Teknik Pengumpulan Data Pabrik Gula Sei Semayang

38 2. Melakukan pengundian terhadap masing-masing karyawan, sesuai dengan jumlah sampel yang diperlukan.

4.4 Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari sumbernya Supranto, 2003. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan, kuesioner dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam pengolahan data. b Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan sudah diolah oleh pihak lain. Biasanya berupa publikasi Supranto, 2003. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang dimilki Pabrik Gula Sei semayang PT Perkebunan Nusantara II Persero serta artikel atau jurnal dari website yang terkait dengan penelitian.

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik : a Wawancara. Berupa pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan Manajer PGSS mengenai upaya-upaya dalam meningkatkan atau mengoptimalkan rendemen gula melalui pemanfaatan teknologi produksi. b Kuesioner. Dilakukan dangan mengajukan lembaran angket yang berisi daftar pertanyaan kepada responden. Daftar pertanyaan tersebut sifatnya tertutup dan Universitas Sumatera Utara 39 terbuka dengan jawaban yang telah disediakan, dan harus diisi oleh responden dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia beserta alasannya. Kuesioner dibagikan kepada para karyawan PGSS yang menjadi responden. c Studi Dokumentasi. Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

4.6 Analisis Data

Kuesioner yang telah terkumpul dianalisis dengan analisisis dengan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda.

4.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini berkenaan dengan rata-rata, komposisi dan sebaran data. Analisis krusial artinya untuk melakukan identifikasi awal perilaku data dan erat kaitannya dengan arah analisis dan penentuan kebutuhan metode kuantitatif lebih lanjut. Analisis ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran ringkas snapshot indicator-indikator yang digunakan dalam studi Hasan, 2009. Pada penelitian ini alat statistik deskriptif yang digunakan terdiri dari nilai rata-rata mean, nilai persentase, modus, dan standar deviasi. Menurut Hasan 2009 statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan fenomena. Dengan kata lain, statistic deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Mean, Median, Modus sama-sama merupakan ukuran pemusatan data yang termasuk kedalam analisis statistika deskriptif. Namun, ketiganya memiliki Universitas Sumatera Utara 40 kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam menerangkan suatu ukuran pemusatan data. Analisis Statistika deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan penyajian data sehingga memberikan informasi yang berguna. Upaya penyajian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi penting yang terdapat dalam data ke dalam berntuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran Hasan, 2009. Deskripsi data yang dilakukan meliputi ukuran pemusatan dan penyebaran data. Ukuran pemusatan data meliputi nilai rata-rata median, modus, dan median. Sedangkan ukuran penyebaran data meliputi ragam variance dan simpangan baku standard deviation. Ukuran pemusatan data adalah suatu ukuran yang menggambarkan pusat dari kumpulan data yang bisa mewakilinya. a Mean Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data. Mean rata-rata merupakan suatu ukuran pemusatan data. Mean suatu data juga merupakan statistik karena mampu menggambarkan bahwa data tersebut berada pada kisaran mean data tersebut. Mean tidak dapat digunakan sebagai ukuran pemusatan untuk jenis data nominal dan ordinal. Berdasarkan definisi dari mean adalah jumlah seluruh data dibagi dengan banyaknya data. Dengan kata lain jika kita memiliki N data sebagai berikut maka mean data tersebut dapat kita tuliskan sebagai berikut : Dimana: x = data ke n x bar = x rata-rata = nilai rata-rata sampel n = banyaknya data Universitas Sumatera Utara 41 b Modus Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarik pada data frekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulan data, maka kita menggunakan modus. Modus sangat baik bila digunakan untuk data yang memiliki sekala kategorik yaitu nominal atau ordinal. Sedangkan data ordinal adalah data kategorik yang bisa diurutkan, misalnya kita menanyakan kepada 100 orang tentang kebiasaan untuk mencuci kaki sebelum tidur, dengan pilihan jawaban: selalu 5, sering 4, kadang-kadang 3, jarang 2, tidak pernah 1. Apabila kita ingin melihat ukuran pemusatannya lebih baik menggunakan modus yaitu yaitu jawaban yang paling banyak dipilih, misalnya sering 2. Berarti sebagian besar orang dari 100 orang yang ditanyakan menjawab sering mencuci kaki sebelum tidur. Inilah cara menghitung modus: 1. Data yang belum dikelompokkan Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan Mo. 2. Data yang telah dikelompokkan Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus: Mo = L + i Dimana : Mo = Modus L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi kelas modus i = Interval kelas b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval ter dekat sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya b 1 b 1 + b 2 Universitas Sumatera Utara 42 n √ X 1 - 2 c Standar Deviasi Standar Deviasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok. Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok. Sedangkan akar dari varians disebut dengan standar deviasi atau simpangan baku. Simpangan baku merupakan variasi sebaran data. Semakin kecil nilai sebarannya berarti variasi nilai data makin sama. Jika sebarannya bernilai 0, maka nilai semua datanya adalah sama. Semakin besar nilai sebarannya berarti data semakin bervariasi Hasan, 2009. Perhitungan standar deviasi secara manual menggunakan rumus berikut : S = Dimana: x = Data ke n = x bar x rata-rata = rata-rata sampel n = Banyaknya data variansi merupakan salah satu ukuran sebaran yang paling sering digunakan dalam berbagai analisis statistika

4.6.2 Analisis Statistik Inferential

Analisis Statistik inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik inferensial membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh dari suatu sampel dapat digeneralisasi pada populasi. Analisis statistik inferential bertujuan juga untuk menguji apakah data dan sampel yang ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya dan mengukur derajat asosiasi antar variabel. Uji hipotesis dilakukan dengan analisis statistik inferntial yang meliputi : Uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, analisis regresi linier berganda baik dengan uji-t maupun dengan uji-F. ∑ Universitas Sumatera Utara 43

4.6.2.1 Uji Validitas

Validitas atau kesahihan merupakan kemampuan suatu instrumen alat pengukur mengukur apa yang harus diukur. Untuk mendapatkan data yang valid dalam metode kuantitatif diperlukan instrumen yang valid, oleh karenanya diperlukan uji validitas instrument. Validitas instrument menggambarkan tingkat instrument yang mampu mengukur apa yang akan diukur Suharsimi Arikunto; 2003: 219. Disini dijelaskan ada dua jenis validitas instrument penelitian yaitu: validitas logis dan validitas empiris. Maksud dari validitas logis apabila instrumen tersebut secara analisis akal sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan.

4.6.2.2 Uji Reliabilitas

Sugiono 2005:39 menyatakan bahwa reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat konsitensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Menurut Santoso 2001:67 reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Sugiono 2005:40 menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1 Repeated measure pengukuran ulang Dalam waktu yang berbeda, responden diberi butir pertanyaan dan alternatif jawaban yang sama. Butir pertanyaan dikatakan andal jika jawabannya sama. 2 One shot pengukuran sekali saja Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan sekali menyebarkan kuesioner terhadap responden, dan hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan bantuan komputer Universitas Sumatera Utara 44 Statistical program for society science SPSS, dengan fasilitas Cronbach Alpha a. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60. Reliabilitas adalah kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari informasi, jawaban atau pertanyaan, jika pengukuran atau pengamatan dilakukan berulang. Pengujian reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan formula Alpha’s Cronbach yang dirumuskan dalam Santoso 2001:63 sebagai berikut. Keterangan: s j 2 = varian skor item ke-j dengan j = 1,2,...,k k = banyaknya item s X 2 = varian skor total keseluruhan item Jika koefisien reliabilitas α ≥ 0,6 maka alat ukur dianggap reliable handal atau terdapat internal consistency reliability Malhotra, 1996:59.

4.6.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan, Jika data tidak normal, gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Tujuan Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal, Sugiono 2005:49.

4.6.2.4 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda multiple regression analysis. Analisis regresi linier Universitas Sumatera Utara 45 berganda adalah analisis hubungan antara dua atau lebih variable bebas X terhadap satu variabel terkait Y dengan asumsi Y merupakan fungsi dari X. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variable bebas. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel terikat dengan suatu persamaan Ghozali, 2012. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga melanjutkan arah hubungan antara variabel terkait dengan variabel bebas Ghozali, 2012.

4.6.2.4.1 Uji F Secara Simultan Serempak Uji-F

Uji-F secara simultan dipergunakan untuk mengetahui pengaruh serentak variabel bebas X1 Technoware dan X2 Humanware X3 Infoware dan X4 Organwareterhadap variabel terikat Optimalisasi Rendemen Gula dengan rumus sebagai berikut : sisa reg RJK a b RJK F Ketentuan yang diterapkan adalah bila F- dihitung F- tabel pada signifikansi 5 maka Ho ditolak atau Ha diterima Sudjana, 2006:44

4.6.2.4.2 Uji t Secara Parsial Uji-t

Uji-t secara parsial dipergunakan untuk mengetahui pengaruh parsial masing masing variabel bebas X1 komunikasi organisasi atau X2 motivasi kerja terhadap variabel terikat kinerja karyawan dengan rumus sebagai berikut : 2 1 2 xy xy r N r t Dengan menggunakan derajat kebebasan db = N-2 pada daftar signifikansi 5, maka apabila t- hitung t- tabel dinyatakan kontribusi yang dihitung berarti atau signifikan Sudjana, 2006:44. Seluruh analisis data regresi linier berganda dilakukan dengan proses kompeterisasi Statistical Package for Sosial Science SPSS Versi 19. Universitas Sumatera Utara 46

4.6.2.4.3 Uji Determinasi R

2 Uji ini dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat Y.

4.6.2.4.4 Persamaan Regresi

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda multiple regression analysis. Analisis regresi linier berganda adalah analisis hubungan antara dua atau lebih variable bebas X terhadap satu variabel terkait Y dengan asumsi Y merupakan fungsi dari X. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variable bebas. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel terikat dengan suatu persamaan Ghozali, 2012. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga melanjutkan arah hubungan antara variabel terkait dengan variabel bebas Ghozali, 2012. Secara matematis, hubungan variabel tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 +X 3 + b 4 X 4 + e Dimana: Y = Optimalisasi Rendemen Gula a = Konstanta b 1 b 2 b 3 b 4 = Koefisien Regresi X 1 = Variabel Technoware X 2 = Variabel Humanware X 3 = Variabel Infoware X 4 = Variabel Organware e = error Universitas Sumatera Utara 47

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Pabrik Gula Sei Semayang

Pabrik Gula Sei Semayang PGSS merupakan salah satu Pabrik Gula di PT Perkebunan Nusantara II Persero. Berdirinya PTP Nusantara – II diawali dengan perusahaan bangsa Belanda dengan nama NV Veronigde Deli Maatscnanappij NV VDM. Pada tanggal 11 Januari 1958 seluruh perusahaan bangsa Belanda yang diambil alih kepemilikannya termasuk Perusahaan Perkebunan Belanda berdasarkan Undang-Undang No. 86 tahun 1958 tentang Normalisasi Perusahaan milik Belanda NV VDM yang terdiri dari 34 perusahaan. Perusahaan Belanda dirubah menjadi Perkebunan Negara Baru pada tanggal 28 November 1958, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 291960. Pada bulan Juni 1960 Perusahaan Perkebunan Negara Baru dirubah menjadi 39 perkebunan dengan luas areal 101.633 Ha. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 143 tahun 1961, maka pada tanggal 1 Juni 1961 Perusahaan Negara Baru dirubah menjadi Perusahaan Sumatera Utara I yang bergerak khusus dalam bidang penegembangan tembakau. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1968, Lembaran Negara No. 23 tahun 1968 maka Perusahaan Perkebunan Sumatera Utara I dirubah menjadi Perkebunan IX yang terdiri dari 23 Perkebunan dengan luas 58.319,75 Ha. Setelah melakukan penelitian secara seksama, dan hasilnya dapat memenuhi ketentuan-ketentuan maka Perusahaan Perkebunan dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan. Perubahan status ini dilakukan dengan akte No. 6 tanggal 1 April 1974, sehingga nama Perusahaan Perseroan menjadi PT Perkebunan IX PTP IX, Selanjutnya pada bulan April tahun 1996 PT Perkebunan IX digabung dengan PT Perkebunan II sehingga menjadi PT Perkebunan Nusantara – II. Pendirian Pabrik Gula Sei Semayang untuk memenuhi kebutuhan akan gula yang masih kurang khususnya di luar pulau jawa, maka dimulai dari proyek Universitas Sumatera Utara 48 gula PT Perkebunan IX dilatar belakangi oleh percobaan tebu di lahan tembakau oleh PPIG Proyek Pengembangan Industri Gula PTP IX yang dimulai tahun 1975 dan dilakukan di tiga tempat yaitu : 1. Perkebunan Tanjung Morawa 2. Perkebunan Batang Kuis 3. Perkebunan Sei Semayang Pada pelaksanaan Percobaan tersebut Balai penelitian PT Perkebunan IX ikut serta secara aktif melakukan penelitian, karena melihat kemungkinan penanaman tebu di antara lokasi Tembakau Deli adalah sebagai usaha untuk peningakatan produktivitas tanah. Hasil penelitian penanaman tebu dilakukan dengan memiliki harapan besar untuk memulai suatu Proyek Gula, oleh karena output per hektar yang tinggi dengan rendemen yang memadai. Maka studi kelayakan pendirian pabrik pada bulan Pebruari 1978 oleh Philipine Consortion of Sugar Consultan, dan pada bulan Agustus 1978 izin prinsip pembangunan proyek gula PTP IX dikeluarkan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan surat No. 252MenteriIII1978. Pabrik Gula Sei Semayang PGSS adalah suatu perusahaan penghasil gula yang pertama didirikan di luar pulau Jawa yang mempunyai kantor besar di jalan Tembakau Deli No. 4 Medan, dan merupakan Pabrik penghasil gula dari dua unit Pabrik Gula yang dimiliki PT Perkebunan IX kini PTP Nusantara – II. Sejalan dengan pengelompokan Perusahaan Gula Negara, Pabrik Gula Sei Semayang dikategorikan dalam golongan D. Pengelompokan ini didasarkan SK Menteri Pertanian No. 559KeputusanEKK101977 yang menyatakan gilingan per hari sebagai berikut : 1. Golongan A, kapasitas giling 800 – 1200 tonhari 2. Golongan B, kapasitas giling 1200 – 1800 tonhari 3. Golongan C, kapasitas giling 1800 – 2700 tonhari 4. Golongan D