Ibu Siti Aminah Bapak Daeli

mendapatkan rangking di kelas. Ia hanya mengingatkan Rizky untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Menurut Ibu M, tidak ada perubahan yang terjadi pada Rizky setelah Ia bekerja. Ibu M mengaku bahwa Rizky sering bercerita tentang pekerjaannya dan sekolahnya saat menghabiskan waktu luang bersama Ibu M dan suaminya.

4.2.2.4 Ibu Siti Aminah

Ibu Siti setiap harinya bekerja sebagai pemulung di TPA Terjun. Ia sudah bekerja sebagai pemulung selama lebih dari 10 sepuluh tahun. Ibu Siti merupakan orang tua dari Dika. Ibu Siti mengaku tidak pernah menyuruh anak-anaknya untuk bekerja. Ia juga tidak melarang jika anaknya ingin bekerja. Hal tersebut diakuinya karena anaknya bekerja karena kemauan sendiri tanpa paksaan Ibu Siti ataupun suaminya. Menurut Ibu Siti ada bagusnya jika Dika bekerja. Hal tersebut baik untuk melatih kemandirian Dika sebagai bekal masa depannya, dan Dika dapat memiliki penghasilanya sendiri. Meskipun demikian, Ibu Siti mengaku tidak pernah membeda-bedakan anak-anaknya yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Menurut Ibu Siti, penghasilannya dan suaminya masih mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka. Setiap hari Ibu Siti dan suaminya memperoleh pendapatan sejumlah Rp 50.000,- sampai dengan Rp 70.000,-, maka Ia dan suaminya tidak pernah mengurusi pendapatan Dika. Meskipun demikian, menurut Ibu Siti Dika Universitas Sumatera Utara selalu memberikan sebagian pendapatannya kepada Ibu Siti dan selebihnya untuk ditabung sendiri. Ibu Siti mengaku tidak memiliki banyak waktu untuk duduk bersama anak- anaknya. Ia jarang memperhatikan anak-anaknya, termasuk dalam urusan sekolah anak-anaknya. Menurut Ibu Siti, anak-anaknya, terlebih Dika, sudah cukup besar untuk mengurus diri dan tidak perlu diingatkan untuk belajar ataupun mengerjakan hal lainnya. Menurut Ibu Siti, Dika tidak menunjukkan perubahan setelah bekerja. Ibu Siti mengaku bahwa Dika adalah anak yang pendiam dan tidak banyak bicara. Dika tidak pernah menceritakan tentang pekerjaannya dan sekolahnya kepada Ibu Siti maupun suaminya.

4.2.2.5 Bapak Daeli

Bapak Daeli juga merupakan seorang pemulung di TPA Terjun. Ia dan keluarganya tinggal tidak jauh dari lokasi TPA, yakni hanya berjarak sekitar 100 meter. Bapak Daeli dan anak-anaknya bekerja sebagai pemulung di TPA Terjun. Ia merupakan orang tua dari Vita dan Lenni. Bapak Daeli mengaku kalau anak-anaknya bekerja karena keinginan sendiri. Dulu Pak Daeli hanya meminta bantuan anak-anaknya saat membersihkan barang- barang yang Ia dapatkan dari pekerjaannya. Semakin lama anak-anaknya menjadi tertarik untuk bekerja seperti Pak Daeli dan isterinya. Pak Daeli mengaku memiliki pendapatan sejumlah Rp 500.000,- sampai Rp 800.000,- setiap minggunya. Pak Universitas Sumatera Utara Daeli mengumpulkan barang bekas yang Ia dan keluaganya dapatkan selama seminggu. Setiap hari Sabtu, barang yang sudah dikumpulkan akan dijual kepada toke botot. Setelah barang terjual Pak Daeli akan membagikan uang hasil penjualan kepada anak-anaknya secara merata sesuai pekerjaan mereka selama seminggu. Menurut Pak Daeli pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pak Daeli mengaku tidak mengurusi pendapatan anak-anaknya. Ia membiarkan anak-anaknya mengelola sendiri pendapatan mereka. Pak Daeli mengaku tidak memiliki banyak waktu untuk bersantai dengan keluaganya. Sepanjang hari Ia habiskan untuk bekerja. Jika telah selesai Ia akan langsung beristirahat karena kelelahan setelah bekerja. Ia juga mengaku tidak pernah memperhatikan prestasi anak-anaknya di sekolah. Baginya anak-anak dapat terus bersekolah saja sudah cukup. Pak Daeli juga mengaku bahwa anak-anaknya terkadang menceritakan pekerjaan mereka kepada Pak Daeli dan istrinya saat mereka sedang bersantai di rumah. Menurut Pak Daeli tidak ada perubahan yang tampak dari anak-anaknya setelah mereka bekerja, baik dari prestasi di sekolah maupun sikap dan cara berbicara mereka. Bagi Pak Daeli anak-anaknya sudah seperti itu dari dulu. Pak Daeli menambahkan bahwa TPA Terjun dulu tidak seramai saat ini. Menurutnya pertambahan pemulung diakibatkan oleh ditutupnya TPA Namo Bintang yang ada di Pancur Batu dan sekaligus adanya kabar tentang seorang pemulung yang mendapatkan tas berisi uang dalam jumlah besar saat mencari Universitas Sumatera Utara barang bekas di TPA Terjun. Pak Daeli juga berharap suatu saat bisa mendapatkan barang berharga di TPA Terjun.

4.2.2.6 Bapak Purba