Kesadaran pendidikan masyarakat Desa Sikayu TP

211 mutu dan infrastrukturnya. Karena disini sekolah masih jarang dan letakya jauh. Sekolah yang jauh tidak jarang menyebabkan masyarakat memilih untuk bekerja. MR :Bagaimana ya, sekolah itu mahal dan pelajarannya pun susah. SL : Kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan mereka, kalau didaerah pertanian ya yang sesuai untuk petani, yang dipantai yang sesuai untuk nelayan. Sistem pembelajarannya berwawasan lingkungan, sesuai dengan kebutuhan lingkungan, menerapkan dan memberdayakan potensi yang ada dilingkungan. Misalnya: pada sekolah perikanan ada materi tentang nelayan, diajak ke TPI untuk mempelajarinya, hingga anak-anak bisa menghayati langsung daripada melihat slide. Petani misalnya diberikan kelas pelatihan ke sawah, menganalisa struktur sawah, dll. Membangun sekolah-sekolah berwawasan lingkungan untuk mengembalikan karakter lingkungan. Karakter akhlak manusia maupun karakter lingkungan, bahwa di Sikayu lingkungkan karakternya adalah penderesmembuat gula aren. Jika pemerintah mengupayakan sekolah yang sesuai dengan lingkungan, disini banyak usaha gula aren rumahan jangan sampai diklaim oleh pengusaha. Nah dari hal tersebut bagaimana pemerintah membuat sekolah kejuruan yang berkompeten dan sesuai karakter atau watak lingkungan. SR : Kalau di kebumen dengan basis pertnaian, menurut saya akan lebih baik jika ada bekal masalah pengelolaan pertanian, misalnya ada argoteknologi, ada perikanan, ada peternakan, itu sangat baik untuk berwirausaha tapi masyarakat ditawari sekolah dengan program tersebut tidak mau, maka pemerintah mau tidak mau menyediakan sekolah otomotif yang mana pada asaat ini sedang digemari masyarakat. Karena yang ada baru teknik kendaraan ringan sekolah otomotif SMK, memang benar lulusannya akan bekerja, misalnya di Jakarta, tapi sebenarnya ada banyak lahan-lahan di Kebumen yang menjanjikan untuk dikembangkan namun dari masyarakat belum tentu menerima pandangan dari pemerintah itu baik dan menjanjikan tapi diterjemahkan oleh masyarakat juga menjadi baik kan belum tentu. Nanti jika kita membangun sekolah yang sesuai potensi dan harapan kita yang menurut pemerintah berpotensi tetapi masyarakat tidak tertarik kan percuma saja. Tapi animo masyarakat untuk masuk sekolah tersebut sangat kecil, bahkan nyaris banyak yang ditutup karena tidak ada peminat. Sekolah Bina Nusantara hanya 9 orang yang mendaftar, tata boga peminatnya sedikit, SMK Teknologi Gombong bahkan tidak ada yang mendaftar. Sekarang yang laku baru sekolah otomotif dengan jumlah siswa mencapai 35.000. Kesimpulan : Masyarakat menginginkan sekolah yang memberikan follow up terhadap profesinya. Sekolah yang dipadukan dengan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan potensi daerahnya. Biaya sekolah yag mudah dijangkau masyarakat menengah kebawah dengan tanpa membedakan mutu sekolah kota dan desa. Sekolah yang mampu memunculkan karakter masyarakat 212 desa dan mengembangkannya menjadi potensi positif. Sekolah yang menurut masyarakat dan pemerintah memang benar-benar mempunai potensi untuk mengembangkan masyarakat desa sehingga mereka bisa lebih terberdaya.

6. Motivasifaktor pendukung terselenggaranya program pendidikan SK

: Karena anak yang meminta untuk sekolah lagi, padahal anak saya sudah bekerja di EPSON ketika kontrak kerja habis anak saya minta melanjutkan sekolah. Karena itu adalah permintaan anak, maka saya sebagai orangtua hanya bisa menuruti apa yang anak saya inginkan, palagi permintaan tersebut adalah permintaan baik. RD : Kita harus selalu berusaha bagaimanapun keadaan kita, anak harus tetap sekolah dan itu yang saya inginkan. Orangtua boleh biasa saja tetapi anak haarus melebihi keadaan orangtua. Saya selalu mengarahkan mereka untuk melihat kedepan dengan berkaca kepada orangtua agar selalu semangat. TS : Karena pendidikan itu penting maka saya menyekolahkan anak setinggi mungkin. Kalau kita memberikan harta akan habis tetapi dengan kita memberikan pendidikan mereka bisa mengembangkan diri. Pendidikan secara tidak langsung dapat mengangkat derajat orangtua dan ekonomi. TP : Bagi saya pendidikan anak harus melebihi saya. Sekolah dan pendidikan anak saya upayakan bagaimanapun caraya walaupun harus meminjam uang kepada kerabat. Semaksimal mungkin saya membekali anak dengan pendidikan formal dan pendidikan agama. Kalau orang lain memberikan warisan harta kepada anak, saya akan memilih memberikan pendidikan karena harta yang dikelola dengan tidak cerdas tidak akan bertahan lama. RJ : Adanya program beasiswa seperti BOS, PMU, dan program lainnya saya rasa sangat membantu mengingat keadaan masyarakat yang mempunyai kesulitan ekonomi, dengan catatan pendistribusian beasiswa tepat sasaran. SL : Adanya pendataan yang dilakukan pihak penilik luar sekolah dikpora kecamatan merupakan salah satu faktor meningkatnya angka sekolah. Memastukan mereka mendapatkan pendidikan kejar paket dan membrikan keterampilan kepada mereka melalui program pelatihan di PKBM setempat. SR : Pemerintah memberikan kemudahan dalam mengakses pendidikan gratis salah satunya dengan diselenggarakannya PMU atau Pendidikan Menengah Universal. Kalau memang dari keluarga yang tidak mampu lalu ajukan saja pernyataan tidak mampu nanti akan bebas biaya. Sosialisasi PMU ini sudah mencapai daerah pelosok pedesaan, disampaikan saat pelepasan siswa SMP sederajat. Kesimpulan: