45
belajar mengendalikan perilakunya sendiri dan selalu berharap mendapatkan
keinginannya. Pola
pengasuhan ini
dapat menghasilkan anak yang jarang menghormati oranglain dan
mengalami kesulitan dalam mengendalikan perilakunya.
C. Buruh Gendong
1. Pengertian Buruh
Soepomo Toha dan Pramono, 1991: 2 mendefinisikan buruh sebagai orang yang bekerja dengan oranglain atau suatu lembaga
perusahaan, untuk menghasilkan barang maupun jasa dengan mendapatkan upah. Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 1 angka 3 menyebutkan bahwa “Pekerjaburuh
adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain.” Toha dan Pramono 1991: 3 menyatakan bahwa buruh adalah
seseorang yang bekerja kepada oranglain, baik itu majikan ataupun juragan dengan menerima imbalan upah serta mengesampingkan
persoalan-persoalan antara pekerja yang bekerja dibawah juragan atau pimpinan dengan pekerja bebas dan dapat mengesampingkan persoalan-
persoalan yang muncul antara pekerja satu dengan pekerja yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa buruh adalah setiap orang yang
bekerja kepada oranglain, lembaga maupun perusahaan dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun dan mengesampingkan berbagai
46
persoalan baik itu buruh yang bekerja untuk juragan dan buruh yang bekerja lepas, serta dapat mengesampingkan persoalan yang muncul dari
dalam diri antara pekerja satu dengan pekerja yang lain. Undang-undang Nomor 33 Tahun 1947 yang termasuk dalam pengertian
buruh Zaenal Asikin, dkk, 2010: 113, ialah: a.
Magang, murid dan sebagainya yang bekerja pada perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan, juga dalam hal mereka tidak
mendapatkan upah; b.
Mereka yang memborong pekerjaan yang biasa dikerjakan di perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan, kecuali jikalau
mereka yang memborong itu sendiri menjalankan perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan;
c. Mereka yang bekerja pada seseorang yang memborong pekerjaan
yang biasa dikerjakan pada perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan;
d. Orang hukuman yang bekerja pada perusahaan yang diwajibkan
memberi tunjangan, akan tetapi mereka tidak berhak mendapat ganti kerugian karena kecelakaan selama mereka menjalani hukuman.
Imam Soepomo membagi perlindungan buruh menjadi 3 tiga macam Zainal Asikin, dkk, 2010: 97, yaitu:
a. Perlindungan ekonomis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan
dengan usaha untuk memberikan penghasilan yang dapat mencukupi keperluan keluarga, termasuk pekerja yang tidak mampu bekerja
karena di luar kehendaknya jaminan sosial. b.
Perlindungan sosial, yaitu perlindungan yang berkaitan dengan kemasyarakatan, dengan tujuan mengenyam dan mengembangkan
kehidupan manusia pada umumnya.