Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan

21 dan XII masing-masing adalah 42, 44, dan 44 jam pelajaran per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Sedangkan beban belajar untuk SMKMAK adalah 48 jam pelajaran per minggu. Beban belajar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester sks yang diatur lebih lanjut dalam aturan tersendiri. Menurut Istu Harjono 2012: 44, untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh dunia usahadunia industri, mata pelajaran dikemas dan dikelompokan menjadi tiga 3 kelompok, yaitu: kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Untuk memperjelas pengelompokan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Kelompok Normatif Kelompok normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi yang utuh, yaitu memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun sosial. 2 Kelompok Adaptif Merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu yang memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. 3 Kelompok Produktif Merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI. 22 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: 1 penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; 2 setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat terdiri atas 1 satu atau lebih program studi keahlian; 3 setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat terdiri atas 1 satu atau lebih kompetensi keahlian. Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMKMAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor danatau rekomendasi guru BK di SMKMAK danatau hasil tes penempatan placement test oleh psikolog. Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan danatau industri terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian. Praktik Kerja Lapangan atau yang sekarang ini dikenal dengan Praktik Kerja Industri Prakerin. Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum SMK menganut pembelajaan yang dilakukan pendidik dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan pengalaman belajar langsung peserta didik learned-curriculum sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik, serta pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan danatau industri terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan atau yang sekarang ini terkenal 23 dengan sebutan Praktek Kerja Industri. Dengan demikian Prakerin merupakan program kurikulum sekolah dengan wajib tempuh bagi peserta didiknya.

C. Kajian Pengelolaan Praktek Kerja Industri Prakerin

1. Pengertian Praktek Kerja Industri Prakerin

Suatu kegiatan atau program perlu dikelola dengan baik, seperti yang sudah dijelaskan diatas. Begitu juga dengan program Praktek Kerja Industri Prakerin disuatu lembaga pendidikan kejuruan, harus ada pengelolaan yang baik supaya kegiatan atau pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Bentuk pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda PSG mulai disusun tahun 19931994 dilaksanakan pada tahun 19941995 pada tahun pertama Pelita VI. Pada tanggal 17 Oktober 1994 DepDikBud bekerja sama dengan KADIN Indonesia mengambil inisiatif membentu Majelis Pendidikan Kejuruan Tingkat Nasioal MPKN sebagai wahana kerjasama antara pemerintah dengan KADIN untuk menyusun program dan pelaksanaan PSG. MPKN membentuk Kelompok Bidang Keahlian KBK mendorong Pembentukan Majelis Pendidikan Kejuruan Tingkat Propinsi MPKP , Majelis Sekolah MS di setiap SMK. Keberhasilan program sangat kuat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman, kepedulian, komitmen pengelola, pelaku program. Pendidikan Sistem Ganda PSG yang sekarang ini terkenal dengan nama Praktek Kerja Industri Prakerin dilakukan dalam rangka mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Menurut Indra Djati Sidi,dkk 2001: 45, bahwa pendidikan sistem ganda PSG merupakan implementasi dari konsep link and match, yaitu perancanagan kurikulum, proses 24 pembelajaran, dan penyelenggaraan evaluasinya didesain dan dilaksanakan bersama-sama oleh pihak sekolah dan industri. Sistem ini merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron antar program pendidikan di sekolah dan program pengusaan keahlian yang diperolah melalui praktik langsung dalam dunia kerja. Menurut Anwar Mezzayu Luna P., 2014, praktek kerja industri merupakan bentuk pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program pengusaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, serta terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Pernyataan di atas didukung oleh Wena Mezzayu Luna P., 2014: 11 yang mengatakan bahwa pemanfaatan dua lingkungan belajar, di sekolah dan di luar sekolah dalam kegiatan proses pendidikan itulah yang disebut program Praktek Kerja Industri Prakerin. Sedangkan menurut Depdiknas 2008 menyatakan bahwa praktek kerja industri Prakerin merupakan bagian dari program pembelajaran yang harus dilakukan oleh setiap peserta didik yang terjun langsung di dunia kerja. Penyelenggaraan program Prakerin disusun bersama-sama antara sekolah dan dunia kerja terhadap pengembangan program pendidikan SMK. Dengan adanya Prakerin peserta didik akan lebih memiliki motivasi, kemandirian, mental yang kuat, dan memaksimalkan kompetensi dalam keahlian yang dipilihnya. Selain itu peserta didik juga dibekali nilai-nilai bersosialisasi dengan dunia nyata yaitu lingkungan dunia kerja. 25 Hal tersebut berarti adanya keikutsertaan secara sadar pihak industri untuk membina dan meningkatkan mutu pendidikan kejuruan yang diikat secara sistematis dan terarah. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Praktek Kerja Industri Prakerin merupakan program yang diselenggarakan oleh pendidikan kejuruan yang bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri DUDI dalam rangka meningkatkan kompetensi peserta didik, melatih mental yang kuat dalam menghadapi kenyataan hidup, serta sebagai bekal masa depan peserta didik saat mereka menghadapi dunia usaha dan dunia industri DUDI dengan profesional.

2. Tujuan Praktek Kerja Industri

Praktek kerja industri merupakan program penyelenggaraan pendidikan kejuruan dengan melibatkan dunia usaha dan dunia industri, dalam rangka mengembangkan kompetensi peserta didik seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka tujuan praktek kerja industi menurut Depdiknas 2008, tujuan Prakerin adalah sebagai pemenuhan kompetensi sesuai tuntutan kurikulum, implementasi kompetensi ke dalam dunia kerja, dan penumbuhan etos kerja. Sedangkan menurut Indra Djati Sidi 2001: 12 tujuan Prakerin lebih dijabarkan sebagai berikut: a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat kemampuan, kompetensi, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. b. Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan link and match antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja. c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional. d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.