64
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai responden dalam penelitian ini,
khususnya untuk mengetahui persepsi umum responden mengenai variabel- variabel yang diteliti.
6.1.1 Variabel Technoware
Membandingkan parameter kinerja tiap mesinperalatan di tiap stasiun produksi yang ada di PGSS dengan standard Pabrik Gula di Indonesia adalah
sebuah cara untuk mengetahui optimalisasi dari faktor technoware. Hasil kinerja di Pabrik Gula Sei Semayang dari tahun 2011 sampai tahun 2013 yang sudah
dirata-ratakan dari ketiga tahun tersebut, dibandingkan dengan standard pabrik gula di Indonesia, dapat dilihat pada 6.1 sampai tabel 6.8.
Tabel 6.1 Hasil Kinerja Stasiun Penimbangan Bahan Baku di PGSS PARAMETER
Hasil di PGSS
STANDAR
Keterangan
SYARAT NILAI
Satuan Tingkat kemasakan tebu
30 24-40
Sesuai
Jumlah bahan pengotor trash
7 ≤
5
Tidak sesuai
Kesegaran tebu 20
≤ 24
Jam
Sesuai
Pol tebu 2,4
≤ 12
Sesuai
Kadar nira tebu 78,69
≥ 80
Tidak sesuai
Kemurnian nira perahan pertama
88,22 ≥
85
Sesuai
Dari tabel 6.1 sampai tabel 6.8 terlihat bahwa hasil kinerja di Pabrik Gula Sei Semayang PGSS dengan parameter kinerja di pabrik gula yang ada di
Indonesia memiliki standard yang sama, dan hasil yang ada yang telah dilakukan di PGSS sudah sesuai dengan standard parameter kinerja di tiap stasiunnya. Tabel
Universitas Sumatera Utara
65 Parameter kinerja standar pabrik gula yang ada di Indonesia dapat dilihat pada
tabel 2.1 sampai tabel 2.8. Dari tabel 2.1 sampai tabel 2.8 inilah yang dibandingkan dengan tabel 4.1 sampai tabel 4.8, dimana tabel 4.1 sampai tabel 4.8
diperoleh berdasarkan data yang ada di PGSS. Tabel 6.2 Parameter Kinerja Stasiun Penggilingan di PGSS
PARAMETER Hasil
di PGSS
STANDAR
Keterangan
SYARAT NILAI
Satuan PG.
Kecil PG.
Sedang PG.
Besar Kadar sabut
15,4 -
14-16
Sesuai
Tingkat Pencacahan Preparation Index
96,39 90
Sesuai
Fibre Loading 200
= 200
gdm2
Sesuai
Imbibisi sabut 210
≥ 200
Sesuai
Persentase nira mentah tebu
93,39 ≥
100
Tidak sesuai
Persentase ekstraksi nira 96,39
96
Sesuai
Kapasitas giling 3526
≥ 1500
3000 4500
TCD
PG.Sedang
Tabel 6.3 Hasil Kinerja Stasiun Pemurnian di PGSS PARAMETER
Hasil di PGSS
STANDAR
Keterangan
SYARAT NILAI
Satuan Turbidity nira
37,15 ≤
50 ppm
Sesuai
Kadar CaO dalam nira 74,97
≤ 80
ppm
Sesuai
Jumlah bahan pengasingan bukan gula
9,69 ≤
14
Sesuai
Persentase pol blotong ≤ 2
2,55 ≤
2
Tidak Sesuai
Persentase blotong terhadap tebu ≤ 3
2,55 ≤
3
Sesuai
Universitas Sumatera Utara
66 Tabel 6.4 Hasil Kinerja Stasiun Penguapan di PGSS
PARAMETER Hasil di
PGSS STANDAR
Keterangan SYARAT
NILAI Satuan
Tingkat kekentalan nira 72,60
≥ 65
brix Sesuai
Warna nira kental Kuning
Kecoklatan Kuning
Kecoklatan Sesuai
Suhu nira jernih 15
≥ 14
°C Sesuai
Tabel 6.5 Hasil Kinerja Stasiun Kristalisasi di PGSS PARAMETER
Hasil di PGSS
STANDAR
Keterangan
SYARAT NILAI Satuan Kekentalan masakan
93,39
- 93-94
brix
Sesuai
Tingkat kemurnian masakan
85
≥ 85
Sesuai
Purity drop
10
- 10-15
Sesuai
Kerataan Kristal
Rata
Rata
Sesuai
Ukuran Kristal
1,0
- 0.8-1.1
Mm
Sesuai
Tabel 6.6 Hasil Kinerja Stasiun Putaran di PGSS PARAMETER
Hasil di PGSS
STANDAR
Keterangan
SYARAT NILAI Satuan Kadar air ≤ 1 brix
0,60
≤ 1
brix
Sesuai
Warna putih
putih
putih
Sesuai
Ukuran kristal - 0.8-1.1 mm
1,0
- 0.8-1.1
mm
Sesuai
Tabel 6.7 Hasil Kinerja Stasiun Pengeringan, Pendinginan, dan Penyaringan di PGSS Pemurnian di PGSS
PARAMETER Hasil di
PGSS STANDAR
Keterangan
SYARAT NILAI
Satuan Kadar air gula sentrifugal
0,60
≤ 1
Sesuai
Suhu gula sebelum masuk karung
30
≤ 40
°C
Sesuai
Berat gula per karung
50
= 50
Kg
Sesuai
Kemasan Karung
plastik, inner bag
Karung plastik,
inner bag
Sesuai
Universitas Sumatera Utara
67 Dari tabel 6.1 sampai tabel 6.8 dapat diketahui bahwa hasil kinerja di
setiap stasiun yang ada di Pabrik Gula Sei Semayang, secara keseluruhan sudah sesuai dengan standard pabrik gula pada umumnya yang ada di Indonesia.
