Buruh Gendong Pasar Beringharjo

50 membantu ketika mendapatkan musibah, memberikan pinjaman uang ketika teman sangat membutuhkan b sedangkan yang sifatnya dalam keterbatasan yaitu adanya persaingan dan perselisihan antar buruh gendong dalam memperoleh barang gendongan. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Kalimah memiliki persamaan penelitian dengan yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang buruh gendong serta perannya dalam memberikan pendidikan dalam keluarga. Perbedaan dalam penelitian ini ialah setting penelitian dan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak membahas tentang polemik antara satu buruh dengan buruh yang lainnya. Penelitian ini fokus pada alasan pemilihan pekerjaan, pembagian waktu, pendidikan anak dan dukungan buruh gendong dalam pendidikan anak.

E. Kerangka Berpikir

Buruh gendong atau orang yang menjual jasa angkat barang dengan cara menggendong dan pekerjaan ini dilakukan oleh perempuan di Pasar Beringharjo biasa dijuluki dengan nama endong-endong. Buruh gendong merupakan pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak modal, pendidikan tinggi serta tidak membatasi usia para pekerjanya. Tidak heran apabila pekerjaan ini dilirik oleh mereka yang tidak memiliki keterampilan. Bekerja sebagai buruh gendong, banyak menyita waktu para pekerjanya untuk bekerja di pasar. 51 Aktifitas pasar yang berlangsung selama 24 jam, membuat buruh gendong bekerja sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang telah mereka lakukan. Pekerjaannya tergantung dari juragan, pelanggan dan dagangannya. Pekerjaan yang menghabiskan banyak waktu buruh gendong di pasar, menjadikan buruh gendong membagi waktunya antara bekerja dengan mengurus rumah dan anak. Sudah menjadi kewajiban bagi orangtua, terlebih seorang ibu untuk mendidik, memberikan pendidikan kepada anak-anaknya serta memberikan perhatian kepada anak dalam bidang pendidikan. Bahkan Tugas dan tanggungjawab keluarga tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003. Lingkungan keluarga menjadi lingkungan pertama yang diperoleh anak. Semasa anak kecil, setelah dilahirkan hingga dewasa anak sudah berada dalam lingkungan keluarga. Maka, orangtua berperan penting dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, seperti yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 27 Ayat 1 tentang pendidikan informal yang menyatakan bahwa “kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri”. Dapat dipahami bahwa lingkungan keluarga haruslah memberikan pendidikan dan membentuk kegiatan belajar secara mandiri. Orangtualah yang menjadi suri tauladan dan contoh bagi anak-anaknya. Pemberian pendidikan dari orangtua kepada anak akan selalu membekas pada diri anak, karena pendidikan tidak mengacu pada pendidikan formal saja. Justru pendidikan dalam lingkungan keluarga akan membentuk pribadi dan