melindungi tangan mereka saat memegang sampah-sampah. Para pemulung pada umumnya juga menggunakan baju dengan lengan yang panjang. Hal ini dilakukan
untuk melindungi tubuh mereka dari sinar matahari. Beberapa pemulung wanita juga menggunakan bedak dingin pada wajah mereka saat bekerja. Menurut
kebanyakan orang dengan melumuri kulit wajah dengan bedak dingin dapat melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.
Aktifitas para pemulung di TPA Terjun biasanya dimulai pada pukul 07.00 Wib sampai dengan pukul 18.00 Wib, namun tidak sedikit juga yang bekerja pada
malam hari. Aktifitas di TPA terjun akan mencapai puncak pada pukul 13.00 Wib sampai dengan pukul 16.30 Wib. Hal ini diakibatkan oleh aktifitas truk sampah
milik dinas kebersihan yang membawa sampah ke TPA Terjun juga banyak pada jam-jam tersebut.
4.2. Profil Informan 4.2.1 Informan Kunci
4.2.1.1 Dika
Dika merupakan seorang remaja berusia 14 tahun. Saat ini Dika duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama SMP. Dika mengaku bekerja atas
dasar kemauan sendiri. Ia tidak pernah dilarang oleh orang tua bekerja di TPA Terjun sebagai pemulung. Menurut Dika, Orang tuanya tidak mempermasalahkan
Universitas Sumatera Utara
jika Dika bekerja karena justru baik untuk melatih kemandiriannya. Sampai saat ini Ia sudah bekerja selama 8 tahun di TPA Terjun. Setiap harinya Dika dapat
mengumpulkan uang sebanyak Rp 20.000,00 – Rp 30.000,00 dari hasil memulung barang bekas. Dika tidak memiliki waktu khusus untuk berinteraksi dengan orang
tua di rumah. Ketika bersama-sama di rumah dengan orang tuanya, mereka hanya menonton acara di televisi bersama dan diselingi dengan obrolan-obrolan singkat.
Dika mengaku tidak ada perbedaan perlakuan diantara Dika dengan adik-adiknya dari orang tuanya. Ia merupakan anak pertama dari 3 tiga orang bersaudara
kandung. Orang tua Dika juga bekerja sebagai pemulung di TPA Terjun. Keluarga Dika tinggal sekitar 200 meter dari lokasi TPA. Dika tidak terlalu sering
berinteraksi dengan tetangganya. Biasanya mereka hanya saling menyapa jika bertemu.
Pihak Dinas Kebersihan juga tidak pernah melarang Dika untuk bekerja di TPA Terjun. Dika mengaku tidak kenal dan tidak pernah berinteraksi dengan
pegawai Dinas Kebersihan yang mengawas di TPA Terjun. Selama bekerja di TPA waktunya habis hanya untuk memungut barang bekas. Di TPA Terjun ia tidak
memiliki teman karena tidak punya waktu untuk bermain. Dika juga mengaku tidak pernah berkenalan dan berinteraksi dengan para pemulung dewasa. Selain itu, Dika
juga mengaku tidak memiliki banyak teman di sekolah. Hal ini diakui Dika karena Ia tidak terlalu pandai bergaul. Beberapa teman di sekolahnya juga ada yang
bekerja, baik sebagai pemulung, maupun berjualan di pasar bersama orang tuanya.
Universitas Sumatera Utara
Dika mengaku bahwa mereka juga menjadi salah satu alasan Dika tertarik untuk bekerja.
Alasan lain Dika bekerja setiap hari adalah untuk mengisi waktu luang setelah pulang sekolah sampai menjelang malam hari. Ia juga mengaku mulai
bekerja karena mengikuti orang tuanya. Selain itu Dika tidak memiliki kesulitan untuk menjadi pemulung. Dika mulai bekerja dari pukul 14.00 dan kembali ke
rumah pukul 18.30. Sampai di rumah Ia memisah-misahkan barang bekas hasil pulungannya, lalu barang-barang tersebut dikelompokkan berdasarkan jenisnya
untuk mempermudah ketika menjualnya ke tukang botot. Dika menggunakan uang hasil penjualan barang bekasnya untuk membantu ekonomi keluarganya dan
sebagian untuk ditabung sendiri. Setelah menjual barang bekasnya, Dika mulai belajar dan mempersiapkan peralatan sekolahnya untuk sekolah keesokan harinya.
Prestasi belajarnya di sekolah tidak terlalu menonjol. Meskipun demikian, Dika tidak merasa waktu belajarnya terganggu karena bekerja. Saat ini Ia mengaku
merasa nyaman dengan pekerjaannya, walaupun pada awalnya tidak nyaman karena sampah yang mengeluarkan aroma busuk. Dika juga mengaku sudah terbiasa
dengan aroma tersebut.
4.2.1.2 Rizky Indra