jika barang-barang tersebut dalam keadaan kotor. Meskipun demikian, Galut juga terkadang tidak membantu orang tuanya membersihkan barang-barang bekas yang
Ia dapatkan karena terlalu lelah saat bekerja. Pada saat itu Galut akan tidur lebih cepat dari biasanya.
Galut juga beretemu dengan para pemulung lain yang jauh lebih tua darinya. Galut mengaku sering mendengarkan pembicaraan para pemulung dewasa tersebut.
Menurut Galut tanpa sengaja cara bicara Galut pun mengikuti cara orang dewasa tersebut berbicara dengan orang lain.
4.2.1.8 Jesaya Situmorang
Jesaya saat ini berusia 13 tahun. Ia bekerja karena keinginannya sendiri membantu orang tuanya dalam mencukupi kebutuhan keluarganya. Orang tuanya
juga tidak melarang Jesaya bekerja di TPA Terjun. Ia tidak melanjutkan sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. Jesaya sudah bekerja di
TPA Terjun selama 1 satu tahun. Setiap hari Ia berangkat dari rumahnya di Pancur Batu dan mulai bekerja di TPA Terjun pada pukul 09.00 sampai dengan pukul
22.00. Saat istirahat Ia habiskan untuk mengobrol dengan para pemulung lain. Ia tidak pernah berinteraksi dengan penduduk sekitar TPA Terjun. Jesaya hanya
datang untuk bekerja di TPA Terjun. Barang bekas yang ia dapatkan dibawa pulang ke rumah untuk dikumpulkan dan selanjutnya orang tuanya yang menjualkan barang
tersebut ke toke botot. Setiap harinya Jesaya diberi uang jajan sebanyak Rp
Universitas Sumatera Utara
20.000,00. Ia tidak pernah berinteraksi dengan pegawai dinas kebersihan yang bekerja di TPA Terjun. Mereka juga tidak pernah melarang Jesaya bekerja di TPA
Terjun walaupun usianya belum mencapai 18 tahun. Jesaya merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara. Orang tua Jesaya juga
bekerja sebagai pemulung. Ia mengaku tidak ada perbedaan perlakuan diantara Jesaya dan saudaranya dari orang tua karena Ia bekerja. Menurut Jesaya, Ia hampir
tidak punya waktu untuk duduk bersama orang tuanya. Waktu yang dimiliki Jesaya lebih banyak dihabiskan di tempat Ia bekerja dibandingkan dengan waktu yang Ia
miliki untuk berada di rumah. Setiap hari sehabis bekerja, Jesaya akan langsung mandi dan dilanjutkan dengan makan malam dan langsung beristirahat. Ia merasa
sangat kelelahan dengan bekerja di tempat yang jauh dari rumahnya. Terlebih saat bekerja, Jesaya mengaku bekerja di bawah terik matahari. Meskipun demikian, Ia
tidak berkeinginan untuk berhenti dari bekerja di TPA Terjun. Setiap hari Jesaya bekerja bersama teman sebayanya secara santai sambil
sesekali bercanda. Hal ini dilakukannya untuk menghindari lelah yang berlebihan. Jesaya hanya memiliki seorang teman di lokasi Ia bekerja. Hal ini dikarenakan
hanya mereka berdualah anak-anak pemulung berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Pancur Batu. Selain itu Jesaya tidak mengenal anak-anak pemulung
yang berasal dari daerah sekitar TPA Terjun. Jesaya juga berinteraksi dengan para pemulung lain yang sudah dewasa.
Biasanya para pemulung dewasa tersebut yang mulai mengajak mereka bercanda.
Universitas Sumatera Utara
Jesaya mengaku sedikit banyak cara berbicaranya pun mulai terkontaminasi dari para pemulung dewasa tersebut.
4.2.1.9 Lasti Limbong