11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara Hasbullah, 2011: 4 adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, ban
gsa dan Negara.” Crow
and
Crow Arif Rohman, 2009: 6 mengartikan pendidikan sebagai proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi
individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Sedangkan,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Arif rohman, 2009: 5-6 mengartikan pendidikan sebagai proses perubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan. Sedangkan dalam terminology jawa
12
dikenal dengan istilah „panggulawentah‟ yang berarti pengolahan, penjagaan dan pengasuhan baik fisik dan maupun kejiwaan anak.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik
baik dalam kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia maupun keterampilan melalui proses pelatihan
dan pengajaran, serta menuntun peserta didik sebagai manusia dan anggota masyarakat dalam meneruskan adat, budaya dan kelembagaan sosial.
Pengertian dasar yang perlu dipahami tentang pendidikan ialah Hasbullah, 2011: 5-6:
a. Pendidikan adalah proses yang berlangsung terus menerus hingga
peserta didik mencapai pribadi dewasa susila. Apabila peserta didik sudah mencapai pribadi dewasa susila, maka ia sepenuhnya mampu
bertindak bagi kesejahteraan hidup dan masyarakatnya. b.
Tindakan mendidik dilakukan oleh orang dewasa secara sadar dan sengaja yang didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan, sehingga orang
yang belum dewasa menjadi manusia dewasa yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan hidup dengan nilai-nilai tersebut. Kedewasaan ini
ialah tujuan pendidikan yang hendak dicapai. c.
Dalam pendidikan terjadi hubungan antara pribadi pendidik dan anak didik yang pada akhirnya melahirkan tanggungjawab pendidikan dan
kewibawaan pendidikan.