Latar Belakang Optimasi Aliran Produksi Dengan Menggunakan Theory Of Constraints Pada PT. Jakarana Tama

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan produksi sangat menentukan pengukuran kemampuan perusahaan dalam penyediaan produk. Jika perencanaan produksi tidak dapat diatur dengan baik, maka dapat menyebabkan terjadinya penumpukan atau bottleneck. Bottleneck terjadi apabila stasiun kerja memiliki kapasitas lebih kecil dari kebutuhan produksi. Stasiun kerja bottleneck akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan jika ada peningkatan permintaan yang melebihi kapasitas. Beberapa cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi stasiun bottleneck adalah penambahan mesin, peralatan, atau karyawan, perbaikan metode kerja serta penambahan jumlah lembur. Akan tetapi cara-cara tersebut membutuhkan modal yang besar dan waktu yang lama sehingga terkadang tidak mungkin dilakukan. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan pemecahan masalah, yaitu dengan mengoptimalkan sumber-sumber daya yang ada di pabrik serta mengelola kendala-kendala yang ada di pabrik dengan baik. PT. Jakarana Tama merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan mie instan yang terletak di Jalan Raya Medan, Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan. Aliran produksi pembuatan mie instan terdiri dari enam stasiun kerja, yaitu stasiun kerja pengayakan, stasiun kerja pencampuran, stasiun kerja pembentukan adonan, stasiun kerja pemasakan, stasiun kerja pembungkusan, serta stasiun kerja pengepakan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa tidak semua aliran produksi berjalan dengan lancar. Salah satu masalah yang terjadi adalah adanya bottleneck pada lantai produksi terutama pada stasiun kerja pengayakan dan pencampuran karena adanya perbedaan kapasitas antara kedua stasiun kerja tersebut. Kapasitas produksi pada stasiun kerja pengayakan adalah 1200 kilogram per jam sedangkan kapasitas produksi pada stasiun kerja pencampuran adalah 1125 kilogram per jam. Hal ini menyebabkan perbedaan kapasitas sebesar 75 kilogram per jam. Dengan demikian, bottleneck terjadi pada stasiun kerja pencampuran yang menyebabkan keterlambatan dalam proses produksi dan penurunan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan. Aliran proses dan kapasitas produksi masing-masing stasiun kerja pembuatan mie instan dapat dilihat pada Gambar 1.1. SK-I 1200 kgjam SK-II Jalur Kritis SK-III SK-IV SK-V SK-VI 1125 kgjam 1275 kgjam 750 kgjam 675 kgjam 675 kgjam Keterangan : SK-I : Stasiun Kerja Pengayakan SK-II : Stasiun Kerja Pencampuran SK-III : Stasiun Kerja Pembentukan Adonan SK-IV : Stasiun Kerja Pemasakan SK-V : Stasiun Kerja Pembungkusan SK-VI : Stasiun Kerja Pengepakan Gambar 1.1. Aliran Proses dan Kapasitas Produksi Setiap Stasiun Kerja di PT. Jakarana Tama Adanya perbedaan kapasitas yang dibutuhkan dengan kapasitas yang tersedia pada stasiun kerja, khususnya antara stasiun kerja pengayakan dan Universitas Sumatera Utara pencampuran dalam proses produksi di PT. Jakarana Tama, menyebabkan adanya penumpukan atau bottleneck. Data penumpukan yang terjadi di PT. Jakarana Tama pada periode kerja 2 April – 8 April 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Data Penumpukan Periode 2 April – 8 April 2014 di PT. Jakarana Tama Tanggal Pengamatan Rencana Produksi kilogram Penumpukan kilogram Persentase Penumpukan Persentase Produksi 2 April 2014 9180 940 10,240 89,760 3 April 2014 8680,2 1106,6 12,749 87,251 4 April 2014 8058 714 8,861 91,139 7 April 2014 8162,04 599,32 7,343 92,657 8 April 2014 6854,4 715,2 10,434 89,566 Rata-rata 8186,928 815,024 9,925 90,075 Sumber: PT. Jakarana Tama Berdasarkan data pada Tabel 1.1. diketahui bahwa rata-rata penumpukan selama empat hari pengamatan adalah 815,024 kilogram dengan rencana produksi rata-rata 8186,928 kilogram. Dengan demikian, realisasi rencana produksi harian perusahaan hanya sebesar 90,075 dan 9,925 dari rencana produksi harian menumpuk di stasiun kerja. Angka kecil dari kendala yang berupa penumpukan bottleneck ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kendala ini harus dapat diselesaikan agar kinerja perusahaan seluruhnya dapat diperbaiki Tersine, 1994. Peningkatan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan penjadwalan produksi untuk optimalisasi stasiun kerja agar tidak terjadi bottleneck. Universitas Sumatera Utara Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah penumpukan atau bottleneck adalah line balancing dan theory of constraints TOC. Line balancing merupakan analisis perhitungan keseimbangan jalur produksi dengan membagi beban antar proses secara seimbang sehingga tidak ada proses idle menunggu produk dari proses sebelumnya. Line balancing memfokuskan pada pengurangan waktu menganggur dan keseimbangan waktu senggang. Sedangkan TOC merupakan pendekatan berkelanjutan yang berfokus pada identifikasi dan penyelesaian kendala yang membatasi perusahaan. TOC memfokuskan pada aktivitas produksi dan faktor-faktor pembatas yang terdapat di dalam ataupun di luar perusahaan kendala internal atau eksternal. Kendala internal misalnya dapat berupa perbedaan kapasitas produksi dan kapasitas waktu mesin, sedangkan kendala eksternal dapat berupa permintaan pasar. Kurnia dan Rochman 2010 mengaplikasikan TOC untuk mengurangi bottleneck yang terjadi pada stasiun kerja obras, obras lipat, hand-tag, dan packing dengan memperhatikan waktu proses dan kapasitas produksi dari stasiun kerja. Penerapan TOC dalam penelitian ini dapat mengurangi bottleneck dengan melakukan assessment pada stasiun kerja manual corak, komputer, dan manual polos, serta menambah kapasitas pada stasiun kerja obras lipat, pairing, hand-tag, dan packing. Dengan demikian, perusahaan bisa mengurangi bottleneck tersebut dan meningkatkan throughput perusahaan. Berdasarkan defenisi dan review penelitian yang pernah dilakukan, metode yang lebih sesuai digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan lima langkah perbaikan theory of constraints TOC karena Universitas Sumatera Utara TOC memfokuskan perhatian pada kendala yang memperlambat proses produksi dan membantu memaksimumkan tingkat keluaran produk atau throughput Tunggal, 2003. TOC akan memeriksa kendala dan menemukan bagaimana kendala tersebut mempengaruhi tujuan perusahaan. Kendala yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan kapasitas produksi antara stasiun kerja pengayakan dengan stasiun kerja pencampuran. Penelitian ini dimulai dengan mengamati urutan proses produksi dan waktu proses dari tiap stasiun kerja, serta menghitung kapasitas pada tiap stasiun kerja tersebut. Analisis dilakukan untuk mencari stasiun kerja bottleneck, mengembangkan kapasitas pada bagian tersebut, dan menghitung kembali kapasitas baru yang diperoleh. Aliran dan kapasitas produksi pada stasiun kerja bottleneck diharapkan dapat dioptimalkan dengan menerapkan theory of constraints untuk menghasilkan throughput semaksimal mungkin.

1.2. Perumusan Masalah