51 terpadu, bahwa penanganan korban Napza masih dilakukan secara parsial aspek
hukum, medis, sosial, spiritual, bahwa agar efektif dan efisien perlu ada pusat rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Napza secara terpadu. Selain itu juga adanya
kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi DIY dengan Kemenkumham tentang Pembangunan dan Pengelolaan Pusat Rehabilitasi Korban
Penyalahgunaan Napza Terpadu Provinsi DIY tanggal 14 Oktober 2005. Ruang lingkup diantaranya pembangunan dan pengelolaan Lembaga Pemasyarakatan
Narkotika Klas IIA Yogyakarta, pusat rehabilitasi medis korban, pusat diklat penanggulanganpenyalahgunaan.
b. Dasar Hukum
Dasar Hukum yang mendasari berdirinya Lembaga Pemasyarakatan
Narkotika Klas IIA Yogyakarta diantaranya:
1 UU No. 121995 tentang Pemasyarakatan; 2 UU No. 51997 tentang Psikotropika;
3 UU No. 221997 tentang Narkotika; 4 PP No. 311999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan; 5 PP No. 321999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan; 6 PP No. 571999 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan Pembinaan dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan; 7 Keputusan Presiden No. 1702 tentang BNN;
52 8 Inpres No. 302 tentang Penanggulangan, Pencegahan dan Peredaran Gelap
Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Lainnya; 9 Permen Koord Bidang Kesra Selaku Ketua KPA Nasional No.
02PERMENKOKESRA2007 tentang Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik. 10 Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. M.04.PR.07.0307 tentang
Pembentukan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Yogyakarta. Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Yogyakarta mengarah untuk
memberikan jaminan paripurna kepada korban secara terpadu melalui aspek hukum, medis, sosial, spiritual, pengembangan pendidikan, pelatihan pencegahan,
penanggulangan penyalahgunaan secara terpadu.
c. Tujuan
Tujuan dari Lembaga Pemasyarakatan Narkotika ialah 1 Memberikan pembinaan paripurna kepada Warga Binaan Pemasyarakatan
secara terpadu melalui aspek, hukum, medis, sosial, dan spritual. 2 Membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahan, memperbaiki diri sehingga dapat diterima kembali
oleh lingkungan masyarakat.