Efisiensi bahan dalam proses produksi mie instan tinggi karena bahan yang terbuang masih dapat dimanfaatkan kembali menjadi makanan ringan. Pecahan-
pecahan mie remah-remah mie yang diperoleh dari lintasan produksi yang masih steril dapat diolah kembali menjadi makanan ringan yang disebut juga sebagai
krip-krip.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Jakarana Tama Cabang Medan didirikan di atas tanah seluas 1,1 hektar di Kawasan Industri Medan KIM yang berlokasi di Jalan Raya Medan, Tanjung
Morawa Km. 9,5 Medan, Sumatera Utara.
2.4. Daerah Pemasaran
PT. Jakarana Tama Cabang Medan memasarkan produknya untuk beberapa daerah di wilayah Sumatera, yaitu Medan, Pematang Siantar, Pekanbaru,
Padang, Palembang, Banda Aceh, dan Lhokseumawe. Dalam meningkatkan keuntungan dan jumlah penjualan, setiap daerah pemasaran berusaha untuk dapat
memasarkan produk sebaik-baiknya.
2.5. Organisasi dan Manajemen
PT. Jakarana Tama Cabang Medan menerapkan struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi berbentuk lini dan fungsional karena wewenang
dalam organisasi dimulai dari puncak pimpinan tertinggi, dimana pada PT. Jakarana Tama dipegang oleh Factory Manager, yang kemudian dilimpahkan
Universitas Sumatera Utara
kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut bidang pekerjaannya. Pimpinan setiap divisi tersebut berhak memerintah semua pelaksana sesuai
dengan bidang kerjanya, dan masing-masing satuan pelaksana ke bawah memiliki tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan jabatannya.
Struktur organisasi dari PT. Jakarana Tama dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Factory Manager
Teknik SPV Senior QC SPV
Kepala Personalia HRD Produksi SPV Senior
Warehouse SPV PPIC SPV
Utility SPV Kasek Work
Shop SPV Prod.
Shift A SPV Prod.
Shift B
Opr. Gudang Bahan Jadi
Opr. Gudang Bahan Baku
Koord. Prod. Shift B
Opr. Teknik Field
Opr. Bubut
Opr. Scrap
Opr. Mixer
Opr. Press
Opr. Fryer
Opr. Packing
Opr. Pay
Roll Opr.
GA Bagian
Keamanan Opr.
Telepon Bagian
Administrasi Opr.
Sanitasi Bagian
Medis Opr.
Analis Opr. QC
Peracikan Opr.
QC Field
Opr. QC Raw
Material
Keterangan :
: Hubungan Fungsional : Hubungan Lini
Sumber: PT. Jakarana Tama
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Peramalan
Data peramalan permintaan perlu diketahui sebelum menyusun perencanaan produksi dan jadwal induk produksi Tersine, 1994. Peramalan
adalah proses penentuan pernyataan mengenai hasil aktual yang biasanya belum terjadi. Resiko dan ketidakpastian merupakan inti dari peramalan dan dilakukan
prediksi hal umum yang dianggap baik dengan menentukan tingkat ketidakpastian dalam peramalan.
Metode peramalan dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif Sinulingga, 2009. Metode kualitatif didasarkan pada
pertimbangan dengan akal sehat dan pengalaman, sedangkan metode kuantitatif menggunakan metode matematik dengan menggunakan data masa lalu untuk
memproyeksikan kebutuhan di masa mendatang. Dalam penelitian yang dilakukan Sodikin dan Atmoko 2013, data
periode mendatang diperoleh dengan meramalkan satu bulan permintaan berdasarkan data pesanan periode sebelumnya. Metode peramalan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang akan dibahas pada sub-bab selanjutnya sebagai dasar penelitian yang akan digunakan peneliti dalam
melakukan peramalan produksi yang dibutuhkan. Prosedur umum dalam peramalan secara kuantitatif Ginting, 2007 adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Mendefinisikan tujuan peramalan.
