16
Dalam penelitian ini, anak autistik yang menjadi subyek memiliki keterbatasan pada fungsi kognitif dan motorik halusnya, sehingga
menghambat proses pembelajaran terutama menulis permulaan. Mengingat saat ini anak autistik yang menjadi subyek dalam penelitian berada pada
kelas VI SD, akan tetapi kemampuannya dalam menulis cenderung masih rendah. Maka dari itu, dalam proses pembelajaran anak autistik ini
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas karena kekakuan yang dialaminya menghambat kegiatan belajar. Selain itu, apabila
dalam proses pembelajaran guru kurang memberikan bimbingan secara intensif, maka frekuensi kesalahan dalam menulis permulaan yang dialami
oleh subyek lebih banyak. Dengan adanya pernyataan di atas, maka untuk mengatasi hambatan
menulis karena adanya kekakuan pada tangan yang dialami oleh anak autistik tersebut, maka peneliti ingin memberikan sebuah treatment yang
mampu mengatasi hambatan belajar menulisnya yaitu dengan pemberian senam otak gerakan arm activation. Sehingga, untuk mengukur keberhasilan
treatment yang diberikan tersebut yaitu dengan melihat frekuensi kesalahan anak autistik dalam menulis permulaan.
B. Kajian Tentang Kemampuan Menulis Permulaan
1. Pengertian Menulis Permulaan
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sangat kompleks dengan melibatkan koordinasi antara kemampuan visual,
kemampuan motorik dan kemampuan kognitif. Dalam proses pembelajaran,
17
keterampilan menulis menjadi suatu kemampuan dasar bagi individu untuk melakukan keterampilan berbahasa yang lain. Maka dari itu, kematangan
kemampuan menulis pada individu sejak dini dapat memberikan kemudahan dalam melakukan keterampilan menulis pada tahapan selanjutnya.
Menurut Siti Maslakhah, dkk. 2011: 55, “menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan
tertentu, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur”. Adapun pendapat lain mengenai menulis yang dikemukakan oleh Petrin Kasdanel
2013: 248 yaitu, “menulis merupakan suatu aktifitas fisik, yang dalam pelaksanaannya melibatkan indera, seperti tangan yang digunakan untuk
menulis, mata untuk melihat apa yang ditulis”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka disimpulkan bahwa
menulis merupakan keterampilan dalam berbahasa dengan melibatkan kemampuan indera untuk menuangkan gagasan atau ide ke dalam bentuk
tulisan. Menulis permulaan merupakan suatu tahapan awal dalam kemampuan menulis lanjut. Dalam menulis permulaan ini, sangat
diperlukan adanya koordinasi indera yang baik serta keterampilan- keterampilan dasar dalam menulis seperti: menggerakkan tangan, membuat
coretan yang baik, dan sebagainya. Dengan demikian, keberhasilan seorang anak dalam menulis sangat
dipengaruhi oleh kematangan kemampuan kognitif dan motorik halus serta koordinasi indera. Selain itu, untuk memiliki keterampilan menulis yang
baik terdapat beberapa pra-syarat yang perlu dikuasai. Menurut Tri Gunadi
18
2003: 281, terdapat sembilan persyaratan dalam belajar menulis, diantaranya: “kesiapan perkembangan, keseimbangan kestabilan bahu,
kontrol lengan bawah, kestabilan pergelangan tangan, grasp, bilateral handuse, sensory experiences, dan eye, hand, and arm coordination
”. Pendapat lain mengenai persyaratan yang perlu dikuasai oleh anak dalam
menulis dikemukakan oleh Lamme dalam Tri Budi Santoso, 2003: 294, yaitu:
“a perkembangan otot-otot kecil tangan, b koordinasi mata-tangan, c kemampuan untuk menggunakan alat tulis, d kemampuan untuk
membuat coretan dasar seperti lingkaran dan garis-garis, e memahami bentuk huruf, d orientasi pada bahasa tulisan
”. Mengacu pada pendapat yang telah dikemukakan oleh
kedua ahli tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk memiliki
kemahiran dalam melakukan keterampilan menulis permulaan, terdapat beberapa persyaratan khusus yang perlu dikuasi. Adapun beberapa
persyaratan untuk menunjang kemampuan menulis permulaan, diantaranya yaitu: perlu adanya koordinasi yang baik antara mata, tangan, otot-otot
bahu, dan kestabilan tangan. Sehingga, dengan memiliki kemampuan koordinasi yang baik diantara aspek-aspek tersebut, maka kemampuan
menulis individu akan jauh lebih baik. Dalam penelitian ini, kemampuan anak autistik dalam menulis
permulaan masih
rendah, hal
tersebut dikarenakan
kemampuan mengkoordinasi gerakan masih belum optimal. Rendahnya kemampuan
menulis permulaan anak autistik tersebut dikarenakan adanya kekakuan
19
pada gerakan tangannya. Kekakuan pada tangan tersebut menyebabkan proses pembelajaran menjadi terhambat, sehingga anak autistik ini sering
mengalami kesulitan dan kesalahan, serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas menulis yang diberikan oleh guru.
2. Tujuan Menulis Permulaan