Kondisi Awal Pra-Tindakan Siklus I

116 tersebut mengungkapkan bahwa nilai tes siklus I meningkat 4 dari kondisi awal, kemudian nilai tes siklus II meningkat 9,92 dari siklus I atau meningkat 13,92 dari kondisi awal jhhjk Dari hasil tes tersebut, dapat disimpulkan bahwa model quantum teaching terbukti dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita siswa kelas V SD N I Iroyudan. Hal ini sejalan dengan pendapat De Porter 2010: 34 bahwa model quantum teaching mampu mempengaruhi kesuksesan siswa. Untuk mengetahui mengapa quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita, akan diuraikan beberapa alasan menurut peneliti yang memungkinkan hal itu terjadi.

1. Kondisi Awal Pra-Tindakan

jhhjk Pada kondisi awal, menurut hasil penelitian di atas, telah dijelaskan bahwa dalam pembelajaran pra-siklus terlihat siswa kurang antusias terhadap pembelajaran. Ketika guru membacakan sebuah cerita banyak siswa kemudian berbicara sendiri atau bermain sendiri sehingga guru harus mengingatkan anak-anak untuk menyimak lebih serius. Dari data tersebut, dapat diuraikan bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan perhatian dalam menyimak, hal ini berpengaruh pada kelengkapan dan kejelasan informasi yang diterima siswa. Kelengkapan dan kejelasan informasi merupakan faktor penting dan sangat berpengaruh pada kualitas hasil simakan. Dalam hal ini, dapat kita lihat pada nilai tes siswa. Pembahasan tersebut, sesuai dengan pendapat Lyneh Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi 1999:6 menyatakan bahwa kesulitan dalam menyimak oleh beberapa faktor salah 117 satunya kelengkapan dan kejelasan informasi yang disimak. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran, mengindikasikan tidak akan ada keaktifan, kesungguhan dan motivasi. Seperti yang diungkapkan H.G. Tarigan 2008:111 bahwa motivasi merupakan penentu keberhasilan seseorang. Penel Ketika diminta untuk berkelompok untuk mengerjakan LKS hanya beberapa siswa yang mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Kemudian, guru harus menunjuk salah satu siswa untuk maju membacakan hasilnya. Karena tidak ada yang berani maju ke depan dan ketika diminta untuk mengutarakan hasil yang berbeda atau pertanyaan bila kurang jelas, siswa hanya diam saja. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran menyimak masih rendah. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi 1999:6 bahwa faktor penting dalam menyimak ialah keterlibatan penyimak dalam berinteraksi dengan pembicara. Hal ini menentukan kualitas hsil simakan yang dilakukan oleh siswa.

2. Siklus I

kjlak Pada siklus I nilai tes meningkat akan tetapi masih banyak siswa belum tuntas KKM. Burhan Nurgiyantoro 2011:353 menegaskan bahwa tes kompetensi menyimak memerlukan persiapan dan sarana yang telah khusus. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan pembelajaran yang dikhususkan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita sehingga peningkatan nilai tes kemampuan menyimak cerita dapat meningkat. 118 qwert Adapun mengapa masih banyak siswa belum tuntas KKM adalah terjadinya kesalahan teknis dalam pemutaran media simakan dan juga permasalahan yang ada pada kondisi awal masih sedikit tuntas teratasi. Selain itu, alasan mengapa dalam siklus I masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan karena kurang lengkapnya penerapan tahapan TANDUR dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyanto. Sugiyanto 2010: 83 menyatakan kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas, dengan beragam budayanya, jika pada para guru betul-betul menggunakn prinsip- prinsip atau nilai-nilai pembelajaran model quantum.

3. Siklus II