33
E. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran terutama pada menulis permulaan, sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik antara kemampuan kognitif dan
motorik individu, tidak terkecuali pada anak autistik. Meskipun fungsi kognitif dan motorik berada pada dimensi yang berbeda di otak, akan tetapi kedua
aspek tersebut saling berhubungan. Maka dari itu, untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan motorik dalam proses pembelajaran menulis
permulaan diperlukan adanya suatu upaya yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh dimensi otak yaitu dengan senam otak. Pendapat tersebut
sejalan dengan hasil penelitian Yoga Puspa Umbara 2014, mengenai “Penggunaan Brain Gym Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis
Permulaan Pada Anak Autis Kelas IV di SLB Marsudi Putra II Pandak Bantul Yogyakarta”, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tindakan
berupa brain gym dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa autisme.
Senam otak merupakan serangkaian latihan gerakan tubuh sederhana yang dapat memberikan rangsangan pada otak kanan dan kiri. Menurut Franc.
And ri Yanuarita 2013: 22, “senam otak bertujuan untuk mengaktifkan potensi
belahan otak hemisfer kanan dan kiri, sehingga pada akhirnya terjadi integrasi atau kerja sama antar keduanya”. Dalam hal ini, pemberian senam
otak dilakukan pada anak autistik yang mengalami kekakuan pada motorik halus tangan dalam menulis. Hambatan yang dialami tersebut dapat teratasi
dengan memberikannya upaya yang mampu merelaksasikan kekakuan yang
34
terjadi. Maka dari itu, pemberian senam otak dengan gerakan arm activation mengaktifkan tangan dapat meminimalisir atau mengurangi kekakuan yang
terjadi dan meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak autistik. Pernyataan di atas didukung dengan teori asosiasi oleh Thorndike.
Menurut Thorndike Sugihartono, dkk., 2007: 93 syarat utama terjadinya hubungan stimulus dan respon bukan kedekatan, tetapi adanya saling sesuai
antara stimulus dan respon. Dalam penelitian ini, penerapan senam otak arm activation mengaktifkan tangan pada proses pembelajaran dilakukan untuk
memberikan stimulus yang dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak autistik yang mengalami kekakuan pada motorik halusnya
tangan.
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir.
Anak autistik
Penggunaan senam otak arm activation mengaktifkan tangan dalam pembelajaran.
Hambatan pada motorik halus tangan.
Rendahnya kemampuan menulis permulaan.
Kekakuan pada tangan anak autistik ketika menulis berkurang.
Kemampuan menulis permulaan meningkat.
35
F. Hipotesis Penelitian