32 menjadi individu yang taat hukum dari sikap dan tingkah lakunya, tertib, disiplin,
tanggung jawab, serta memiliki semangat menjadi warga negara yang baik. Di dalam Lembaga Pemasyarakatan narapidana diberi berbagai macam
ketrampilan. Dalam pemberian ketrampilan harus disesuaikan dengan kemampuan, bakat, minat serta dana yang tersedia. Ketrampilan yang
diberikan hendaknya yang menunjang kehidupan manusia, artinya ketrampilan itu nantinya dapat dikembangkan dan dijadikan sumber
penghasilanmata pencaharian, sehingga narapidana tidak akan tergantung pada keluarga, masyarakat, ia dapat mandiri Jumiati, 1995: 14 .
Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan ini merupakan program pokok dengan bertujuan agar Warga Binaan Pemasyarakatan memiliki jiwa semangat
berkarya, berwirausaha dan memiliki daya kreatif, sehingga skill dasar yang dimiliki dapat berkembang. Esensinya diharapkan pemuda yang menjadi Warga
Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan sangat diharapkan ketika kelak keluar dari Lembaga Pemasyarakatan menjadi diri yang baru yang lebih
baik dan memiliki kepercayaan diri untuk bersama-sama hidup ditengah-tengah masyarakat.
d. Pelaksanaan Pembinaan atau Pendidikan di Lembaga Pemasyarakatan
Dalam membina kegiatan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan pembina atau petugas perlu memiliki kemampuan profesional dan integritas moral.
Membina dan mendidik Warga Binaan Pemasyarakatan harus disesuaikan dengan asas-asas yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, dan Standar Minimum
Rules SMR yang terkandung dalam sepuluh prinsip pemasyarakatan. Intinya program kegiatan yang diberikan dan dilaksanakan oleh pembina atau petugas
dengan memberikan pelayanan, pembinaan, pendidikan, pembimbingan untuk meningkatkan kualitas diri Warga Binaan Pemasyarakatan. Untuk mewujudkan
33 pelaksanaan pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan merujuk pada
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M. 02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana Tahanan, faktor-faktor yang
perlu mendapat perhatian karena dapat menjadi faktor pendukung atau malah menjadi faktor penghambat diantaranya;
1 Pola dan tata letak bangunan Pola dan tata letak bangunan merupakan faktor yang penting guna
mendukung adanya pembinaan dan pendidikan. 2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi tidak boleh menjadi faktor penghambat, sehingga harus dijalankan secara fleksibel sepanjang tidak melanggar ketentuan yang ada. Setiap
petugas atau pegawai harus mengerti dan dapat menjalankan tugasnya sesuai wewenang dan tanggungjawabnya.
3 Kepemimpinan Kepala Lembaga Pemasyarakatan, Kepala Rumah TahananKacabarutan, dan Kabispa
Hal ini akan menjadi daya dukung apabila kepemimpinannya mampu profesional dalam mendorong motivasi kerja bawahan, membina, menetapkan
disiplin, tanggungjawab, kerjasama serta kegairahan kerja. 4 Kualitas dan Kuantitas Petugas.
Meningkatkan kualitas dan pengorganisasian kinerja yang bersih dan bertanggungjawab sangat menentukan bagi kondisi pembinaan dan pendidikan
serta suasana ketertiban dan keamanan.