Pendekatan Penelitian Desain Penelitian

36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk memperoleh data dari hasil atau akibat dalam suatu treatment pada penggunaaan senam otak arm activation terhadap kemampuan menulis permulaan anak autistik kelas VI di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta. Pendekatan eskperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan Single Subject Research SSR. Menurut Sunanto dalam Ulfah Saefatul Mustaqimah, 2013: 24, “.... penelitian subjek tunggal, yakni suatu metode penelitian eksperimen yang dilakukan pada subjek tunggal dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang- ulang terhadap perilaku yang ingin dirubah dalam waktu tertentu”. Alasan menggunakan pendekatan single subject research dalam penelitian ini, yaitu peneliti ingin melihat ada atau tidaknya pengaruh yang dihasilkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui pengaruh senam otak arm activation terhadap kemampuan menulis permulaan anak autistik kelas VI di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan A-B- A’ yang artinya desain A-B- A’ memberikan suatu hubungan sebab akibat yang lebih kuat diantara variabel terikat dengan variabel bebas. Menurut Sunanto 37 dalam Yeni Rachmawati, 2013: 33, “desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan desain A-B, hanya saja ada pengulangan kondisi baseline ”. Menurut Juang Sunanto 2006: 45, untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan penelitian dengan desain A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini: 1. Mendefinisikan peilaku sasaran target behavior dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat, 2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline A1 secara kontinu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil, 3. Memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi baseline stabil, 4. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi B dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil, 5. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi B stabil mengulang kondisi baseline A2. Berdasarkan pernyataan tersebut, berikut ini merupakan gambaran desain penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian Single Subject Research SSR pada penelitian ini, yakni: Gambar 3. Desain A-B-A ’ Juang Sunanto, 2006: 45 A – B - A’ A 1 A 2 A 3 B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 B 8 A’ 1 A’ 2 A’ 3 38 Keterangan: A: Baseline-1, kondisi awal hasil belajar sebelum diberikan intervensi. B: Intervensi, kondisi kemampuan hasil belajar setelah diberikan intervensi, dengan penggunaan senam otak arm activation. A’: Baseline-2, kondisi setelah intervensi. Adapun perincian pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian subyek tunggal dengan desain penelitian A-B- A’, yaitu: 1. A Baseline-1 Pada baseline-1 akan dilakukan tes untuk mengukur kemampuan awal anak sebelum diberikannya perlakuan. Tes yang dilakukan yaitu dengan cara memberikan 30 butir soal yang terdiri dari 15 butir soal pada aspek menebalkan dan 15 soal pada aspek menyalin berbagai bentuk pola dasar untuk mengukur frekuensi munculnya kesalahan dalam mengerjakan soal mengenai menulis permulaan. Pengukuran awal ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 minggu II. Pemberian tes sebagai dasar dalam pengukuran ini, dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama dengan guru kelas VI di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta. 2. B Intervensi Pada penelitian ini, pemberian intervensi atau perlakuan dilakukan sebanyak 8 sesi yang dilaksanakan selama 2 minggu dengan alokasi waktu yang digunakan yaitu 30 menit pada setiap pertemuan. Pemberian intervensi yang dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan ini, diperkuat dengan hasil 39 penelitian sebelumnya terkait dengan pemberian intervensi berupa brain gym terhadap kemampuan menulis permulaan. Hasil penelitian tersebut dilakukan oleh Yoga Puspa Umbara 2014, yang menunjukkan adanya pengaruh setelah pemberian intervensi sebanyak 7 kali terhadap kemampuan untuk melatih menebalkan garis dan menyalin tulisan. Dengan demikian, pemberian intervensi yang dilakukan secara berulang diharapkan mampu memberikan perubahan yang lebih baik terhadap kemampuan menulis permulaan subyek. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan intervensi pada penelitian ini terlampir pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang terlampir pada lampiran 9 halaman 204. 3. A’ Baseline-2 Baseline-2 merupakan pengulangan kondisi baseline-1 sebagai evaluasi mengenai hasil intervensi yang telah diberikan. Pada baseline-2 ini, tes diberikan kembali untuk mengukur kemampuan menulis permulaan subyek setelah diberikannya intervensi. Pengukuran melalui tes tersebut dilakukan sebanyak tiga kali untuk melihat suatu pengaruh yang terjadi setelah pemberian treatment melalui senam otak arm activation terhadap kemampuan menulis permulaan subyek. Dalam hal ini, pengukuran dilakukan pada frekuensi kesalahan yang terjadi ketika subyek mengerjakan soal menulis permulaan. 40

C. Tempat dan Waktu Penelitian