MATERI UU YANG MENGANDUNG PROBLEM

26 suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara, persaingan super ketat di kalangan calon, baik antarpartai maupun di internal partai, dan merebaknya politik uang. Karena itu sudah waktunya ada kemauan politik yang tegas dengan melakukan perubahan peraturan UU, untuk membatasi jumlah partai sampai pada angka yang ideal. Ada beberapa penyebab di antaranya adalah pertentangan antara amanat konstitusi yang menegaskan sistem pemerintahan presidensiil, sedangkan UU politik menghendaki sistem multi partai. Begitu juga proses revisi UU Politik yang mendekati pelaksanaan pemilu menyebabkan lembaga penyelenggara pemilu kalang kabut dan bongkar pasang aturan mainnya, sehingga rakyat pemegang vote bingung dengan teknis pemilu.

C. Usulan

1. Pelaksanaan pemillihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat perlu di-- perbaiki sistem dan aturan pelaksanaannya sehingga tidak makin mengem-- bangkan perilaku negatif dalam proses demokrasi di tengah masyarakat. Perlu dilakukan revisi terhadap UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah jo UU No.12 Tahun 2008, atau dibuat UU tersendiri tentang pemilu kepala daerah, yang memungkinkan lahirnya persaingan yang sehat dalam proses pilkada, dan mencegah terjadinya politik uang. Khusus untuk guber-- nur, mengingat posisinya yang merupakan wakil pemerintah pusat di daerah dan untuk menyederhanakan pilkada tidak perlu lagi dipilih langsung oleh rakyat, tetapi cukup dipilih oleh presiden dari nama-nama yang diajukan oleh daerah melalui mekanisme pemilihan election di DPRD. 2. Pemilihan wakil kepala daerah baik wagub, wabub atau wawali dipisahkan tidak dalam satu paket dengan pemilihan kepala daerah. Calon wakil kepala daerah dipilih oleh DPRD dari 2 calon yang diajukan oleh kepala daerah terpilih. 3. Penghentian moratotium pemekaran wilayah, karena apa yang terjadi se-- lama ini justru tidak sejalan dengan tujuan demokratisasi karena yang diper-- taruhkan adalah terjadinya perebutan jabatan dan perselisihan antara daerah induk dengan daerah yang dimekarkan akibat perebutan batas wilayah, aset daerah dan lain sebagainya. 4. Sejak awal dimulai pemerintahan yang baru setiap partai politik telah mem-- persiapkan kadernya yang akan duduk dalam DPR maupun di lembaga ekse-- 20 kutif agar sejak awal telah memiliki idealisme untuk memperjuangkan ke-- pentingan pembangunan baik yang bersikap nasional maupun daerah guna menghindari munculnya kader karbitan yang muncul secara tiba-tiba akibat dukungan kekuatan relasi dan inansial. 5. Untuk menyederhanakan proses demokrasi dan menghindarkan berulangka-- linya penyelenggaraan pemilu, perlu direncanakan penyelenggaraan pemilu dengan memisahkan pelaksanaan pemilu nasional dan pemilu lokal. Den-- gan demikian hanya akan ada dua kali pemilu, yaitu pemilu nasional untuk memilih presiden, anggota DPR dan DPD, dan pemilu lokal untuk memilih bupatiwalikota dan anggota DPRD. 6. Paket UU bidang politik juga perlu direvisi untuk mewujudkan sistem pemilu yang lebih demokratis, efektif dan lebih mudah. Pembatasan jumlah partai perlu dilakukan dengan memperketat persyaratan untuk bisa ikut pemilu yang bertujuan untuk menghindari kebingungan rakyat pemilih dan eisiensi anggaran. 21 VII PERLU SEGERANYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PORNOGRAFI A. Pendahuluan Rancangan Undang-undang Pornograi dan Pornoaksi telah disahkan DPR menjadi Undang-undang Pornograi pada tanggal 30 Oktober 2008. Dengan demikian Indonesia telah memiliki aturan formal mengenai pornogari dan por-- noaksi. Diharapkan Undang-undang ini akan dapat menyelamatkan bangsa dari kerusakan moral akibat pornograi dan pornoaksi yang sekarang ini semakin ter-- buka dan mudah diakses. Namun demikian, keberadaan Undang-undang ini belum memberikan dampak positif terhadap maraknya pornograi dan pornoaksi di tengah-tengah masyarakat kita, sebab untuk efektifnya pelaksanaan sebuah undang-undang diperlukan per-- aturan pemerintah. Sementara sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah akan mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang pornograi dan pornoaksi.

B. URGENSI PP PORNOGRAFI

PP tentang pornograi sangat dibutuhkan di samping sebagai penjabaran yang lebih operasional terhadap isi UU Pornograi, juga untuk memperjelas deinisi dan batasan pornograi sebagaimana yang terkandung dalam UU Pornograi. Sebagaimana diketahui keberatan beberapa pihak terhadap UU ini di antaranya adalah deinisi pornograi yang melahirkan berbagai pemahaman. Di satu sisi UU ini menjamin kelestarian budaya bangsa, tetapi jika dilihat dari pasal-pasalnya memungkinkan tradisi atau budaya lokal masuk dalam kategori pornograi. Bah-- kan ada tuduhan dari beberapa pihak bahwa UU Pornograi bertentangan dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terkait karena adanya pembatasan terhadap kebebasan berekspresi. Atas dasar itu, maka PP tentang Pronograi di-- harapkan mengakhiri seluruh persengketaan yuridis formal dari undang undang tersebut. Karena itu, diterbitkannya peraturan pemerintah diharapkan dapat menjembatani perlindungan terhadap moral bangsa dan tradisi budaya Indonesia yang berlandaskan bhinneka tunggal ika.

C. USULAN

1. Segera diterbitkan PP-nya agar UU Pornograi bisa berjalan efektif dan manfaatnya dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia.