hari hanya menghabiskan waktu dengan bekerja sebagai pemulung. Saat berada di rumah, Nanang dan adiknya menghabiskan waktu dengan membersihkan barang
bekas temuan mereka masing-masing sambil sesekali mengobrol. Ketika waktu luang Nanang hanya beristirahat sambil memainkan telfon genggangnya.
4.2.1.6 Nanda
Nanda adalah remaja berusia 15 tahun. Saat ini Ia duduk di bangku kelas 3 SMP. Nanda bekerja sebagai pemulung di TPA Terjun selama 1 satu tahun. Setiap
hari Nanda memperoleh pendapatan sebanyak Rp 50.000,00. Pendapatannya Ia gunakan untuk keperluannya sendiri, namun terkadang diberikan juga sebagian
kepada orang tuanya. Nanda merupakan anak kedua dari 4 empat bersaudara. Nanda merupakan adik dari Nanang yang juga bekerja sebagai pemulung. Orang tua
mereka bekerja sebagai tukang bangunan. Seperti halnya Nanang, Nanda juga tidak dilarang oleh orang tuanya untuk bekerja di TPA Terjun sebagai pemulung
walaupun usianya belum mencapai 18 tahun. Nanda bekerja dengan alasan ingin seperti abangnya yang mampu menghasilkan uang jajan sendiri tanpa harus
meminta dari orang tua. Hal ini terjadi karena Ia merasa uang jajan yang diberikan orang tuanya kurang untuk memenuhi kebutuhan tambahannya.
Nanda selalu bekerja bersama dengan abang dan saudara sepupunya. Ia mengaku tidak banyak mengenal pemulung lain yang juga bekerja di TPA Terjun.
Menurut Nanda hal ini dikarenakan banyaknya pemulung yang berasal dari daerah
Universitas Sumatera Utara
lain, seperti Pancur Batu dan Belawan. Hanya beberapa orang dewasa saja yang sering mengobrol dengannya saat di lokasi TPA. Menurutnya, hal tersebut membuat
Nanda berbicara dengan cara yang berbeda dari sebelum Ia bertemu dengan para pemulung yang sudah dewasa tersebut. Selain abang dan saudara sepupunya, Nanda
mengaku tidak pernah bermain dengan anak-anak pemulung lainnya. Menurut Nanda, Ia bekerja secara santai. Ia bekerja sambil bercanda dengan abang dan
saudara sepupunya tersebut. Saat lelah mereka akan beristirahat dan setelah itu akan melanjutkan pekerjaan mereka. Hal ini diakui Nanda membuat Ia tidak merasa
bosan selama bekerja di TPA Terjun. Seperti halnya penuturan Nanang, Nanda juga mengaku tidak pernah
berbicara dengan pegawai dinas kebersihan sehingga Ia tidak mengenal mereka. Selain itu, Nanda juga tidak pernah merasa mendapat larangan dari siapapun untuk
bekerja di TPA Terjun. Nanda hanya tahu tidak boleh bekerja dekat dengan alat berat. Menurutnya, tanpa diberitahu pun Nanda tidak akan bekerja dekat dengan alat
berat tersebut karena takut terkena alat berat tersebut. Setiap hari Nanda bekerja dari pukul 14.00 sampai dengan pukul 19.00.
Nanda bersekolah pada pagi hari dan mengerjakan tugas rumahnya pada malam hari. Ia mengaku tidak memiliki prestasi yang menonjol di sekolah. Bahkan Nanda
hanya belajar saat akan ujian. Ia hanya membuka buku di rumah jika diberikan tugas oleh gurunya. Saat di rumah, Nanda menghabiskan waktu bersama abangnya
dengan membersihkan barang bekas yang Ia dapatkan selama menjadi pemulung. Setelah itu Nanda mengerjakan tugas dari sekolahnya atau sekedar bersantai
Universitas Sumatera Utara
menonton siaran televisi. Ia mengaku tidak banyak menghabiskan waktu dengan anggota keluarga yang lain. Menurut Nanang, Ia dan keluarganya biasanya hanya
sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing di rumah. Nanda mengaku bahwa Ia dan saudara-saudaranya diperlakukan sama oleh kedua orang tua mereka. Tidak ada
perlakuan yang berbeda kepada Nanda walaupun Ia bekerja di TPA Terjun. Teman-teman Nanda di sekolah tidak pernah mempermasalahkan
pekerjaannya yang sebagai pemulung di TPA terjun. Menurut Nanda banyak juga teman sekolahnya yang menjadi pemulung. Bahkan beberapa sudah tidak
melanjutkan sekolah.
4.2.1.7 Galut Simbolon