19
pada  gerakan  tangannya.  Kekakuan  pada  tangan  tersebut  menyebabkan proses  pembelajaran  menjadi  terhambat,  sehingga  anak  autistik  ini  sering
mengalami kesulitan dan kesalahan, serta membutuhkan waktu  yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas menulis yang diberikan oleh guru.
2. Tujuan Menulis Permulaan
Menulis merupakan keterampilan dalam berbahasa dengan melibatkan kemampuan  indera  untuk  menuangkan  gagasan  atau  ide  ke  dalam  bentuk
tulisan.  Dalam  melakukan  keterampilan  menulis  dibutuhkan  koordinasi yang  baik  antar  anggota  tubuh,  sehingga  tulisan  yang  dihasilkan  menjadi
lebih  baik.  Menurut  Munawir  Yusuf  2005:  181,  “tujuan  utama  dalam pengajaran menulis adalah keter
bacaan”. Adapun maksud dalam pernyataan tersebut  adalah  hasil  tulisan  yang  telah  dilakukan  mampu  memberikan  arti
dan mengkomunikasikan pesan yang disampaikan kepada pembaca. Begitupun  tujuan  menulis  permulaan  bagi  anak  autistik,  yang
diharapkan  mampu  membuat  tulisan  dengan  baik  serta  dapat  diketahui maksud
tulisan tersebut,
sehingga tulisan
tersebut mampu
mengkomunikasikan  pesan  yang  ingin  disampaikan.  Sejalan  dengan pernyataan  tersebut,  menurut  Yoga  Puspa  Umbara  2014:  34,  “tujuan
menulis  permulaan  pada  anak  autis  adalah  supaya  anak  dapat  menulis tangan  dengan  baik,  dan  mampu  terbaca  hasil  tulisan  tangannya  juga  agar
dapat  menunjang  kemandirian  anak  dalam  belajar”.  Dengan  adanya pernyataan  tersebut,  maka  pembelajaran  menulis  permulaan  bagi  anak
autistik  sangat  berguna  bagi  kehidupannya  di  masa  mendatang,  sebab
20
dengan  hasil  tulisan  yang  baik  akan  mampu  melanjutkan  pembelajaran menulis pada tahap lanjut.
Dalam  penelitian  ini,  tujuan  menulis  permulaan  bagi  anak  autistik yaitu  untuk  melatih  kemampuannya  dalam  menulis  agar  dapat  terlihat  dan
terbaca  dengan  jelas  oleh  pembaca.  Hal  itu  dikarenakan  kemampuan menulis permulaan anak autistik dalam penelitian ini masih kurang optimal.
3. Tahapan Menulis Permulaan
Keterampilan  menulis  permulaan  pada  dasarnya  tidak  hanya  sebatas coretan  pensil  saja,  melainkan  adanya  beberapa  tahapan  yang  perlu
dilakukan  dalam  kegiatan  tersebut.  Menurut  Munawir  Yusuf  dan  Edy Legowo 2007:  118-119,  terdapat  tiga  aspek  dalam  keterampilan  menulis
permulaan, seperti: a.
Keterampilan pra-menulis: -
Meraih -
Meraba -
Memegang -
Melepaskan benda -
Mencari  perbedaan  dan  persamaan  berbagai  benda,bentuk, warna, bangun, posisi
- Menentukan arah kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang
- Membedakan panjang, pendek, tinggi rendah, besar kecil.
b. Keterampilan  menulis:  memegang  alat  tulis,  menggerakkan  alat
tulis ke atas dan ke bawah, menggerakkan alat tulis ke kiri dan ke kanan,  menggerakkan  alat  tulis  melingkar,  menyalin  huruf,
menyalin  namanya  sendiri  dengan  huruf  balok,  menulis  namanya sendiri  dengan  huruf  balok,  menyalin  kata  dan  kalimat  dengan
huruf balok, menyalin huruf balok dari jarak jauh, menyalin huruf kata  dan  kalimat  dengan  tulisan  bersambung,  menyalin  tulisan
bersambung dari jarak jauh.
c. Keterampilan  mengeja:  mengenal  huruf  abjad,  mengenal  kata,
mengucapkan  kata  yang  diketahuinya,  mengenal  persamaan  dan perbedaan  kofigurasi  kata,  membedakan  bunyi  pada  kata-kata,
mengasosiasikan  bunyi  dengan  huruf,  mengeja  kata,  menemukan aturan ejaan kata, menuliskan kata dengan ejaan yang benar.
