Lembaga Pendidikan Keluarga Pendidikan Keluarga Informal

27 mempengaruhi anak. Fungsi dan peranan keluarga menurut Hasbullah 2011: 39-44, meliputi: a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak Anak tumbuh, berkembang dan mulai mengenal hidup melalui keluarga. Pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang menjadi faktor penting dalam pembentukan pribadi anak. Lingkungan pendidikan dalam keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Kewajiban orangtua bukan hanya sebagai pemelihara eksistensi anak untuk menjadikannya suatu hari nanti sebagai seorang pribadi, tetapi juga harus memberikan pendidikan bagi anak sebagai seorang individu yang tumbuh dan berkembang. Kehidupan anak bergantung pada orangtua. Jadi orangtua memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya karena hubungan mereka bersifat alami dan kodrati. b. Menjamin kehidupan emosional anak Lingkungan keluarga memiliki suasana yang diliputi oleh rasa saling mengasihi yang aman, tentram dan saling mempercayai. Oleh karena itu kehidupan emosional anak dapat dipenuhi dan dapat berkembang dengan baik, karena pendidik orangtua dan anak didik anak memiliki hubungan darah dan didasarkan atas rasa cinta dan kasih sayang. Kehidupan emosional ini menjadi salah satu faktor terpenting bagi pembentukan pribadi. Berdasarkan penelitian, terdapat kelainan 28 yang disebabkan kurangnya perkembangan kehidupan emosional secara wajar, yaitu: 1 Anak yang sejak kecil dipelihara di rumah yatim piatu, panti asuhan atau rumah sakit, banyak yang mengalami kelainan seperti sifatnya yang menjadi pemalu, agresif dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan oleh kurang terpenuhinya rasa kasih sayang yang menjadi bagian dari emosional anak. 2 Terjadi tindak kejahatan atau kriminal. Berdasarkan penelitian, tumbuhnya kejahatan akibat dari kurangnya rasa kasih sayang yang diperoleh anak dari orangtua. Penyebabnya bermacam-macam mulai dari orangtua yang sibuk hingga broken home . c. Menanamkan dasar pendidikan moral Lingkungan keluarga merupakan tempat utama penanaman dasar-dasar moral bagi anak, sikap dan perilaku orangtua akan menjadi teladan dan contoh bagi anak. Ki Hajar Dewantara Hasbullah, 2011: 42 menyatakan bahwa: Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti, terdapatlah di dalam hidup keluarga dalam sifat yang kuat dan murni, sehingga tak dapat pusat-pusat pendidikan lainnya menyamainya. Berdasarkan pendapat Ki Hajar Dewantara tersebut, dapat dipahami bahwa rasa kasih sayang pada umumnya sangat bermanfaat dalam proses pendidikan, khususnya pendidikan budi pekerti yang 29 terdapat dalam lingkungan keluarga dengan sifat yang kuat dan murni, sehingga tidak ada sistem pendidikan lain yang dapat menyamainya. Nilai yang dikenal anak akan melekat pada orang-orang yang cenderung disenangi dan dikagumi oleh anak. Melalui cara ini lah anak mengenal nilai. Tingkah laku, cara bertindak dan berbicara orang yang disenangi anak cenderung akan ditirukan oleh si anak. Hal ini penting dalam rangka pembentukan pribadi individu. d. Memberikan dasar pendidikan sosial Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan lembaga sosial yang resmi. Hal ini menjadi basis yang penting bagi peletak dasar pendidikan sosial anak. Melalui kehidupan keluarga, jiwa kesadaran sosial pada anak akan dipupuk sedini mungkin, lewat rasa tolong menolong, gotong royong, menolong tetangga sakit, hingga menjaga ketertiban, kedamaian dan keserasian melalui kehidupan keluarga dan dengan cara kekeluargaan. e. Peletak dasar-dasar keagamaan Keluarga memiliki peran yang besar dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-nilai keagamaan ke dalam pribadi individu. Semasa kecil anak sebaiknya dibiasakan ikut beribadah, mendengarkan khutbah, ceramah-ceramah keagamaan, yang dapat berpengaruh dalam kehidupan anak, karena masa ini merupakan masa yang paling baik untuk menanamkan nilai keagamaan terhadap anak. Kenyataannya, anak yang semasa kecil tidak diberikan bekal tentang keagamaan,