111 Prakerin belum melak
ukannya”. SN15022016. Hal tersebut juga dikemukakan oleh ESK guru pembimbing TKJ,
Evaluasi ada. namun tidak secara khusus, itu dijadikan satu dengan rapat internal jurusan. Biasanya itu kaya misalnya ternyata anak-anak kita pada
malas, disana kurang cocok, disana ternyata tahun depan masih kurang jumlahnya sekian. Jadi itu nanti bisa untuk masukan tahun depan. Hasilnya
kalau kita masuk dalam notulen sekretaris jurusan, yang masuk dalam rapat internal. SN15022016.
Pencapaian sasaran selama ini sudah didokumentasikan dalam Rekapan
Hasil Outsourcing PrakerinMagang kesesuaian jenis dan jangkauan. Dari pengamatan dokumen beberapa sudah mencapai 100, namun ada juga yang
belum 100. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Kaur Prakerin, Jadi begini mba, batas minimal pencapaian sasaran mutu program Prakerin
di bagian Kehumasan minimal 75 siswa Tk IV semester 7 melaksanakan Prakerin sesuai program keahliannya. Pencapaian sasaran mutu untuk
program Prakerin di SMK N 2 Depok rata-rata sudah 100 tercapai dengan bukti data kesesuaian melaksanakan Prakerin sesuai program
keahliannya. SS19012016.
Kemudian ditambahkan oleh WK Kehumasan, “Pencapaian sasaran mutu
antara kesesuaian kompetensi dengan bidang pekerjaan siswai yang ditangani di industri ada yang 100 tercapai, ada yang belum.
”. KM21012016. Berdasarkan hasil penelitian tentang evaluasi prakerin di SMK Negeri 2
Depok dilakukan pada bulan Maret sesuai program kerja Prakerin. Evaluasi dilakukan dalam rangka mendapatkan masukan yang lebih baik untuk kegiatan
Prakerin selanjutnya. Evaluasinya terkait dengan tindak lanjut dan menganalisis pencapaian sasaran. Evaluasi dilakukan dalam sebuat rapat yang diikuti oleh TIM
HKI Hubungan Kerja Industri yang terdiri dari Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Kehumasan, Ketua Jurusan, dan Wali kelas. Masing-masing
jurusan akan melaporkan hasil pelaksanaan Prakerin siswa-siswinya. Setiap
112 jurusan juga melakukan evaluasi dengan kegiatan yang berbeda-beda, beberapa
memasukan dalam rapat internal jurusan dan beberapa melakukan dengan perbincangan tidak formal saat tidak ada kegiatan atau jam-jam istirahat.
Dari hasil evaluasi kegiatan Prakerin yang memiliki tingkat paling rendah adalah dalam pencarian tempat Prakerin, dikarenakan untuk mencari tempat
Prakerin yang benar-benar sesuai dengan kompetensi memang sulit. Untuk itu hasil evaluasi nanti akan menjadi masukan diawal kegiatan perencanaanpersiapan
Prakerin ditahun berikutnya nanti.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolaan Praktek Kerja Industri
Prakerin di SMK Negeri 2 Depok
Penyajian data hasil penelitian Pengelolaan Praktek Kerja Industri Prakerin di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta sebagaimana telah
dipaparkan diatas, maka pembahasan terdiri dari perencanaanpersiapan Prakerin, pelaksanaan Prakerin, dan evaluasi Prakerin. Berikut ini pemaparan pembahasan
penelitian tentang pengelolaan Pengelolaan Praktek Kerja Industri Prakerin di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta.