Walaupun ada beberapa parameter kinerja di beberapa stasiun yang masih dibawah standar, atau belum sesuai, seperti jumlah bahan pengotor trash,
persentase nira mentah tebu dan lainnya, namun secara keseluruhan sudah memenuhi standar parameter kinerja pabrik gula di Indonesia.
Tabel 6.8 Hasil Kinerja Stasiun Penggilingan di PGSS
PARAMETER Hasil
di PGSS
STANDAR
Keterangan
SYARAT NILAI
Satuan GKP
1 GKP
2 GKP
3 Warna kristal ≥ 70 65
60
65,24
≥ 70
65 60
Sesuai
Warna larutan ICUMSA, IU
340
≤ 250
350 450
IU
Sesuai
Besar jenis butir - 0.8- 1.2 0.8-1.2 0.8-1.2
bb
1,0
- 0.8-
1.2 0.8-
1.2 0.8-
1.2 bb
Sesuai
Susut pengeringan ≤ 0.1 0.15 0.2 mm bb
0,14
≤ 0.1
0.15 0.2
mm bb
Sesuai
Polarisasi oZ, 20,oC
99.5
≥ 99.6
99.5 99.4
bb
Sesuai
Gula reduksi ≤ 0.1 0.15 0.2 bb
0,12
≤ 0.1
0.15 0.2
bb
Sesuai
Abu kondukiviti ≤ 0.1 0.15 0.2 TCD
0,17
≤ 0.1
0.15 0.2
TCD
Sesuai
Zat tidak larut ≤ 5 5 5
derajat
5
≤ 5
5 5
derajat
Sesuai
Belerang dioksida
29
≤ 30
30 30
mgkg
sesuai
Timbal Pb ≤ 2 2 2 mgkg
1,40
≤ 2
2 2
mgkg
Sesuai
Tembaga Cu ≤ 2 2 2 mgkg
0,60
≤ 2
2 2
mgkg
Sesuai
Arsen As ≤ 1 1 1 mgkg
0,60
≤ 1
1 1
mgkg
Sesuai
Syarat SNI oleh Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
68 Technoware juga menjadi sangat penting dan menjadi modal utama bagi
optimalisasi rendemen gula melalui pemanfaatan teknologi produksi di Pabrik Gula Sei Semayang. Variabel technoware terdiri dari 4 empat indikator
pertanyaan, dengan distribusi jawaban seperti terlihat pada tabel 6.9. Tabel 6.9 menunjukkan bahwa ditinjau dari indikator-1 technoware, 25 orang 41.7
menyatakan sangat setuju bahwa adanya kesatuanintegrasi antara satu mesin produksi dengan mesin produksi lainnya baik mesin baru maupun mesin lama
disetiap stasiun produksi, sangat berpengaruh terhadap hasil produksi gula dan hasil rendemen gula, dan 35 orang 58.3 menyatakan setuju.
Tabel 6.9 Distribusi Techoware yang Memengaruhi Optimalisasi Rendemen Gula
Sangat setuju
Setuju Netral
Tidak setuju
Sangat tidak
setuju Total
N N
N N
n n
A.1 Technoware 1 Techno1
25 41.7 35 58.3 0.0
0 0.0 0 0.0 60 100 2 Techno2
21 35.0 39 65.0 0.0
0 0.0 0 0.0 60 100 3 Techno3
18 30.0 33 55.0 7
11.7 2 3.3 0 0.0 60 100 4 Techno4
23 38.3 22 36.7 10 16.7 2 3.3 3 5.0 60 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Ditinjau dari indikator ke-2, 21 orang 35.0 menyatakan sangat setuju bahwa
presisi ketepatan
pengoperasian mesinalat
produksi sangat
mempengaruhi hasil produksi dan optimalisasi rendemen gula dan 39 orang 645.0 menyatakan setuju.
Ditinjau dari indikator ke-3 technoware, 18 orang 30.0 sangat setuju bahwa tebubahan yang digunakan dalam produksi gula, perlu ditangani dan
diawasi dengan baik dan ketat karena akan mempengaruhi optimalisasi rendemen gula, 33 orang 55.0 setuju, 7 orang 11.7 netral, 2 orang 3.3 tidak setuju
dan tidak ada yang tidak setuju bahwa tebubahan yang digunakan dalam produksi
Universitas Sumatera Utara
69 gula, perlu ditangani dan diawasi dengan baik dan ketat karena akan
mempengaruhi optimalisasi rendemen gula. Ditinjau dari indikator ke-4, 23 orang 38.3 menyatakan sangat setuju
bahwa dalam pengoperasian mesinperalatan, perlu adanya pengendalian proses produksi pemeriksaan standard tiap mesin, kalibrasi, dan perawatan rutinnya,
karena akan mempengaruhi produksi dan kualitas gula yang akan dihasilkan, 22 orang 36.7 setuju, 10 orang 16.7 netral, 2 orang 3.3 tidak setuju dan 3
orang 5.0 sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban responden tersebut di atas, maka technoware
dapat dikategorikan kedalam 3 tingkatan yakni baik, cukup dan kurang dengan distribusi frekuensi seperti terlihat pada table 6.10.
Tabel 6.10 Kategori Technoware No
Kategori Frekuensi N
Persentase 1
Baik 22
36.7 2
Cukup 21
35.0 3
Kurang 17
28.3 Total
60 100.0
Tabel 6.10 memperlihatkan bahwa dari 60 responden penelitian, 22 orang 36.7 menyatakan technoware adalah baik, 21 orang 35.0 menyatakan
cukup baik dan 17 orang 28.3 menyatakan kurang baik. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan technoware adalah baik 36.7.
6.1.2 Variabel Humanware