21
Sejalan dengan pernyataan tersebut, pendapat lain yang dikemukakan oleh  Tri  Gunadi  2003:  282-283  mengenai  tahapan  perkembangan  pre-
writing skill, yaitu: a.
Tahap  inisial,  meliputi:  meremas  kertas,  menusukkan  krayon  ke kertas,  scribble  secara  acak,  scribble  secara  spontan  dengan  arah
horizontal,  scribble  secara  spontan  dengan  arah  vertikal,  scribble secara spontan dengan arah memutar.
b. Tahap imitasi  mengkopi
Berdasarkan  kedua  pendapat  di  atas  mengenai  tahapan  menulis permulaan,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  sebelum  memulai  menulis
terlebih  dahulu  anak  diberikan  latihan  untuk  kesiapannya  dalam perkembangan  menulis  lanjut.  Adapun  beberapa  latihan  yang  dilakukan
yaitu  memberikan  stimulasi  bagi  perkembangan  motorik  anak  agar kemampuannya  dalam  mengontrol  alat  tulis  lebih  optimal.  Dalam
melakukan keterampilan menulis permulaan perlu adanya kematangan pada fungsi  kognitif  dan  motorik  individu.  Hal  tersebut  dikarenakan,  dalam
menulis  permulaan  diperlukan  adanya  kestabilan  motorik  halus  atau  alat gerak tangan dalam memegang alat tulis agar mampu menulis dengan baik.
Maka  dari  itu,  setelah  anak  mampu  dan  menguasai  kemampuan  pada keterampilan  pra-menulis,  maka  anak  dapat  melanjutkan  pada  tahapan
berikutnya yaitu keterampilan menulis dan mengeja. Pada  penelitian  ini,  kemampuan  subyek  dalam  melakukan
keterampilan  pra-menulis  seperti  yang  telah  dipaparkan  sebelumnya  sudah baik  dan  mampu  dilakukannya.  Akan  tetapi,  pada  tahapan  menulis
kemampuan subyek masih rendah, terutama dalam menggerakkan alat tulis
22
yang cenderung
mengalami kekakuan.
Maka dari
itu, untuk
mengoptimalkan  kemampuan  subyek  pada  tahap  keterampilan  menulis  ini, materi  yang  diberikan  oleh  guru  kelas  kepada  subyek  pun  sebatas  pada
keterampilan  menebalkan  dan  menyalin.  Meskipun  kemampuan  subyek dalam melakukannya masih belum optimal.
Dengan  demikian,  tahapan  menulis  permulaan  pada  penelitian  ini berfokus  pada  kemampuan  anak  autistik  dalam  menebalkan  dan  menyalin
berbagai  bentuk  suatu  pola  dasar.  Maka  dari  itu,  untuk  mengoptimalkan kemampuan  menulis  permulaan  subyek,  dalam  penelitian  ini  tahapan
menulis  permulaan  yang  akan  diberikan  yaitu  pada  tahap  menebalkan  dan menyalin bentuk-bentuk dasar.
Menurut Tri Budi Santoso 2003: 294, menyebutkan sembilan bentuk geometri  yang  harus  dikuasi  anak  agar  mampu  menulis  dengan  baik,
diantaranya: “1 garis vertikal |, 2 garis horizontal -, 3 lingkaran o, 4 garis silang horizontal dan vertikal +, 5 garis miring ke kanan , 6
bujur  sangkar,  7  garis  miring  ke  kiri  \,  8  garis  silang  miring  X,  9 segitiga”.  Oleh karena itu,  dikarenakan kemampuan anak autistik ini pada
tahap  menebalkan  dan  menyalin  bentuk  angka  dan  huruf  masih  sangat rendah,  maka  dalam  penelitian  ini  tahapan  menulis  permulaan  yang
diberikan hanya pada tahap menebalkan dan menyalin bentuk-bentuk dasar. Adapun  berbagai  bentuk  dasar  yang  akan  diberikan  pada  tahapan  ini  yaitu
garis vertikal |, garis horizontal -, garis miring , dan garis lengkung.
23
4. Bentuk-Bentuk Kesulitan Menulis Permulaan