BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Pengukuran Waktu Siklus
Pengukuran waktu siklus dilakukan menggunakan metode jam henti stop watch time study. Pengamatan dilakukan sebanyak sepuluh siklus karena apabila
waktu siklus dari stasiun kerja berlangsung kurang dari dua menit, pengamatan dilakukan minimal sepuluh siklus Barnes, 1968. Pengukuran waktu dilakukan
terhadap proses pembuatan mie instan Gaga Mie 100 Goreng Extra Pedas, Gaga Mie 100 Soto, Gaga Mie 1000 Goreng Spesial Pedas dan Gaga Mie 1000 Soto.
Pengukuran waktu dilakukan untuk setiap stasiun kerja yang terdapat pada lantai produksi dengan menggunakan alat ukur stop watch. Dalam sebuah stasiun
kerja, dilakukan pengelompokan elemen kerja berdasarkan jenis mesin yang kapasitasnya relatif sama dan secara fisik ditempatkan pada tempat yang sama.
Pembagian stasiun kerja berdasarkan elemen kerjanya pada pembuatan mie instan Gaga adalah sebagai berikut.
1. Stasiun Kerja Pengayakan
Elemen kerja pada stasiun kerja pengayakan adalah: a.
Tepung terigu diayak di mesin vibrator. b.
Tepung terigu yang sudah diayak dicampur dengan tepung tapioka. c.
Campuran tepung dinaikkan ke stasiun kerja pencampuran. 2.
Stasiun Kerja Pencampuran
Universitas Sumatera Utara
Elemen kerja pada stasiun kerja pencampuran adalah: a. Campuran tepung diaduk dengan larutan alkali yang terdiri dari campuran
garam, pengembang, air, dan pewarna makanan di mesin mixer sampai adonan homogen dan memiliki tekstur yang elastis.
b. Adonan yang sudah homogen dan teksturnya elastis diturunkan ke stasiun kerja pembentukan adonan.
3. Stasiun Kerja Pembentukan Adonan
Elemen kerja pada stasiun kerja pembentukan adonan adalah: a.
Adonan ditampung dan diratakan di mesin feeder. b.
Adonan dari mesin feeder didorong sedikit demi sedikit ke mesin press untuk menekan dan menipiskan adonan menjadi lembaran-lembaran
dengan toleransi ketebalan antara 1,2 – 1,3 mm. c.
Lembaran adonan kemudian dibagi-bagi dan dibuat bergelombang menjadi untaian mie di mesin slitter.
d. Untaian mie dibawa ke stasiun kerja pemasakan.
4. Stasiun Kerja Pemasakan
Elemen kerja pada stasiun kerja pemasakan adalah: a.
Untaian mie diletakkan di atas conveyor dan dilakukan penguapan di mesin steam box.
b. Untaian mie dibawa dengan menggunakan conveyor ke mesin cutter
untuk dipotong dengan panjang ± 24 cm dan dilipat dengan pengait yang berada di bawah pisau pemotong sehingga hasil lipatan mejadi ± 12 cm.
c. Mie yang telah dilipat dibawa ke conveyor yang berisi mangkok-mangkok.
Universitas Sumatera Utara
d. Mie di dalam mangkok-mangkok pada conveyor dibawa ke mesin fryer
untuk digoreng agar membentuk mie kering yang matang, renyah, tahan lama, dan siap dikemas. Mie tersebut kemudian dijatuhkan ke conveyor
yang berbentuk jaring-jaring untuk meniriskan sisa minyak penggorengan. e.
Mie yang telah digoreng didinginkan di mesin cooling box untuk mengeringkan sisa minyak sehingga mie menjadi benar-benar kering, tidak
berbau, dan tahan lama. f.
Mie yang telah didinginkan dibawa ke stasiun kerja pembungkusan. 5.
Stasiun Kerja Pembungkusan Elemen kerja pada stasiun kerja pembungkusan adalah:
a. Mie yang telah didinginkan disusun dan diperiksa mie yang layak
dibungkus dan dijalankan dengan menggunakan conveyor. b.
Mie tersebut dimasukkan bumbu sesuai rasa dan jenis mie secara manual. c.
Mie dan bumbu tersebut dibungkus serta diberi nomor produksi dan tanggal penggunaan yang diperbolehkan dengan mesin packing.
d. Mie yang sudah dibungkus dibawa ke stasiun kerja pengepakan.
6. Stasiun Kerja Pengepakan
Elemen kerja pada stasiun kerja pengepakan adalah: a.