2. Membuat diagram pencar.
3. Memilih beberapa metode peramalan yang dianggap sesuai.
4. Menghitung parameter-parameter fungsi peramalan.
5. Menghitung kesalahan error dari setiap metode peramalan.
6. Memilih metode yang terbaik dengan nilai kesalahan terkecil.
7. Melakukan verifikasi peramalan.
3.1.1. Metode Peramalan Kuantitatif
Salah satu metode peramalan kuantitatif yang dapat digunakan adalah Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi. Metode ini merupakan dasar
garis kecenderungan untuk suatu persamaan. Dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa mendatang. Bentuk-
bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa Ginting, 2007: 1. Konstan, dengan fungsi peramalan Yt:
Y’ = a
Keterangan: Y’ = Nilai tambah
N = Jumlah periode
Universitas Sumatera Utara
2. Linier, dengan fungsi peramalan: Y’ = a + bX
Dimana:
3. Kuadratis, dengan fungsi peramalan : Y’ = a + bX + cX
2
Dimana :
4. Eksponensial, dengan fungsi peramalan : Y’ = ae
bX
Universitas Sumatera Utara
Dimana :
5. Siklis, dengan fungsi peramalan :
Dimana :
3.1.2. Parameter Kesalahan Peramalan
Kesalahan peramalan dapat mempengaruhi dua keputusan yang dapat diambil. Salah satunya adalah dalam membuat pilihan dari antara variasi teknik
peramalan, dan yang lainnya adalah dalam mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan dari teknik yang digunakan. Keputusan untuk menggunakan model
baru atau melanjutkan yang sedang digunakan biasanya bertumpu pada beberapa ukuran kesalahan peramalan. Setiap teknik diuji pada data historisnya dan satu
dengan kesalahan peramalan terkecil digunakan sebagai instrumen peramalan Tersine, 1994. Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengukur
kesalahan peramalan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Pengukuran Kesalahan Error Peramalan
No. Pengukur
Rumus
1. Mean absolute deviation MAD
2. Mean squared error MSE
3. Standard deviation of regression S
r
4. Mean absolute percent error MAPE
5. Mean error ME
6. Mean percent error MPE
7. Tracking signal TS
8. Standard error of estimate SEE
Keterangan: = Permintaan aktual pada periode i
= Hasil peramalan permintaan pada periode i n
= Banyaknya pengamatan atau periode waktu f
= Derajat kebebasan
Universitas Sumatera Utara
3.1.3. Proses Verifikasi Peramalan
Proses verifikasi peramalan dilakukan dengan menggunakan Moving Range Chart MRC untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh
representatif terhadap data atau tidak. Chart ini menunjukkan apakah sebaran data masih berada dalam batas kontrol ataupun sudah di luar kontrol Ginting, 2007.
Apabila sebaran data berada di luar kontrol, maka fungsimetode peramalan yang digunakan tidak sesuai dan perlu dilakukan revisi. Moving Range Chart dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Moving Range Chart
Empat aturan titik yang dapat digunakan untuk memeriksa kondisi out of control adalah sebagai berikut:
1. Aturan Satu Titik
Bila titik sebaran berada di luar UCL dan LCL. Walaupun semua titik sebaran berada di dalam batas kontrol, fungsimetode peramalan belum tentu
Universitas Sumatera Utara
representatif. Oleh karena itu, analisis perlu dilanjutkan dengan membagi MRC dalam tiga daerah, yaitu A, B dan C.
2. Aturan Tiga Titik
Bila tiga buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, dimana dua diantaranya jatuh pada daerah A.
3. Aturan Lima Titik
Bila lima buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, dimana empat diantaranya jatuh pada daerah B.
4. Aturan Delapan Titik
Bila delapan buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yaitu pada daerah C
3.2. Jadwal Induk Produksi
Peramalan permintaan merupakan input utama dari perencanaan produksi. Selain itu, pesanan-pesanan aktual yang telah dijanjikan, kebutuhan persediaan
gudang, dan penyesuaian tingkat persediaan harus dimasukkan sebagai input. Kemudian perencanaan agregat dikembangkan untuk merencanakan kebutuhan
produksi bulanan atau triwulan bagi kelompok-kelompok produk sebagaimana yang telah diperkirakan dalam peramalan permintaan Nasution, 2003.
Hasil perencanaan agregat akan didisagregasikan ke dalam kebutuhan- kebutuhan berdasarkan tahapan waktu untuk masing-masing jenis produk.
Perencanaan ini disebut jadwal induk produksi. Jadwal induk produksi merupakan
Universitas Sumatera Utara
suatu jadwal yang berisikan informasi tentang waktu penyelesaian produksi untuk memenuhi permintaan yang telah diramalkan.
Jadwal induk produksi adalah suatu pernyataan tentang jenis produk akhir yang direncanakan untuk diproduksi dan jumlah produk tersebut yang akan
diproduksi pada setiap periode sepanjang rentang waktu perencanaan. Jadwal induk produksi berfungsi memandu kegiatan produksi. Jadwal induk produksi
digunakan dalam perencanaan pembelian bahan baku, proses produksi sampai menjadi produk akhir untuk mendukung jadwal pengiriman produk kepada
pelanggan.
3.3. Identifikasi Stasiun Kerja