Pengelola Prakerin di SMK Negeri 2 Depok telah diserahkan kepada bagian Kehumasan, namun yang bertanggung jawab adalah WKS1Kurikulum
dan WKS4 Kehumasan. Hal tersebut juga tertuang dalam Standar Operasional Prosedur SOP di SMKN 2 Depok bahwa WKS1 Kurikulum dan WKS4
Kehumasan bertanggung jawab atas terlaksanannya outsourcing proses pembelajaran. Outsourcing adalah proses pembelajaran yang pelaksanaannya
diserahkan kepada pihak luar sekolah yang meliputi kegiatan Prakerin, Magang,
113 dan Uji Kompetensi. Untuk pemaparan proses pengelolaan Prakerin, disajikan
sebagai berikut:
1. PerencanaanPersiapan Prakerin di SMK Negeri 2 Depok
Perencanaanpersiapan Prakerin dilaksanakan setiap tahun ajaran baru, jadi saat kelas 4 semester 7 melaksanakan Prakerin, maka perencanaan untuk kelas 3
semester 5 persiapan sudah berjalan. Siklusnya adalah terus menerus, jadi kegiatannya juga harus terus berlanjut. Dari hasil analisis terhadap dokumen dan
wawancara, perencanaanpersiapan Praktek Kerja Industri di SMK N 2 Depok dilaksanakan bulan Juli sampai siswa berangkat Prakerin.
Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen bahwa sangat penting melakukan persiapan yang matang sebelum siswa melaksanakan Prakerin,
kegiatannya dalam perencanaanpersiapan di SMK Negeri 2 Depok yaitu Sinkronisasi Kurikulum, Pembuatan Peta DUDI, Koordinasi Pokja PSG,
Sosialisasi, dan Pembekalan. Setiap lembaga pendidikan memiliki prosedur yang berbeda-beda dalam
program Prakerin tergantung dari lembaga dan penyelenggaranya masing-masing dalam melaksanakan program kegiatan Prakerin. Kegiatan perencanaanpersiapan
Prakerin di SMK Negeri 2 Depok hampir sejalan dengan pendapat Muhyadi, dkk. 2011: 37,
kegiatan persiapan Prakerin yaitu menentukan industri- industri dan menghubunginya
, menyiapkan administrasi atau surat-surat untuk
industri dan surat ijin untuk orang tua siswa yang akan Prakerin, melakukan pembekalan
kepada siswa sebelum ke lapangan baik pengetahuan, ketrampilan, maupun cara belajar di tempat Prakerin nanti.
114
a. Sinkronisasi Kurikulum
Kegiatan sinkronisasi kurikulum di SMK Negeri 2 Depok dilaksanakan oleh WK Kurikulum beserta tim. Kegiatannya dengan mengadakan roadshow ke
industri-industri sesuai jurusan-jurusan yang ada di sekolah dengan mengunjungi beberapa industri untuk meminta masukan dan saran terkait kompetensi yang
perlu dimiliki siswai SMK Negeri 2 Depok. Kegiatan ini biasanya diadakan bulan Juli atau awal ajaran baru. Kegiatan dengan mengadakan roadshow ke industri-
industri atau jemput bola meminta masukan dan saran keindustri merupakan tindakan yang efektif bagian kurikulum untuk mengsinkronkan kompetensi di
sekolah dengan di industri sebagai wujud dari Pendidikan Sistem Ganda PSG yang merupakan implementasi link and match. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Indra Djati Sidi, dkk.2001: 45, bahwa pendidikan sistem ganda merupakan implementasi dari konsep link and match, yaitu perancangan
kurikulum, proses pembelajaran, dan penyelenggaraan evaluasinya didesain dan dilaksanakan bersama-sama oleh pihak sekolah dan industri. Dalam rangka
mewujudkan hal itu SMK N 2 Depok melaksanakan sinkronisasi kurikulum yang dilakukan dengan cara jemput bola, dikarenakan sulit untuk mendatangkan
langsung pihak-pihak industri ke sekolah. Pernyataan di atas didukung oleh lembar daftar hadir DUDI dalam
pelaksanaan kegiatan sinkronisasi kurikulum, kemudian lembar monitoring yang tahun sebelumnya yang melampirkan tentang sinkronisasi kurikulum, serta
adanya buku rekapan masukan DUDI. Berdasarkan hasil analisis dokumentasi saran atau masukan yang diberikan dari industri bukan hanya terkait dengan