Perencanaan Prakerin Pengelolaan Praktek Kerja Industri Prakerin
30 perencanaan benar-benar memahami hakikat tujuan yang ingin dicapai. Ketiga,
pemenuhan persyaratan keahlian teknis. Keempat, rencana harus disertai suatu rincian yang cermat. Kelima, keterkaitan antara rencana dengan pelaksanaan.
Keenam, kesederhanaan. Ketujuh, fleksibelitas. Kedelapan, rencana memberikan tempat pada pengambilan resiko. Kesembilan, rencana yang pragmatik.
Kesepuluh, rencana sebagai instrumen peramalan masa depan. Menurut Stoner James A. F. Yayat M. Herujito, 2006: 89, adapun
langkah-langkah dasar dalam perencanaan adalah sebagai berikut: 1
Menetapkan tujuan 2
Mendifinisikan situasi saat ini, tentang informasi keadaan organisasi saat ini, tentang seberapa jauh jarak organisasi dari sasarannya,
sumber daya yang dimilikinya, data keuangan dan statistik harus dirumuskan.
3 Menidentifikasi hal-hal yang membantu dan menghambat tujuan
organisasi. 4
Mengembangkan rencana atau seperangkat tindakan untuk mecapai tujuan.
Sedangkan perencanaan terhadap Prakerin disampaikan oleh Seeker Sukarnati, 2011: 95
, yaitu adanya siklus perencanaan Prakerin merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran, tanggung jawab, dan ekspektasi yang
terukur. Rencana terus dikembangkan, siklus terus berulang, dan peserta didik, guru pembimbing, tim pelaksana, serta organisasi terus belajar dan semakin
tumbuh. Setiap fase didasarkan pada masukan fase atau tahapan sebelumnya dan
31 menghsilkan keluaran yang pada gilirannya menjadi masukan untuk fase
berikutnya lagi. Fase-fase dari siklus manajemen kinerja praktek kerja industri sama pentingnya, artinya memiliki tingkat kepentingan yang sama-sama tinggi
dan saling terkait. Kegiatan pada perencanaan Prakerin adalah meyiapkan materi kurikulum
Prakerin, guru pembimbing Prakerin untuk setiap kelompok industri, instruktur yang memenuhi syarat kualifikasinya, meyiapkan peserta didik yang akan
melaksanakan Prakerin, fasilitas Prakerin, perkiraan biaya dengan anggaran sekolah yang ada, struktur organisasi, dan mensosialisasikan program Prakerin
yang akan dilaksanakan.Sukarnati, 2011: 95. Pendapat lain dikemukakan oleh Tamrin Muhyadi, dkk., 2011: 37,
bahwa persiapan yang dilakukan yaitu menentukan industri-industri dan menghubunginya, menyiapkan administrasi atau surat-surat untuk insudtri dan
surat ijin untuk orang tua siswa yang akan Prakerin, melakukan pembekalan kepada siswa sebelum ke lapangan baik pengetahuan, ketrampilan, maupun cara
belajar di tempat Prakerin nanti. Kemudian pendapat Syaefudin 2005: 8 bahwa perencanaan praktek kerja
industri Prakerin yang baik harus memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1
Perencanaan berdasarkan data yang ada dan diperkirakan pula kejadian yang mungkin timbul sebagai akibat dari pelaksanaan praktek kerja
industri. 2
Dibuat oleh orang-orang yang benar-benar paham tentang teknik-teknik perencanaan.
32 3
Perencanaan harus dibuat dengan teliti dan detail. 4
Rencana bersifat sederhana, artinya mudah dipahami, dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait.
5 Fleksibel, dapat menyesuaikan dengan keadaan jika sewaktu-waktu ada
hal yang harus dirubah. 6
Kontinue atau dilakukan terus menerus. 7
Dialektis, selalu meningkat, atau memikirkan peningkatan-peningkatan dalam rangka perbaikan yang lebih baik untuk yang akan datang.
8 Dalam perencanaan harus ada tempat pengambilan resiko untuk
menghadapi setiap kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari. Menurut Wahyu Nurharjadmo Eling Damayanti, 2014: 45, tahap pertama
dalam Prakerin yaitu tahap persiapan. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini, yaitu: a persiapan perangkat administrasi Prakerin, meliputi
buku-buku, surat meyurat, dan balnko-balanko pengajuan; b pemetaan Prakerin, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kejelasan tentang berbagai hal,
diantaranya adalah kejelasan pihak yang terlibat serta jadwal kegiatan Prakerin; c pembekalan Prakerin; d pembentukan pembimbing Prakerin.
Menurut Wahyu Nurharjadmo Eling Damayanti, 2014: 46, bahwa
pemetaan Prakerin atau tempat Prakerin yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kejelasan tentang berbagai hal, yaitu tentang kejelasan pihak yang
terlibat serta jadwal kegiatan Prakerin. Sedangkan menurut Istu Harjono 2012: