129 keadaan
siswa sebelum
tindakan. Berdasarkan
pengamatan, kegiatan
pembelajaran IPS saat itu masih menggunakan metode konvensional. Siswa hanya duduk mendengarkan ceramah guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru,
dalam kegiatan pembelajaran siswa juga cenderung pasif. Hanya beberapa siswa saja yang menonjol keaktifannya.
Peningkatan aktivitas belajar selaras dengan peningkatan hasil belajar siswa. Persentase peningkatan hasil belajar siswa sebelum tindakan yaitu 70,96 .
Persentase hasil belajar siswa meningkat menjadi 83,87 pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 90,32 pada siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa
meningkat dari 72 sebelum pelaksanaan tindakan, mencapai 75 pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 83 pada siklus II.
Data yang telah dideskripsikan di atas merupakan hasil dari pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Aktivitas dan hasil belajar IPS siswa
mengalami peningkatan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Maka, penelitian ini berakhir pada siklus II.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan di kelas V SD Negeri Winongo ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, antara lain:
1. Model Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament TGT adalah
sebuah model pembelajaran yang membutuhkan waktu yang panjang dalam pelaksanaannya. Satu rancangan model ini tidak cukup dilaksanakan dalam 1
kali pertemuan, sehingga penelitian berlangsung lama.
130 2.
Singkatnya waktu yang diberikan kepada guru untuk mempelajari model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament TGT sehingga
pembelajaran yang dilakukan masih perlu beberapa perbaikan. 3.
Siswa gaduh saat pelaksanaan turnamen karena ingin menantang jawaban lawan sehingga sedikit mengganggu kelas lain.
131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Winongo pada penelitian ini ditingkatkan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Team
Game Tournament TGT. Komponen-komponen dalam pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament TGT dapat mengaktifkan siswa.
Dalam setiap komponen model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament TGT, ada beberapa aktivitas belajar siswa yang akan dinilai.
Dalam kegiatan penyajian materi, aktivitas siswa ditingkatkan melalui penyampaian materi dengan menarik perhatian siswa. Perhatian siswa tertuju
pada penyampaian materi yang dilakukan guru. Dalam kegiatan diskusi dan permainan, aktivitas siswa digali melalui perannya. Setiap siswa memiliki
peran dalam diskusi dan permainan, sehingga semua siswa memiliki aktivitas. Dalam menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, setiap siswa wajib untuk
menjelaskan hasil diskusinya. Dalam kegiatan turnamen akademik, aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui pertanyaan dalam turnamen. Siswa
menjawab pertanyaan dalam turnamen, serta dapat menentang jawaban lawan. Keaktifan siswa juga dapat dilihat pada saat siswa antusias dalam pelaksanaan
turnamen, dan pada saat siswa merasa senang melaksanakan turnamen.
B. Saran