URGENSI PP PORNOGRAFI PENUTUP
2
VIII PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN
PP NO. 55 TAHUN 2007 A. Pendahuluan
Pendidikan diniyah dan pesantren adalah modelsystem pembelajaran yang tum-- buh dan berkembang berbasis nilai, karakter, dan budaya. Di antara keutamaannya
adalah transformasi ilmu pengetahuan yang bersifat substansif dan egalitarian. Sistem pendidikan di pondok pesantren terbukti telah melahirkan format keil--
muan yang multi dimensi yaitu ilmu pengetahuan agama, membangun kesadaran sosial dan karakter manusia sebagai hamba Allah. Atas dasar itu, maka dalam
pengaturan PP No. 55 Tahun 2007 hendaknya memuat penegasan yang lebih kongkrit bukan saja terhadap masa depan pondok pesantren akan tetapi imbalan
jasa yang patut diterima oleh pondok pesantren atas perannya dalam membina karakter bangsa yang merupakan sinergi antara mujaahadah, ijtihaad dan jihaad.
Kehadiran PP 552007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan diarahkan untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan agama dan keagamaan.
Regulasi ini menegaskan perlunya pendidikan yang memberikan pengetahuan dan pembentukan sikap, kepribadian, keterampilan peserta didik dalam menga--
malkan ajaran agamanya dan pentingnya pendidikan keagamaan dalam memper-- siapkan peserta didik memiliki pengetahuan agama dan menjadi ahli ilmu agama
dan mengamalkan agamanya.
Oleh karena itu regulasi ini memerlukan berupa Peraturan Menteri Agama yang dapat memperjelas maksud PP ini. Regulasi yang akan dikeluarkan akan lebih baik
apabila tetap memelihara karakter pesantren itu sendiri antara lain kemandirian pesantren sehingga regulasi yang akan dibuat tetap menjamin otonomi kelem--
bagaan, pengelolaan akademik yang terkait dengan system pembelajarannya.
Isu pokok pada PP 552007 yang harus ada adalah penegasan tentang beberapa hal sebagai berikut:
Pengertian yang disebut pendidikan keagamaan formal, disebabkan kata “formal” menimbulkan masalah karena akan berhadapan dengan realitas
pesantren yang secara historis memiliki otonomi kelembagaan, dan manaje-- men. Akan tetapi hal itu bukan berarti bahwa pondok pesantren sama sekali
terlepas dari perhatian manajemen pendidikan nasional. 1.