai menjadi ringan. Program penjaringan yang dilakukan penilik luar
sekolah sangat membantu pemerintah dalam menjaring anak putus sekolah. Keinginan anak untuk sekolah membuat orangtua memberikan
kepercayaan untuk mengenyam pendidikan lebih lanjut. Mereka menginginkan perubahan nasib menjadi lebih baik.
7. Faktor penghambat terselenggaranya program pendidikan SD
: Dulu saya mengyuruh anak untuk melanjutkan sekolah tetapi
anak saya tidak mau, anak saya bilang kalau kasihan kepada orangtua. Kasihan mencari uang untuk biaya pendidikan.
MR : Anak saya sekarang sudah lulus SMP, saya memberikan tawaran
jika dia ingin melanjutkan sekolah tetapi dia tidak mau, dia lebih memilih untuk bekerja karena teman-temannya juga bekerja. Anak saya bilang mau
mencri uang sendiri agar tidak merepotkan orangtua. RD
: Hambatan ekonomi. SK
: Bagi orang desa yang hanya bertani, halangan yang jelas ada pada
bidang ekonomi. Tetapi mau bagaimana lagi jika anak meminta untuk sekolah lagi, maka saya sebagai oangtua hanya bisa mengusahakan untuk
mewujudkannya. SR
: Walaupun banyak yang bekerja diluar kota namun tetap saja
kesadaran untuk menuntut pendidikan masih rendah. TS
: Faktor utama pasti dana, dan yang kedua adalah jarak sekolah
yang jauh sehingga orangtua tidak bisa mengawasi secara langsung. TP
: Ketika
keadaan ekonomi
orangtua tergolong
mampu menyekolahkan anak dan anak juga mempunyai kemauan sekolah tetapi
justru orangtua yang tidak memiliki motivasi untuk meyekolahkan anak. Begitu pula sebaliknya, jika orangtua masih ingin membiayai anak untuk
sekolah tetapi anak sudah tidak memiliki motivasi untuk sekolah. MR
: Sekola itu tidak ada enaknya, pelajarannya susah dan biayanya
juga banyak. Kalau dibantu membiayai oleh pemerintah mungkin banyak yang melanjutkan, tetapi anak-anak sinibelum tentu berminat kalau
disuruh sekolah. Kalau saya pribadi mendukung anak sekolah tetapi yang didukung tidak mau sekolah.
SD
: Saya tidak memaksa karena anak saya sudah tidak mau sekolah
ya sudah saya biarkan karena itu adalah keputusannya. Tetapi saya berpesan agar besok tidak meyesal, tetapi pada akhirnya anak saya ada
yang menyesal tidak sekolah. TP
: Mereka orangtua masih berpikiran acuhterserah anak mau
sekolah atau tidak, karena kabnayakan dari mereka masih mengandalkan warisan tanah untuk menunjang hidup anak kedepannya.