Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan

17 tenaga ahli yang profesional yang lulusannya siap kerja atau mengahadapi tuntutan hidup selanjutnya sesuai ketrampilan, minat, dan bakat peserta didik. Pernyataan tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, BAB I pasal 1 ayat 3, bahwa “Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”. Sekolah menengah Kejuruan SMK memiliki peran sangat strategis dalam mewujudkan tenaga kerja terampil dan berkompeten. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan, disebutkan bahwa Kompetensi Inti Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan yaitu memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. Serta mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Sedangkan menurut Sugiyono H. B. Pandu Puri Pramana, 2015: 25, dalam rangka menghasilkan kompetensi lulusan yang memadai maka 18 pengembangan pendidikan kejuruan harus mengikuti proses: 1 Pengalihan ilmu ataupun penimbaan ilmu melalui pembelajaran teori, 2 Pencernaan ilmu melalui tugas-tugas, pekerjaan rumah, dan tutorial, 3 Pembuktian ilmu melalui percobaan-percobaan di laboratorium secara empiris atau visual, 4 Pengembangan ketrampilan melalui pekerjaan-pekerjaan nyata di bengkel atau di lapangan. Selain itu, Sugiyono H. B. Pandu Puri Pramana, 2015: 25, menjelaskan lebih lanjut bahwa pengembangan kurikulum didasarkan pada standar kompetensi yang berkembang di dunia kerja dan masyarakat. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2008 menyebutkan bahwa keberhasilan pendidikan kejuruan SMK diukur dari tingkat keterserapan tamatan lulusan di dunia kerja. Untuk mencapai hal tersebut berbagai usaha dilakukan oleh SMK melalui peningkatan mutu pembelajaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Djojonegoro Tetty Setiawati, 2011: 51 SMK mengacu pada karakteristik pendidikan kejuruan, yaitu: 1 Mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan pekerjaan; 2 Didasarkan atas kebutuhan dunia kerja demamd-driven; 3 Menekankan pada pengusaan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja; 4 penilaian terhadap kesuksesan siswa berdasarkan kinerja dalam dunia kerja hands-on; 5 Kunci suksesnya adalah mempunyai hubungan erat dengan dunia kerja; 6 Resposive dan antisipasif terhadap kemajuan teknologi; 7 Menekan pada learning by doing dan hands-on experience; 8 Memerlukan fasilitas mutakhir untuk praktek; 9 Memerlukan biaya investasi dan operasional yag lebih besar daripada pendidikan umum. Dalam kurikulum SMK Edisi 2004 Bagian II bahwa tujuan SMK adalah sebagai berikut: