Pak Tugio menuturkan bahwa Dinas kebersihan pernah datang dan mengumpulkan para pemulung untuk menanyakan kebutuhan para pemulung. Akan tetapi, hasil dari
pembicaraan itu tidak pernah ada realisasinya sampai saat ini. Menurut pak Tugio, barang bekas yang Ia dapatkan bersama Panji di
kumpulkan terlebih dahulu di rumah mereka. Setelah terkumpul dan dibersihkan barang-barang tersebut dijual ke toke botot di dekat lokasi TPA. Pak Tugio biasanya
menggunakan sepeda untuk membawa barang bekas hasil pulungan mereka dari lokasi TPA sampai ke rumah.
Pak Tugio tidak melihat adanya perubahan pada diri Panji saat sebelum dan sesudah Panji bekerja. Menurutnya, Panji tetap pendiam dan sulit bergaul dengan
orang lain. Panji pun tidak pernah bercerita tentang apapun dengan Pak Tugio, termasuk tentang pekerjaannya sehari-hari sebagai pemulung di TPA Terjun.
Menurut Pak Tugio, pendapatan Panji sudah digabung langsung dengan pendapatan Pak Tugio dan dipegang oleh Pak Tugio untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.
4.2.2.3 Ibu M
Ibu M merupakan seorang pemulung yang bekerja di TPA Terjun. Ia mengaku tidak terlalu mengetahui jumlah pendapatannya karena suami Ibu M yang
selalu menjual barang-barang bekas yang mereka dapatkan kepada toke botot. Ibu M juga merupakan orang tua dari Rizky Indra. Ia mengaku sudah lama bekerja di
TPA Terjun, yakni sejak Ia menikah. Saat ini Ibu M sudah memiliki 3 tiga orang
Universitas Sumatera Utara
anak. Setiap hari Ia dan suaminya bekerja di TPA Terjun sejak pagi setelah Rizky dan kakaknya pergi bersekolah. Adik Rizky yang masih balita ikut bersama Ibu M
dan suaminya. Menurut Ibu M, Rizky selalu dibawa saat bekerja sejak Rizky bayi. Sampai Rizky sudah bersekolah, Rizky selalu datang ke TPA Terjun setelah pulang
sekolah dan makan siang di rumah. Ibu M mengaku bahwa kadang suaminya bekerja sendiri dari pukul 01.00 sampai pukul 05.00. Hal ini dilakukan karena suami
Ibu M sulit tidur saat malam. Menurut Ibu M, Rizky mulai ikut bekerja bersama ayahnya sekitar 1 satu
tahun yang lalu. Ia dan ayah Rizky tidak pernah menyuruh Rizky bekerja. Menurut Ibu M, Rizky mau bekerja karena keinginan dirinya sendiri. Menurut Ibu M, wajar
jika Rizky mau bekerja karena sering melihat orang tuanya bekerja. Ibu M mengaku bahwa Ia dan suaminya tidak pernah melarang Rizky bekerja karena Rizky bekerja
karena keinginannya sendiri. Ibu M juga mengaku bahwa dirinya menyadari usia Rizky yang belum layak untuk bekerja, namun menurut Ibu M hal tersebut tidak
menjadi masalah karena Ia dan suaminya masih bisa mengawasi Rizky saat bekerja. Menurut Ibu M, pendapatannya dan suaminya selama ini masih mampu untuk
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Ia juga mengaku bahwa pendapatan Rizky tidak akan Ia campuri karena Rizky sudah lelah bekerja. Ia membiarkan
Rizky menggunakan uangnya sendiri agar terbiasa untuk menabung. Ibu M merasa waktu belajar Rizky tidak terganggu walaupun Rizky bekerja.
Hal ini karena Rizky hanya bekerja di waktu luangnya. Setiap malam Rizky belajar dan mengerjakan tugasnya. Ibu M mengaku tidak pernah memaksakan Rizky untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan rangking di kelas. Ia hanya mengingatkan Rizky untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Menurut Ibu M, tidak ada perubahan yang terjadi pada Rizky
setelah Ia bekerja. Ibu M mengaku bahwa Rizky sering bercerita tentang pekerjaannya dan sekolahnya saat menghabiskan waktu luang bersama Ibu M dan
suaminya.
4.2.2.4 Ibu Siti Aminah