Mie dikemas ke dalam karton yang berisi 40 bungkus secara manual. b.
Bagian atas dan bawah karton diberi selotip dengan mesin carton sealer. c.
Karton berisi mie dibawa ke gudang produk untuk disimpan. Waktu siklus dari pembuatan produk mie instan Gaga yang diamati dapat
dilihat pada Tabel 5.1. sampai Tabel 5.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Waktu Siklus Pembuatan Gaga Mie 100 Goreng Extra Pedas No. Siklus
Waktu Siklus detik SK-I
SK-II SK-III
SK-IV SK-V
SK-VI
1 8,85
18,52 10,34
16,16 16,21
8,96 2
8,92 18,69
10,30 16,21
16,67 8,98
3 8,90
18,65 10,27
16,26 16,78
9,03 4
8,97 18,36
10,23 16,06
16,00 8,94
5 8,92
18,2 10,18
15,99 15,89
8,88 6
8,83 18,46
10,33 16,09
16,33 8,84
7 8,87
18,49 10,31
16,11 16,21
8,80 8
8,93 18,33
10,24 16,03
15,79 8,91
9 8,93
18,7 10,36
16,32 16,44
8,94 10
8,85 18,19
10,21 16,03
15,79 8,89
Sumber: Hasil Pengamatan pada Bagian Produksi di PT. Jakarana Tama
Tabel 5.2. Waktu Siklus Pembuatan Gaga Mie 100 Soto No. Siklus
Waktu Siklus detik SK-I
SK-II SK-III
SK-IV SK-V
SK-VI
1 8,82
18,19 10,26
16,01 16,00
9,21 2
8,83 18,24
10,29 16,04
16,11 9,24
3 8,80
18,17 10,24
15,97 15,79
9,30 4
8,78 18,20
10,27 16,02
16,11 9,29
5 8,84
18,31 10,33
16,21 16,44
9,44 6
8,77 18,33
10,35 16,26
16,56 9,49
7 8,79
18,14 10,28
15,99 15,89
9,28 8
8,85 18,22
10,29 16,07
16,21 9,36
9 8,86
18,32 10,38
16,30 16,67
9,48 10
8,73 18,29
10,22 16,11
16,21 9,40
Sumber: Hasil Pengamatan pada Bagian Produksi di PT. Jakarana Tama
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Waktu Siklus Pembuatan Gaga Mie 1000 Goreng Spesial Pedas No. Siklus
Waktu Siklus detik SK-I
SK-II SK-III
SK-1V SK-V
SK-VI
1 7,04
14,56 8,34
13,06 13,64
7,70 2
7,06 14,55
8,33 13,19
13,48 7,69
3 7,12
14,51 8,25
12,97 13,12
7,65 4
7,02 14,59
8,29 13,11
13,56 7,68
5 7,15
14,54 8,30
12,92 13,26
7,67 6
7,11 14,57
8,28 12,95
13,4 7,70
7 7,14
14,52 8,26
12,93 13,34
7,66 8
7,08 14,53
8,28 13,14
13,33 7,69
9 7,03
14,58 8,31
13,13 13,48
7,70 10
7,17 14,55
8,27 12,98
13,19 7,67
Sumber: Hasil Pengamatan pada Bagian Produksi di PT. Jakarana Tama
Tabel 5.4. Waktu Siklus Pembuatan Gaga Mie 1000 Soto No. Siklus
Waktu Siklus detik SK-I
SK-II SK-III
SK-IV SK-V
SK-VI
1 7,18
14,58 8,32
12,95 13,26
7,77 2
7,12 14,60
8,16 12,99
13,56 7,72
3 7,09
14,56 8,24
13,04 13,64
7,69 4
7,18 14,59
8,29 12,90
13,12 7,74
5 7,14
14,51 8,24
12,81 12,90
7,69 6
7,15 14,56
8,23 13,03
13,41 7,80
7 7,01
14,66 8,16
13,22 13,95
7,85 8
7,11 14,61
8,27 12,94
13,33 7,79
9 7,00
14,68 8,17
13,15 13,71
7,80 10
7,02 14,57
8,21 13,04
13,41 7,76
Sumber: Hasil Pengamatan pada Bagian Produksi di PT. Jakarana Tama
Universitas Sumatera Utara
Data pengamatan waktu siklus akan dilakukan pengujian keseragaman dan kecukupan data sebelum digunakan untuk menghitung waktu baku produksi.
5.1.2. Data Permintaan Produk