Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Keberadaan Lembaga Pemasyarakatan dalam Membina Pemuda Korban Narkotika

33 pelaksanaan pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan merujuk pada Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M. 02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana Tahanan, faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian karena dapat menjadi faktor pendukung atau malah menjadi faktor penghambat diantaranya; 1 Pola dan tata letak bangunan Pola dan tata letak bangunan merupakan faktor yang penting guna mendukung adanya pembinaan dan pendidikan. 2 Struktur Organisasi Struktur organisasi tidak boleh menjadi faktor penghambat, sehingga harus dijalankan secara fleksibel sepanjang tidak melanggar ketentuan yang ada. Setiap petugas atau pegawai harus mengerti dan dapat menjalankan tugasnya sesuai wewenang dan tanggungjawabnya. 3 Kepemimpinan Kepala Lembaga Pemasyarakatan, Kepala Rumah TahananKacabarutan, dan Kabispa Hal ini akan menjadi daya dukung apabila kepemimpinannya mampu profesional dalam mendorong motivasi kerja bawahan, membina, menetapkan disiplin, tanggungjawab, kerjasama serta kegairahan kerja. 4 Kualitas dan Kuantitas Petugas. Meningkatkan kualitas dan pengorganisasian kinerja yang bersih dan bertanggungjawab sangat menentukan bagi kondisi pembinaan dan pendidikan serta suasana ketertiban dan keamanan. 34 5 Manajemen Dalam hal ini sangat terkait dengan struktur organisasi, kualitas dan integritas kepemimpinan, kapasitas kemampuan pengelolaan anggota Lembaga Pemasyarakatan dalam pengelolaan administrasi. 6 Kesejahteraan Petugas Hal ini seharusnya tidak boleh menjadi pengaruh untuk menyebabkan lemahnya pembinaan dan pendidikan, keamanan dan ketertiban yang ada di Lembaga Pemasyarakatan. 7 SaranaFasilitas Pembinaan Hal ini perlu diperhatikan untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta memaksimalkan pelayanan, untuk itu saranafasilitas pembinaan perlu dirawat dan dipelihara serta didayagunakan secara optimal. 8 Anggaran Anggaran yang tersedia diusahakan dimanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna. 9 Sumber Daya Alam Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan konsep pemasyarakatan terbuka dan produktif, maka sumber daya alam merupakan salah satu faktor pendukung. Namun demikian, tanpa sumber daya alam pun pembinaan tetap harus dapat berjalan dengan memanfaatkan sarana dan fasilitas yang ada. 10 Kualitas dan Ragam Program Pembinaan Diperlukan program yang kreatif tetapi murah dan mudah serta memiliki dampak edukatif yang optimal bagi Warga Binaan Pemasyarakatan. 35 11 Masalah-masalah lain yang berkaitan dengan Warga Binaan Pemasyarakatan Sikap acuh tak acuh keluarga narapidana, partisipasi masyarakat yang masih perlu juga ditingkatkan, kerjasama dengan instansi badan tertentu baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung masih perlu ditingkatkan Informasi dan pemberitaan-pemberitaan yang tidak seimbang

B. Penelitian yang Relevan

1. Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam Melaksanakan Rehabilitasi sosial terhadap Narapidana Penyalahgunaan Narkotika di Kabupaten Sleman Skripsi Bayu Suseno. 2007. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer yang berupa data yang diperoleh dari wawancara kepada narasumber serta data sekunder yaitu dokumen yang mendukung. Hasil penelitian yaitu didalam Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Sleman belum ada rehabilitasi medis yang berupa upaya menghilangkan racun yang terdapat dalam tubuh narapidana penyalahguna narkotika. Rehabilitasi yang dilakukan menitikberatkan pada rehabilitasi sosial. Demi lebih optimalnya pelaksanaan rehabilitasi maka diperlukan perbaikan dan peningkatan fasilitas-fasilitas serta tenaga ahli. Upaya rehabilitasi sosial terhadap narapidana penyalahguna narkotika dapat dikatakan berhasil apabila narapidana yang bersangkutan tidak lagi menggunakan narkotika dan telah mampu menghilangkan keinginannya untuk kembali menyalahgunakan narkotika. Penelitian yang akan dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika klas IIA Yogyakarta menitikberatkan pada pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan pendidikan kepemudaan yang berbasis kecakapan hidup yang diharapkan