258 tetap berusaha melepaskan diri. Pada tanggal 15 Deember 1945, pasukan
TKR berhasil memukul mundur pasukan sekutu. 3.
Akibat Pertempuran Ambarawa Sejak terjadinya pertempuran di Ambarawa itu, nama kolonel Isdiman
menjadi terkenal. Keberhasilannya mengusir tentara Inggris Sekutu dari Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 membuktikan bahwa TKR
memiliki taktik dan strategi perang yang jitu. Untuk memeringati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15
Desember dikenang sebagai Hari Infantri. Di Ambarawa didirikan sebuah
monumen yang diberi nama Palagan Ambarawa.
C. Bandung Lautan Api
1. Latar Belakang
Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki kota Bandung. Ketika itu para pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan
kekuasaan dan merebut senjata serta peralatan dari tentara Jepang. Tentara Sekutu bersama Tentara NICA menduduki dan menguasai
kantor-kantor penting. Tujuan tentara NICA berkeinginan mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Para pejuang yang bergabung dalam TKR,
laskar-laskar, dan badan-badan pejuang mengadakan perlawanan terhadap tentara Sekutu dan Belanda itu, sehingga terjadilah pertempuran.
2. Jalannya Pertempuran
Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan peringatan pertama agar bagian utara kota Bandung dikosongkan oleh pihak
Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para pejuang kita harus menyerahkan senjata yang mereka rampas dari tentaran Jepang.
Alasannya untuk menjaga keamanan. Apabila tidak dipedulikan, tentara Sekutu akan menyerang habis-habisan. Peringatan ini tidak dihiraukan oleh
para pejuang Indonesia. Sejak saat itu sering terjadi bentrokan senjata dengan tentara Sekutu. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara
dan Bandung Selatan. Oleh karena persenjataan yang tidak memadai,
259 pasukan TKR dan para pejuang lainnya tiak dapat mempertahankan
Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai oleh Sekutu. Pada tanggal 23 Maret 1946, tentara Sekutu kembali mengeluarkan
ultimatum ke dua. Mereka menuntut agar semua masyarakat dan para pejuang TRI Tentara Republik Indonesia mengosongkan bagian selatan
kota Bandung. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah berubah namanya menjadi TRI.
Demi pertimbangan politik dan keselamatan rakyat, Pemerintah Republik Indonesia memerinahkan TRI dan para pejuang lainnya untuk
mundur dan mengosongkan Bandung Selatan. Tokoh-tokoh pejuang, seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan
Kolonel Abdul Haris Nasution, yang menjadi panglima TRI saat itu, segera bermusyawarah. Mereka sepakat untuk mematuhi perintah dari pemerintah
pusat. Namun, mereka tidak mau menyerahkan bagian selatan kota Bandung itu secara utuh kepada musuh.
Rakyat diungsikan keluar kota Bandung. Para anggota TRI dengan berat hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung
Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang dan anggota TRI. Bumihangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang, bangunan,
gedung agar tidak dapat dipakai oleh musuh. Walaupun demikian, pertemputan tetap terus berlanjut. Para anggota TKR dan pemuda kita
menggunakan taktik perang Gerilya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23
Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. Dalam
peristiwa tersebut, gugur pahlawan Mohammad Toha. Peristiwa Bandung Lautan Api menunjukkan semangat rela berkorban
bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela mengorbankan jiwa, raga, harta, dan benda untuk membela bangsa dan
negara.
260
D. Pertempuran “Medan Area”