46
persoalan baik itu buruh yang bekerja untuk juragan dan buruh yang bekerja lepas, serta dapat mengesampingkan persoalan yang muncul dari
dalam diri antara pekerja satu dengan pekerja yang lain. Undang-undang Nomor 33 Tahun 1947 yang termasuk dalam pengertian
buruh Zaenal Asikin, dkk, 2010: 113, ialah: a.
Magang, murid dan sebagainya yang bekerja pada perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan, juga dalam hal mereka tidak
mendapatkan upah; b.
Mereka yang memborong pekerjaan yang biasa dikerjakan di perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan, kecuali jikalau
mereka yang memborong itu sendiri menjalankan perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan;
c. Mereka yang bekerja pada seseorang yang memborong pekerjaan
yang biasa dikerjakan pada perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan;
d. Orang hukuman yang bekerja pada perusahaan yang diwajibkan
memberi tunjangan, akan tetapi mereka tidak berhak mendapat ganti kerugian karena kecelakaan selama mereka menjalani hukuman.
Imam Soepomo membagi perlindungan buruh menjadi 3 tiga macam Zainal Asikin, dkk, 2010: 97, yaitu:
a. Perlindungan ekonomis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan
dengan usaha untuk memberikan penghasilan yang dapat mencukupi keperluan keluarga, termasuk pekerja yang tidak mampu bekerja
karena di luar kehendaknya jaminan sosial. b.
Perlindungan sosial, yaitu perlindungan yang berkaitan dengan kemasyarakatan, dengan tujuan mengenyam dan mengembangkan
kehidupan manusia pada umumnya.
47
c. Perlindungan teknis, yaitu perlindungan yang bertujuan untuk menjaga
pekerja dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh jenis pekerjaannya keselamatan kerja.
2. Buruh Gendong Pasar Beringharjo
Buruh gendong adalah orang yang bekerja dengan menjual jasa angkut barang dengan cara digendong di punggungnya. Pasar Beringharjo
memiliki julukan tersendiri bagi para perempuan penjual jasa angkat barang dengan cara menggendong yaitu dengan julukan endong-endong.
Menurut Amin Muftiyah dalam buku Profil Endong-endong Pasar Beringharjo yang diterbitkan oleh Yasyasan Annisa Swasti, sekitar pukul 5
dini hari, endong-endong sudah berdatangan di Pasar Beringharjo, berganti pakaian, menyampirkan jarit pada bahunya sebagai pelengkap pakaian
kerjanya serta mengambil “srumbung” milik mereka masing-masing.
Mereka mengenakan kebaya dan jarit tanpa
make-up
dan aksesoris, tetapi ada juga yang mengenakan rok Amin Muftiyah, dkk, 2003: 76.
Pemakai jasa endong-endong meliputi para pedagang dan pembeli di Pasar Beringharjo, mereka lebih senang menggunakan jasa endong-
endong karena upah mereka yang masih rendah. Dalam aktifitas kerjanya, mereka terbagi atas beberapa kelompok yang jumlah anggotanya berbeda-
beda, tetapi mereka sudah memiliki bagian tersendiri sehingga tidak akan berebut untuk mengambil
order
. Endong-endong yang bekerja di Pasar Beringharjo tidak
menjadikan usia sebagai halangan bagi mereka untuk tetap bekerja.
48
Walaupun pekerjaan yang diambil oleh endong-endong yang sudah tua tidak seberat pekerjaan yang diambil oleh mereka yang masih muda.
Bekerja sebagai buruh gendong mereka lakukan karena pekerjaan ini tidak mengenal batas usia, pendidikan dan modal yang tinggi. Cukup dengan
jarit lurik dan srumbung mereka sudah dapat bekerja dan mencari uang.
D. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis diantaranya, ialah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Atik Ismawati 2015, skripsi Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul Pola Pendidikan Anak Pada Keluarga Buruh Amplas Daerah Industri Ukir di desa Krapyak, kecamatan
Tahunan, kabupaten Jepara. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: 1 Anak diasuh langsung oleh orangtua yang cenderung menggunakan pola
pengasuhan otoriter dan demokratis yaitu pada aspek pengasuhan sehari- hari, hukuman ketika anak salah, pemberian pendidikan agama dan
kegiatan belajar. Ketika orangtua bekerja, pengawasan dan pengontrolan anak dipercaya kepada keluarga terdekat dengan tujuan anak tidak lepas
dari pengawasan orang dewasa; 2 Peran orangtua adalah mendukung dan mendorong anak dengan pemberian pendidikan dasar, teladan dan
pendidikan agama, berperan serta dalam kegiatan belajar seperti memberikan motivasi, mendampingi dan membantu anak saat belajar,
memberikan penjelasan, selain itu orangtua juga memberikan hadiah