kapasitas giling 2700 – 4000 tonhari Universitas Sumatera Utara 49 Untuk mendorong pertumbuhan dalam negeri, ditetapkan bahwa peralatan Pabrik harus dibuat di dalam negeri yang dibuat di Perbengkelan Super Andalas Steel dan PT Atmindo. Staf teknik dididik di dalam negeri melalui LPP Lembaga Pendidikan Perkebunan dan telah melakukan Job Training selama tiga kali masa giling dan dua kali masa pemeliharaan mesin di berbagai Pabrik Gula di pulau Jawa. Training di luar negeri dilakukan di Thailand dan Philipina, pendidikan khusus listrik dan Instrumen di Pabrik Gula Cot Girek setelah mengikuti kursus di Medan. Pada tahun 1978 dilakukan feasibility study untuk Pendirian Pabrik Gula, dan pada tahun yang sama diperoleh izin prinsip pendiriannya, maka pada Tahun 1982 PTP IX PT. Perkebunan IX kini PTP Nusantara – II mewujudkan Proyek Pengembangan Industri Gula PPIG di Indonesia dengan mendirikan Pabrik Gula Sei Semayang PGSS . Gambar 5.1 Pabrik Gula Sei Semayang PTPN II Persero. Keterangan : a. Tampak depan PGSS. b. Tumpukan tebu dan area penggilingan tebu. a. b. Universitas Sumatera Utara 50 Lokasi Pabrik Gula Sei Semayang PGSS terletak antara kota Medan dengan Kota Binjai, tepatnya di Jl. Medan-Binjai km 12,5 km Desa Mulyorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dari jalan besar ini ke PGSS berjarak 2,5 km. PGSS berada ditengah perkebunan tebu. Dengan Perbatasan 1. Sebelah Selatan PGSS terdapat Bengkel Teknik, 2. Sebelah Timur terdapat jalan kebun ke Kebun Bulun Cina 3. Sebelah Utara terdapat daerah penanaman DP Diversun Penanaman IVV Tebu 4. Dan sebelah Barat terdapat Perumahan Karyawan PGSS. Pabrik ini merupakan satu diantara dua pabrik gula yang ada di PTPN II, yaitu PG. Sei Semayang dan Pabrik Gula Kuala Madu. Kedua pabrik ini akan menghasilkan gula dari lima kebun, yakni Kebun Sei Semayang, Kebun Bulu Cina, Kebun Helvetia, Kebun Klumpang dan Kebun Saentis. Kebun-kebun inilah yang melakukan budidaya tanaman tebu, dan hasil penennya akan dibawa ke kedua pabrik tersebut diatas. Secara administrasi berikut disajikan data identitas tentang Pabrik Gula Sei Semayang di PT Perkebunan Nusantara II Persero. Identitas Perusahaan Nama Unit Usaha : Pabrik Gula Sei Semayang PGSS Alamat : Jln. Binjai Km. 12,5 : Desa Muliorejo Kabupaten Deli Serdang 20352 Telepon Fax. : 8474047 061 Bidang Usaha : Pengolahan tebu menjadi Gula Putih Akte Pendirian : No. 35 Tahun 1996 Status Modal : PMDN SK Amdal : No. 0647BPDLDS2007 Penanggung Jawab : M. AGUS HASAN Manajer Izin TPS Limbah B3 : No. 462 Tahun 2012 Izin Pembuangan Limbah Cair: No. 341 Tahun 2011 Universitas Sumatera Utara 51 Lokasi Usaha Lokasi Pabrik Gula Sei Semayang berbatas wilayah sebagai berikut : - Utara : Deversum Penanaman Kebun Sei Semayang - Timur : Jalan Lintas ke Bulu Cina - Selatan : Kantor Kebun Sei Semayang - Barat : Deversum Penanaman Kebun Sei Semayang Luas Areal Luas Areal PG. Sei Semayang + terdiri dari : - Areal Pabrik : 90.750 m² - Areal Pengolahan Limbah: 9.110 m² - Areal River Side : 2.322 m² - Perumahan Karpim : 37.548 m² - Perumahan Karpel : 101.600 m² Kondisi Pabrik Pabrik Gula Sei Semayang telah mengolah selama + 30 tahun, kapasitas awal 4000 TCD dan sampai saat ini masih tetap berkapasitas 4000 TCD dan tahun 2012 ini masih mengolah tebu menjadi gula. Tenaga Kerja - Karyawan Pimpinan : 17 orang - Papam : 1 orang - Kar. Pelaksana PGSS : 363 orang - Kar.Pelaksana Kandir : 23 orang - Kar. PKWT : 50 orang Bagian Stasiun 1. Bagian Tata Usaha Universitas Sumatera Utara 52 2. Dinas Pengolahan 3. Dinas Teknik 4. Unit Laboratorium

5.2 TechnowarePerangkat Teknik